[04] Pengakuan Tak Terduga

998 132 26
                                    

.

Menggulir layar ponselnya cukup lama, sedari tadi Yena tak henti tersenyum menonton potongan video pendek yang cukup banyak ia temukan di youtube. Senyum lebar di bibirnya terus mengembang sampai tak menyadari giginya hampir mengering disana.

Yah, jika kau melihatnya, mungkin kau akan mengira ia sedang jatuh cinta.

Tapi msalahnya, Yena memang sedang jatuh cinta.

"Ah, manisnya.. sejak kapan Chaewonie jadi semanis ini?" Bisik Yena mengulang video pendek yang tadi ia putar.

"Ya, aku memang semanis itu."

"Ah, kamjagiya!!"

Yena yang terlalu terkejut tak sengaja menjatuhkan ponselnya. Untung saja benda persegi itu tak jatuh tepat menimpa lantai sehingga aman dari kemungkinan mengalami kerusakan.

"Yaah, Chaewonie kenapa mengagetkanku segala sih?!" Gerutu Yena cemberut, ditatapnya adik perempuannya yang terkikik dibelakangnya itu dengan tajam.

"Ahaha, mian mian. Ponselmu tak apa-apa kan?" Chaewon yang tak henti cekikikan membantu Yena mengambil ponselnya. Lantas gadis itu ikut mendudukkan diri diatas sofa.

"Huh, untung saja tak lecet!"



"Tapi unnie.."

"Wae?!"

"Kenapa kau menonton video ku?"

"Memangnya tak boleh?"



"Bukan, maksudku.. umm itu seperti.. ah, sudahlah lupakan saja."

"Pffft, kau kenapa Chaewonie?"

"Tak apa kubilang lupakan saja, unnie."

"Apa kau mengira jika aku mulai menyukaimu?" Tanya Yena tersenyum menggoda.

"Huh, t-tidak. Kau pede sekali, unnie."



"Tapi bagaimana jika itu benar?"

"Huh?"

"Bagaimana jika seandainya benar aku mulai menyukaimu?"

"Y-Yena unnie kau bicara apa sih?"

"Hehe, lupakan. Aku cuma bercanda." Kekeh Yena yang tak berapa lama kemudian mulai tersenyum getir.

"Ah.." Chaewon menghela nafas kecewa. Ia tahu Yena akan mengatakan hal itu. Teman sekamarnya itu memang tak pernah serius dengan ucapannya.














Drrt.. Drrt

Bunyi getaran ponsel milik Chaewon itu sedikit menyadarkan lamunan keduanya. Dengan sedikit enggan, Chaewon meraih ponselnya yang ia letakkan dibelakang kantong celananya itu, lantas gadis itu mengangkat panggilan yang masuk disana.




"Halo?"

"Unnie?"

"Ya?"

"Kau bisa menjemputku?"

"Menjemputmu?"

"Aku di minimarket dekat dorm. Hujan disini terlalu deras, aku tak membawa payung."

"Oke, oke tunggu aku disitu." Kata Chaewon sebelum akhirnya ia mematikan telponnya.





"Dari siapa?" Yena bertanya penasaran.

"Minju."

"Oh.."





"Aku pergi dulu, unnie. Ah ya, dimana payung?" Tanya Chaewon yang tampak mulai sibuk mencari-cari benda itu disekitar.

"Eunbi unnie menaruhnya di dekat rak sepatu."

Roommate | Ssamyen (GxG) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang