XII. Be Hostage

16.6K 3K 142
                                    

Afsheen cemberut, tidak pernah dia membayangkan akan menjadi sanderaan seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Afsheen cemberut, tidak pernah dia membayangkan akan menjadi sanderaan seperti ini. Bukankah calon ratu itu yang akan disandera? Lalu Keigher akan datang bertarung mati-matian demi menyelamatkannya. Kemudian benih-benih cinta mereka mulai tumbuh di sini.

“Apa yang terjadi? Kenapa kalian menangkap dua orang?”

Mendengar suara itu Afsheen mendongak. Dia melihat dua pria berjirah datang dengan muka garang.

Sebentar.... tadi dia bilang dua? Apa mungkin bukan hanya dia yang ditangkap?

“Jenderal, Anda meminta kami menangkap wanita bernama Estella. Jadi kami menangkapnya. Hanya saja kami tidak yakin yang mana yang benar karena mereka berdua sama-sama terlihat seperti bangsawan.”

Mata Afsheen membulat. Dia baru menyadari hal ini. Mereka menangkapnya karena nama palsunya adalah Estella.

Gadis itu tidak bisa mengeluh dalam hati. Seharusnya mereka lebih cermat merencanakan penculikan ini. Jangan asal mencomot saja.

Yang mereka targetkan harusnya Estella Helene Sheppard, bukan Estella abal-abalan kayak dirinya!

Mata mereka buta? Jelas-jelas Estella yang asli sangat cantik, berambut pirang, ekspresi lembut, dan jika seseorang memandangnya dalam sekali pandang akan langsung jatuh cinta. Juga auranya pasti benar-benar layak untuk menjadi ratu bagi suatu negara.

Bisa-bisanya prajurit itu menyamakan wanita berkasta tinggi dengan dirinya yang kentang ini?

Ugh, Afsheen tidak like!

“Mehran, bagaimana?”

Pria yang berdiri bersama Jendral tersebut mengangguk. “Lady Estella sudah ditangkap. Sedangkan Estella lainnya saya tidak mengetahui statusnya.”

“Tapi Estella lain itu dijaga oleh prajurit kerajaan.” Sergah prajurit yang berdiri di depan mereka.

Afsheen yang sedaritadi menyimak langsung berpura-pura tidur tatkala melihat mereka meliriknya.

“Jika demikian dia akan berguna. Kau jaga baik-baik mereka. Kami akan berada digaris depan.”

Setelah itu terdengar derap langkah menjauh.

Afsheen membuka matanya sedikit. Melihat bahwa dia tidak lagi diamati, akhirnya dia bernapas lega. Gadis itu kemudian mengedarkan pandangan sembari mencari Estella.

Lalu matanya bertemu dengan iris mata hijau yang juga menatapnya. Afsheen terbelalak, namun Estella segera menggeleng pelan, menghentikan niatnya untuk memekik.

“Apakah kau baik-baik saja?” kata Afsheen tanpa suara.

Estella mengangguk, membenarkan dalam diam. Dia melirik sekitar, lalu berbicara pada Afsheen tanpa suara juga. “Kau tetap di sana, aku akan mendekat.”

Afsheen mengangguk-ngangguk dengan mata berbinar. Lalu dia memerhatikan Estella yang sedikit demi sedikit bergeser hingga duduk di sampingnya.

“Bagaimana kau bisa di sini?” tanya Afsheen penasaran. Meski dia tahu Estella diculik dalam kejadian ini, dia tidak tahu bagaimana prosesnya.

King of the CrueltyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang