01.Usaha

11 4 1
                                    

"Bagi duit!" Pintaku kepada lelaki se-umuranku biasa ku panggil si cupu.

"Tapi uangku tinggal goceng Ay, nanti aku pulang naik apa?" Si cupu atau yang bernama asli Ananda Sukma itu menyembunyikan uangnya yang ku duga berada di dalam tali pinggangnya.

"Lo ngelawan sama gue? Lo ngajak war nih ceritanya? Atau mau gue paksa ambil?" Ancamku padanya yg hanya tertunduk sambil menggeleng Pelan.

"Sini gak duit lo?!" Saat ingin ku raba, ia mengelak ke belakang agar tak digeledah.

"Sini anjing!!" Ku tarik tali pinggangnya dengan paksa sehingga membuat dirinya maju ke depan dan tidak bisa berkutik apa pun.

Aku memang sering merampas, terutama pada anak cupu dan adik kelas. Sebenarnya aku gak ingin merampasnya, tapi apa lah daya dengan diri yang bukan orang kaya ini.

"Ayu, sini kembaliin duitnya! Nanti aku pulang naik apa?" Tanyanya dengan mata memelas.

"I DON'T CARE! Ngemis aja lo sana di pasar biar dapet ongkos Pulang. Mangkanya jangan cupu!" Ucapku lalu berlenggang pergi meninggalkan Nanda yang merupakan teman satu kelasku.

***

Aku berjalan angkuh melewati koridor sekolah dengan baju dikeluarkan, rambutnya yang dikuncir satu berantakan, dan tak lupa mengunyah permen yang tentu saja ku beli dengan uang rampasan. Sedangkan tangan kiriku memegang handphone pemberian Emak.

"Kak Ayuuu"

"Hei, Ayu!"

"Coyy"

Sepanjang jalan sapaan tak henti hentinya menyahuti aku. Aku yang disapa hanya mengangkat tangan sebagai balasan sapaan mereka. Maklum, sedang bad mood. Aku memang seorang perempuan, namun aku termasuk anak yang bandal di sekolah. Satu sekolah bisa dipastikan kenal aku. Mereka menganggapku Geng Star di sini, mungkin. Aku berani menantang semua orang di dunia ini, kecuali Emak, Abah, Rizky, dan Gilang, karena mereka lah orang yang selalu menerimaku apa adanya, selebihnya fuck friend!

"Copas orang terossss, sampe masuk ruang BK lagi!" sindir Rizky---pacarku---sambil merangkul pundak kiriku. Aku yang disindir hanya memukul perutnya pelan menggunakan siku andalanku.

"Yeee... Biarin blweee. Ini namanya usaha Yangg. Kan lumayan bisa buat modal ngelamar kamu," ucapku asal sambil menaik turunkan kedua alisku.

"Lah, lo kan perempuan begoooo!! Seharusnya gue lah yang ngelamar elo!" sergahnya membenarkan.

"Jangan teriak-teriak sayang, nanti baby yang ada di perut aku kaget." Candaku yang diiringin cengingisan.

"Baby your had!" balasnya pakai bahasa inggris.

"Baby your had?? Baby your had artinya apa emang?" Tanyaku yang memang tidak pandai berbahasa Inggris.

"Baby your had itu artinya bayi itu anakku sayang" Jawab Rizky sambil tersenyum lebar. Ah, ralat! Dia nyengir. Aku yang memang gak tau apa artinya hanya mangut mangut percaya saja. Toh itu hanya lolucon.

"E-tapi serius nih. Ntar kamu masuk ruang BK lagi loh kalo sampe ketahuan copas." Ucapnya yang memang dengan tatapan serius.

"Apaan sih Yang? Udah deh! Lagian gak ada yang berani aduin aku," Selaku membela diri.

"Terserah kamu aja dah! Payah soalnya ngomong sama orang yang berkepala batu!" Sindir Risky yang kali ini ku tatap dengan tatapan tajam.

"Yeee... Marah lagi dianya. Malah matanya melotot lagi. Iihhh, seremmmm. Mirip mbak kunti hihihi."

"Bodo amat lah setan!" umpatku lalu melenggang pergi meninggalkan Rizky.

"Mau ke mana Yang??"

"Ke neraka! Kenapa? Mau ikut?!"

"Enggak deh! Aku kan ditakdirkan jadi penghuni surga. Masak iya ke neraka?"

"Kang sabu aja lo bangga setannn!"

"Diam aja lah bangke!"

"Bodoooooo"

Sekarang sudah tak terdengar lagi suara Rizky. Mungkin dia capek berteriak karena aku udah berjarak yang jauh darinya. ntah lah. Aku cuma mau masuk kelas untuk tidur. Ingat, tidur ya guys! Bukan duduk apa lagi belajar.

Love Shot! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang