13. Kejutan Tak Terduga

900 156 9
                                    

Taeyong kembali masuk ke dalam sekretariat. Manusia-manusia proker kurang kerjaan berjejer rapi di sana. Ada yang rebahan, nugas, main game, tidur. Paket komplit pokoknya.

"Meyla keluar belom?" tanya Taeyong pada Winwin

"Lah emang Meyla ke sini?"

Mendengar jawaban Winwin, Taeyong melangkahkan kakinya ke pojok sekretariat. Takut-takut Meyla menghilang bak jin dia siang hari.

"Udah ya, sayangnya Jeno jangan nangis lagi"

Taeyong menghentikan langkahnya, di depan sana terlihat Jeno sedang memeluk Meyla. Cukup lama dia berdiri di sana, mematung tanpa diketahui dua manusia proker di dalam sana. Hingga dia memutuskan untuk kembali ke tempat bersama yang lainnya.

"Mau ke mana?" tanya Taeyong ketika melihat Jaehyun berjalan menuju pojok sekretariat.

"Tidur, cari ketenangan" jawab Jaehyun kembali melangkahkan kaki.

"Tidur di depan aja, jangan ada yang ke sana dulu." lanjut Taeyong yang membuat Jaehyun bingung

"Kenapa?"

"Ada tikusnya, dah balik sana"

Setelah kepergian Jaehyun, Taeyong mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Taeyong
Kalo udah langsung keluar
Ga baik berduaan mulu

¤

¤¤¤¤

Doyoung sedang menunggu balasan pesan yang sedari tadi hanya di read oleh si penerima pesan. Matanya sesekali menatap jam di ponselnya.

"Doyoung" panggil Jisoo.

"Yuk, langsung aja." ajak Doyoung ketika Jisoo sudah sampai di depannya.

"Ga mau makan dulu?" tanya Jisoo.

"Nanti aja habis dari toko buku, ya?" tawar Doyoung.

"Oke siap"

Doyoung melangkahkan kakinya menuju bagian novel dan teman-temannya. Matanya tidak sengaja menemukan buku yang dia belikan untuk Meyla sewaktu di Jogja.

"Tidak Pernah Ada Kita by Dwitasari Dwita." kata Doyoung pada dirinya sendiri.

Jisoo berjalan menuju kasir dan melihat Doyoung sudah berdiri di sana. Tangannya menggenggam buku-buku untuk keperluan penelitiannya yang berakhir dua bulan lagi.

"Semua buku udah ada?" tanya Doyoung pada Jisoo.

"Ada beberapa buku yang kosong sih, nanti mampir ke satunya aja." jawab Jisoo.

"Ini punya siapa?" tanya Jisoo ketika melihat buku yang dipegang Doyoung.

"Punyaku, pengen baca ini aja." jawab Doyoung.

"Tumben, kok tau buku kaya gitu?"

"Di Jogja kemarin Meyla beli ini, aku penasaran makanya ikut beli." jawab Doyoung lagi.

Jisoo terdiam sejenak. Setelah itu dia tersenyum pada Doyoung. Bagi Doyoung yang tidak peka, senyum Jisoo terlihat biasa saja. Tapi, bagi yang peka senyum Jisoo mengisyaratkan kesedihan.

"Mau makan di mana?" tanya Doyoung saat mereka keluar dari toko.

"Cafe biasa aja." jawab Jisoo.

Doyoung mengangguk dan menjalankan mobilnya menuju cafe yang sering mereka kunjungi, ya karena tiap rapat himpunan mereka ke situ terus.

"Aku pesen kayak biasanya, ya. Tau ga?" tanya Jisoo.

"InsyaAllah,"

Mereka memilih duduk di lantai paling atas, sekalian refreshing katanya.

ABYAKTA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang