"Setidaknya kita masih berdua. Kita saling jaga punggung," tutur seorang anggota Kopassus.
"Hey, dengar tidak?" Pria itu menoleh ke belakang. Tak ada siapa pun di sana. Kini ia benar-benar menghentikan langkahnya sambil gemetar.
"Jangan bercanda, Kopral!" teriaknya berharap Kopral hanya bersembunyi untuk menakut-nakutinya.
Pria itu memutar tubuhnya sambil mengangkat senapan yang ia bawa. Ia mengarahkan senapan itu ke sembarang arah dengan napas tergopoh-gopoh. Matanya dengan cepat melirik ke segala arah.
"Sialan! Sebenarnya tempat apa ini?!"
"Ssssttt ...." Dari dalam gelapnya hutan, terdengar suara seseorang yang mengisyaratkan pria itu untuk tidak berisik.
Orang itu melempar sesuatu ke arah pria Kopassus yang sedang bersiaga. Benda yang dilempar itu kini berada tepat di depan kaki pria yang memegang senapan. Matanya melirik ke arah benda tersebut. Tanpa pikir panjang, ia berteriak dan menembaki siluet orang di kegelapan.
"Sial! Sial! Sial! Mati! Mati! Mati!" teriak pria itu sambil menembak membabi buta setelah melihat kepala Kopral yang tepat berada di depan kakinya. Hingga seluruh amunisinya habis, pria itu benar-benar terlihat panik dan berharap orang di balik kegelapan itu sudah tewas.
Selama beberapa menit, tak ada pergerakan yang berarti. Sepertinya orang itu sudah tewas akibat peluru liar yang ditembakan secara brutal barusan. Pria itu menghela napas.
"Ssssst jangan berisik ...," gumam kepala Kopral lirih sambil melirik ke arah pria Kopassus. Sontak pria itu menendang kepala yang barusan sempat berbicara sambil melirik ke arahnya.
"Aku sudah gila! Kepala, itu kepala buntung! Mana mungkin bisa bicara dan melirik!"
"Kau tidak gila," tutur seseorang dari arah belakang. Ia mencengkeram bahu pria Kopassus. Sontak membuat pria itu menoleh."
"KAU HANYA TIDAK BERUNTUNG!"
* * *
Sudah tepat seminggu setelah regu yang ditugaskan untuk meringkus kelompok gelap bernama Hamsa itu menghilang di dalam hutan yang terletak di Kalimantan Barat. Hutan kematian adalah julukan yang diberikan, mengingat hutan itu merupakan markas dari organisasi gelap tersebut. Seluruh regu yang masuk ke dalam hutan tak pernah kembali. Sehingga militer dan kepolisian kekurangan informasi.
Memang sangat sulit untuk menakhlukkan medan di hutan ini, mengingat jalur yang terjal dan juga memiliki sungai berarus deras. Tentu saja kelompok Hamsa sangat diunggulkan di sini, mengingat mereka adalah tuan rumahnya.
Namun, beberapa pendapat mengatakan, bahwa Hamsa sudah lama mati. Mereka juga menjadi salah satu korban keganasan hutan ini. Memang belum terbukti, tetapi kelompok itu tak pernah terlihat semenjak memasuki hutan kematian.
Masih menjadi misteri, mengingat kurangnya informasi yang tersedia. Beberapa orang juga berpendapat, bahwa hutan ini dilindungi oleh kekuatan ghaib yang sangat besar. Ada kerajaan tak kasat mata yang merajai kawasan tersebut.
Bicara soal hal ghaib dan ilmu hitam. Kerajaan Arab Saudi mengucurkan dana sebanyak dua juta Real untuk Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan untuk membentuk pasukan khusus, guna memerangi para pelaku ilmu sihir. Satuan tugas ini dipimpin oleh Syekh Adel al Muqbil. Pasukan khusus itu telah diberi perintah untuk segera menangkap orang yang terbukti melakukan praktek sihir kemudian menyerahkan mereka kepada otoritas khusus untuk diadili.
Dan sekarang di Indonesia juga, secara rahasia udah dibentuk satuan khusus untuk meringkus para penyihir atau dukun yang melakukan praktek seperti santet dan pesugihan. Ya, bagaimanapun yang namanya bersekutu dengan iblis itu pasti akan merugikan orang lain. Sejatinya, iblis selalu penuh dengan tipu muslihat.
* * *
Bandar Udara Internasional Supadio Pontianak, 2014
"Selamat datang di Kalimantan, Inspektur Dendi!" tutur seorang perwira pada Inspektur dendi dan regunya yang baru saja tiba di bandara.
"Selamat pagi, Sersan Sasongko," balas Inspektur Dendi. "Bisa kita langsung ke TKP?"
Sersan melirik ke arah lima orang pemuda yang berdiri di belakang Inspektur.
"Maaf--Inspektur," panggil Sersan kembali. "Anak-anak ini ...."
Belum selesai Sersan menyelesaikan kalimatnya. "Oh, anak-anak ini adalah regu saya. Perkenalkan--Unit Dharma."
"U-unit Dharma?! Pasukan khusus yang terbentuk untuk meringkus para dukun dan pengguna ilmu hitam?"
"Mereka memang masih terlalu muda, tapi percayalah--panggung ini pantas untuk mereka, Sersan." Inspektur Dendi sambil melempar senyum pada Sersan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dharma : Ekspedisi Hutan Kematian
Mystery / ThrillerSatu regu milik Kopassus menghilang tanpa jejak di dalam lebatnya hutan yang terletak di Kalimantan Barat. Dan seluruh unit yang berusaha mencari mereka selalu berakhir dengan hal serupa. Karena dipercaya ini merupakan perbuatan dari kekuatan ghaib...