Memang dunia itu sangat kejam, hanya manusia kuat yang mampu bertahan di dunia yang kejam itu. Banyak cara yang telah dilakukan manusia untuk tetap bertahan dengan segala keadaan yang membuat beberapa diantara mereka untuk menyerah. Diibaratkan dengan game, yang bertahan di dunia inilah yang menang.
Begitulah Katya memandang dunia ini. Menjadi kenyataan pahit, bahwa sejak kecil Katya harus bertahan hidup seorang diri tanpa asuhan dan didikan dari kedua orang tuanya yang ia pun tidak tau dimana orang tuanya berada. Kecuali satu fakta yang ia tahu bahwa Ibundanya telah di surga pasca melahirkannya.
Sambil memandangi batu nisan di depannya, Katya hanya bisa tersenyum dan berbisik di dalam hatinya bahwa ia sangat merindukan Ibundanya.
Jika ia bisa pergi ke masa lalu, ia ingin pergi ke masa itu untuk melihat bagaimana wajah cantik Ibundanya. Kalau pun ia bisa memeluknya, pasti ia sudah memeluknya dengan erat.
Selagi menatap batu nisan, tak sadar air mata ikut menetes dan membasahi batu nisan. Katya merasa sangat ingin memeluk Ibundanya, ia ingin sekali menumpahkan semua masalah yang sewajarnya itu tidak dirasakan olehnya.
Dengan terus menangis, Katya membuka mulutnya dan berbicara kepada batu nisan Ibundanya,
"Bunda, aku tau Bunda sayang Katya. Aku mau bilang makasih Bunda, karena Bunda adalah satu-satunya orang yang sayang sama Katya di dunia yang semesta pun sepertinya tidak sayang sama Katya."
Setelah mengatakan itu, Katya pun tersenyum kembali, kemudian mencium lembut batu nisan itu, dan langsung beranjak pergi meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Not Worthy To Be Loved?
Roman d'amourTidak bisakah aku merasakan dicintai sedikit pun? Atau, apakah memang sudah begini nasibku untuk mencintai orang-orang yang tidak mencintaiku?