02.Pengganggu

6 4 1
                                    

"Minggir woyy, minggir! Gue mau tidur. Hussss.." usirku pada temanku yang berada di ambang pintu. Terlihat wajah kesal mereka saat ku usir dengan paksa. Kasar memang, tapi aku bener bener ngantuk karena semalaman begadang akibat taruhan main game Pri Payer sama bocil tetangga sebelah. Untung aku menang. Huh!

'Maap keun aku gaes. Temanmu ini bener bener ngantuk!' Kataku yang cuma berada di dalam hati tercinta ini.

Aku terus melangkah menuju mejaku yang terletak di daerah paling belakang tentunya. Untuk kesekian kalinya, tolong kalian maklum, aku ini bener-bener malas untuk bertemu materi materi membosankan itu gaes. Hiks..

Bluk!

Yak, sekarang pantatku sudah mendarat sempurna di bangku sekolah termegah, termewah, termahal, dan tersegala-galanya ini. Oke, ini berlebihan.

"Hoaammmm.."

Baru saja aku melipatkan tangan dan menidurkan kepalaku, dan sedetik lagi masuk ke alam mimpi. Tiba-tiba ada yang bernyanyi di sampingku. Oh, lebih tepatnya teriakan bernada.

"KASIH SAYANGNYA BUNDA! TIDAK ADA BATASNYA!"

Menyebalkan!

"SIANG MAL---"

"Diam, Anjing!"

Sungguh aku penat gaes. Tolong lah wahai teman, aku cuman mau tidur kok, bukan mati. Jadi jangan buat denyutan jantungku berdebar kencang ya? Tolongg...

"SIANG MALAM DIJAGANYA..  DIPANGK---"

Sudah sudah. Aku sudah tak tahan lagi. Dan...

Plak!

"Pas di kepala otakmu kan Di, kan?" Senyuman lebar yang amat sangat manis itu terpaksa aku keluarkan.

"MANTEP KALI LAH KU RASA KAU NAMPAR PIPIKU INI YA KAN, YU?" Logat ala Medannya si Aldi.

Astagaaaa. Siapa yang dijahili siapa yang merasa kesal.

"Mantep-mantep! Itu adalah suatu percobaan yang mantap," jawabku jelas seraya mengacungkan ibu jari yang lentikku ini.

"Niat kali rasa rasaku kau namparnya, iya, betoll"

"Gak sorr maennn!" Lanjutnya

"Gak! Gak tertarik. Makasih." Malas meladeni sepupu sendiri ckck.

"Gaya aja sok sok-an preman.."

"Dii..."

"Tapi ga berani ngelawan gue," sambungannya kembali memanasi.

"Di!"

"Wajar, sih. Kan dia PEREMPUAN".

Sumpah, ini sih ganggu banget. Malah nih mata berat lagi.

"Aldi adik sepupuku tercinta, tersayang, termanja, yang ganteng, yang pinter, yang rajin sholat dan jago menabung iniiiii. Tolong lah ya Cok ya, Inangmu ini mau tidur. Mau apa tadi? mau TI-DURR. Paham lah kan Cok?" rayuku sebisa mungkin dengan kantung mata yang sudah menghitam plus sedikit membengkak.

"Enggak!" Senyumnya yang manis dan menawan itu terukir di bibirnya.

Manis iya manis, sangkin manisnya pengen ku tabok betoll. Percayalah samaku kawan, aku sebenarnya orang baik, gak mau nyakitin adik sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Shot! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang