Chapter 3

33 6 3
                                    

Kris pov

Wow ini kebetulan yang sangat luar biasa. Bagaimana bisa kami satu kelas dengan anak misterius yang membantu kami tadi, kebetulan yang sangat luar biasa. Hmm dia tidak terlihat seperti mengenal atau berbahaya, ya semoga saja itu benar dan kuharap aku dan George bisa dekat dengannya.

Author pov

Pelajaran pertama telah usai yang ditandai dengan berbunyinya bel tanda istirahat, para siswa-siswi Exordium High School berhambur keluar dari kelas masing-masing menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang telah kosong. Berbeda dari kebanyakan siswa, Kris dan Georgina memilih untuk tidak menuju kantin guna mengisi perut mereka, lalu kemanakah mereka pergi? Ya rooftop, bagi mereka rooftop merupakan salah satu tempat yang paling tenang. Tidak akan ada yang akan mengusik mereka jika mereka di sana. Baru saja mereka membayangkan ketenangan yang akan mereka dapat tiba-tiba datang segerombol siswi ke bangku mereka lebih tepatnya ke bangku Kris.

"Kris, mau pergi ke kantin? Ayo pergi bersama,"ucap salah satu siswi.

"Ah, maaf tapi aku ada urusan dengan adikku. Mungkin lain kali saja,"ucap Kris dengan tegas menolak ajakan siswi itu namun beberapa siswi keras kepala.

"Ayolah Kris kita pergi makan bersama. Ajak Georgina juga biar kita makan bersama, okay?" bujuk siswa lain namun tetap mendapat penolakan dari Kris.

"Maaf, tapi kami benar-benar ada urusan yang tidak bisa ditunda. Mungkin lain kali kami akan ikut,"ucap Kris tetap menolak. Dengan penolakan Kris yang lembut namun tegas banyak di antara para siswi itu memilih untuk menyerah, namun ada juga yang tidak.

"Ayolah Kris kita makan bersama ya agar kalian bisa lebih mudah berbaur dengan anak-anak lain," bujuk salah satu siswi di sana yang bernama Marry. Mendengar 'ajakan' Marry yang terkesan memaksa membuat Georgina mau tak mau merasa jengah dan kesal juga kepada Kris yang tak bisa terlalu keras karena berhadapan dengan seorang perempuan.

"Hey kau gadis rambut ungu, tak bisakah kau diam? Kau tuli ya, daritadi Kris sudah bilang tidak mau ya tidak mau, kenapa kau harus memaksanya sampai menyeretku? Aku tahu kalian hanya ingin bersama Kris dan mengajakku agar Kris mau ikut, trik murahan," ucap Georgina sarkas karena kesal dengan tingkah para siswi itu. Mendengar ucapan Georgina gadis-gadis di sana nampak terkejut karena dari tadi Georgina hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun namun barusan gadis berambut biru itu berkata sarkas bahkan mengatakan hal itu kepada Marry, pemimpin siswi-siswi itu.

"Sial, Georgina dalam bahaya," batin gadis-gadis di sana. Mendengar ucapan Georgina seketika Marry naik pitam dan mendekati Georgina "Hey, anak baru tidak sopan sekali kau padaku, kau tidak tau aku siapa? Aku adalah ketua geng Hikaru, geng yang paling berkuasa di Exordium High School, aku bisa membuatmu dikeluarkan dengan mudah dari sini karena pamanku adalah salah satu pejabat di yayasan,"ucap Marry dengan sombongnya.

"Lalu? Aku harus takut dan bersujud sambil memohon, begitu?"ucap Georgina menantang.

"Ha, lakukanlah,"ucap Marry dengan sombongnya saat melihat Georgina berjalan mendekatinya.

"Sayangnya aku tak sebodoh itu. Aku tunggu kejutanmu, nona," ucap Georgina dingin dan pergi bersama Kris yang entah sejak kapan telah berdiri di samping adiknya.

Tanpa disadari oleh Marry adegan tadi sudah disaksikan oleh hampir seluruh siswa di koridor dan seketika hal itu menjadi hot topic bagi siswa-siswi Exordium High School. Setelah kejadian dikelas tadi baik Kris maupun Georgina berdiam diri sejenak di rooftop dan mereka pun larut dalam pikiran mereka masing-masing.

"Makanlah, aku membuatnya tadi karena takutnya kita tak bisa menemukan kantin," ucap Georgina menyerahkan kotak makan yang berisi sandwich kepada Kris yang sedang melamun.

"Wow, kapan kau membawanya tanpa sepengetahuan penyihir ungu tadi?" tanya Kris yang kagum kepada adiknya yang bisa menyembunyikan kotak makan tadi tanpa ia ataupun Marry sadari.

"Trick," sahut Georgina dan setelah itu mereka makan dengan tenang.

"Hmmm," jawab Kris dan mereka pun mulai menikmati sandwich mereka dengan tenang.

Keheningan diantara mereka seketika terpecah saat sayup-sayup mereka mendengar suara nyanyian yang sangat merdu dan menenangkan, karena penasaran mereka pun mencari tahu darimana asal suara itu dan mereka pun berhasil menemukan sumber suara yang ternyata berada beberapa meter dari tempat mereka menyantap makanan.

Gwaenchanhdaneun mal, malppunin wirojiman

Tak apa-apa meskipun hanya kata-kata seperti itu

Nugungaui hansum geu mugeoun sumeul

Ketika seseorang menghela nafas dengan berat

Naega eotteoke hearil suga isseulkkayo

Bagaimana aku bisa mengerti maksudnya?

Dangsinui hansum geu gipil ihaehal sun eopgetjiman

Helaan nafasmu walau aku tak dapat memahaminya

Gwaenchanhayo naega anajulgeyo

Tak masalah, aku akan memelukmu

(Lee Hi-Breathe)

Dengan penuh rasa penasaran Alexander bersaudara itu memberanikan diri untuk mengintip siapa yang bernyanyi seolah penuh dengan kesedihan dan kebingungan tadi dan betapa terkejutnya mereka ketika mengetahui yang menyanyi adalah Bryan, siswa yang tadi membantu mereka menuju ruang kepala sekolah dan juga teman sekelas mereka. Dengan perasaan yang masih dipenuhi rasa terkejut Georgina akhirnya memberanikan diri untuk menyapa Bryan.

"Hi, Bryan!" sapa Georgina dengan sedikit kaku karena ia memang tipe orang yang bahkan hampir tidak pernah menyapa duluan.

"Oh, hi Georgina! Bagaimana bisa kau ada disini?" tanya Bryan yang penasaran dengan Georgina karena memang hampir tak ada orang yang pernah datang ke rooftop selain dirinya.

"Oh ya, dibawah sangat berisik dan sepertinya disini tenang jadi aku dan Kris memilih kesini,"jawab Georgina apa adanya.

"Kris ikut kemari juga, wahh sepertinya kalian memang tak bisa dipisahkan hahaha," ucap Bryan saat tahu jika kedua anak baru disekolahnya ini memang tak dapat dipisahkan. Mendengar percakapan adiknya dengan Bryan Kris pun memutuskan untuk bergabung dengan mereka.

"Oh iya, sepertinya Kris sudah menjadi incaran Marry yang baru ya dan Georgina berhati-hatilah dengan Marry dia sangat berbahaya dia bisa saja menyingkirkanmu karena sudah tergila-gila dengan Kris terlebih lagi kalian adalah anak beasiswa, jika beasiswa kalian sampai dicabut pastinya kalian akan kesulitan untuk bersekolah disini lagi," ucap Bryan memperingatkan.

"Apa maksudmu dengan 'incaran yang baru'? Apa sebelumnya ini sudah sering terjadi?" tanya Kris kepada Bryan.

"Sudah sangat sering dan bahkan incaran-incarannya memilih pergi saja dari sini dan tak hanya incaran saja, siapapun perempuan yang mendekati si incaran pasti akan dibully habis-habisan oleh geng Hikaru. Mengerikan, membayangkannya saja sudah membuatku merinding," jelas Bryan kepada mereka.

"Georgina, kau harus berhati-hati dengannya," ucap Bryan memperingatkan.

"Baiklah, terima kasih untuk informasi yang telah kau berikan. By the way jangan terlalu kaku dengan memanggilku Georgina, cukup panggil aku George," ucap Georgina lagi sambil tersenyum. Setelah percakapan tadi Kris baru ingat alasan mereka sampai bertemu dengan Bryan dan akhirnya Kris pun mengungkapkan apa yang ada di pikirannya,

"By the way suaramu sangat lembut, Bryan,"ucap Kris memuji Bryan.

"Oh, kalian mendengarnya? Terima kasih untuk pujiannya, baru kali ini ada yang memuji nyanyianku hehe," ucap Bryan berterima kasih sambil tersenyum, dan senyuman itu membuat dua bersaudara itu terkejut dan terpesona disaat yang bersamaan.

TBC

Note: aku buat cerita ini bukan untuk menjelaskan atau menerangkan jenis-jenis penyakit mental karena aku bukan ahli di bidang ini tapi yang aku tekankan adalah CARA BERSIKAP kita kepada orang-orang dengan mental health issue.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAVE METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang