Awakening

49 5 1
                                    

Aku membuka mataku...
Lalu aku melihat ke sekelilingku namun, yang terlihat jelas hanyalah cahaya lampu tidur dari sebelah kananku.
Ku coba menggerakkan badanku untuk melihat lebih jauh tapi, sepertinya sulit untuk melakukannya.
Tapi setidaknya aku bisa melihat kondisi ku saat ini.
Aku sedang berada diatas kasur disebuah ruang perawatan.
Aku mencoba mengingat kembali kenapa aku berada di sini.
Namun tak ada satu hal pun yang dapat ku ingat. Hal yang terburuk adalah aku bahkan lupa namaku sendiri.
" Ini buruk "
Pikirku

"Aa....a...."
Aku mencoba berbicara.
Tapi sekarang sulit bagiku untuk berbicara.
Aku mencoba menggerakkan tangan dan kakiku. Tapi aku masih kesulitan untuk menggerakkannya. Sepertinya aku sudah dalam keadaan tidak sadar dalam waktu yang lama, sehingga aku kesulitan untuk berbicara dan menggerakkan badanku.

Aku mencoba memahami keadaanku saat ini.
Pertama, aku tidak tahu siapa diriku ( ini buruk ).
Kedua, aku tidak tahu kenapa aku bisa berada di sini.
Ketiga, sekarang aku tidak bisa melakukan apapun.
Keempat, sepertinya aku sudah dalam keadaan tidak sadar dalam waktu yang lama.
Kelima, sepertinya sekarang malam hari karena di sini gelap dan hanya ada cahaya lampu tidur.
Bisa disimpulkan bahwa aku sedang dirawat dan kehilangan banyak ingatanku.

Lalu apa yang harus aku lakukan?
Sulit bagiku untuk meminta bantuan sekarang. Berbicara pun aku sulit apalagi berteriak mencari bantuan.
Apa sebaiknya aku menunggu sampai ada perawat yang mendatangiku?
Sepertinya itu pilihan yang terbaik mengingat aku tak bisa melakukan apapun sekarang.

Waktu terus berjalan, aku menunggu datangnya pagi sambil mencoba menggerakkan badanku supaya lebih terbiasa.

......

Tet-tet-tet.....
Suara dari tombol yang ditekan membangunkan ku.
Tanpa sadar aku tertidur saat sedang menunggu pagi. Saat sadar aku sudah tidak melihat cahaya lampu tidur dari sebelah kanan ku. Yang kulihat sekarang adalah seorang perawat yang sedang menggunakan sebuah alat perawatan.

"To.... long....."
Aku mencoba memanggilnya dengan suara yang kecil dan terputus-putus
Lalu sang perawat menghampiriku dengan wajah yang terkejut sekaligus merasa lega.

"Wah adik sudah bangun..."
Ucap sang perawat masih dengan wajah nya yang terkejut

"Di mana.... ini? Kenapa...... aku disini?"
Tanyaku padanya
"Sekarang adik lagi ada di rumah sakit. Adik terkena kecelakaan dan dirawat di sini. Adik koma selama empat bulan lebih. "
Jawab sang perawat
"Wah.."
Jawab ku setelah mendengar penjelasannya
"Apa yang adik rasakan sekarang?"
Tanya sang perawat
"Aku sulit menggerakkan badanku dan juga untuk berbicara"
Jawabku perlahan-lahan
"Mmm.....dan aku juga sepertinya melupakan banyak hal. Bahkan aku lupa namaku. "
Aku melanjutkan perkataanku
"Oh. Sepertinya kondisinya kurang baik. Aku akan melaporkan hal ini dulu. Adik tunggu di sini aja ya. Kan masih sulit bergerak jadi sekarang mah cobalah buat membiasakan diri."
Jawabnya.
"Baik."

"Oh iya, orang yang biasa menjenguk mu memanggil mu dengan nama Risa."
Ucap sang perawat sambil meninggalkan ruangan.

......

Beberapa saat kemudian sang perawat datang kembali ke ruangan ku bersama seorang dokter.

Mereka melakukan pemeriksaan kepadaku. Setelah selesai aku mengetahui bahwa aku memiliki luka di kepala dan luka lecet di beberapa bagian badanku serta tulang lengan kiri-ku retak. Setelah selesai mereka meninggalkan ruangan kembali.

"Kami sudah menghubungi keluarga anda. Jadi mereka mungkin akan datang sebentar lagi. "
Ucap sang perawat sebelum meninggalkan ruangan.

......

Sekitar tiga bulan yang lalu...

Namaku adalah Fatimah aku adalah seorang guru matematika di sebuah SMA swasta. Ini adalah tahun keduaku mengajar di sekolah ini dan juga merupakan tahun keduaku menjalani karir ku sebagai guru.

Hari itu merupakan hari yang gelap. Awan menghalangi cahaya matahari untuk sampai ke bumi sambil mengguyur bumi dengan air yang banyak. Saat itu aku sedang menonton tv ditemani cemilan dan segelas teh manis di rumah orangtuaku. Aku merasa sangat nyaman saat itu hingga...

"Ting-ting-ting..."
Suara dari handphone ku terdengar

Aku mengambil hp ku dan menjawab telepon

"Bu... Risa dan orang tua nya kecelakaan."
Suara itu mengagetkanku
"Sekarang lagi di rawat di rumah sakit.."
Lanjut orang yang menelepon
"Ibu bisa ke sini ga?"
Dia melanjutkan perkataannya
"Oh iya iya ibu segera ke sana."
Jawabku cepat
"Terimakasih Bu aku akan bersama mereka sampai ibu datang. "
Kata sang penelepon sebelum menutup telepon.

Aku langsung mematikan tv dan bergegas memesan ojek online.

Risa merupakan keponakanku. Ayahnya merupakan kakak ku. Mereka tinggal di dekat rumah orang tua kami ,tapi kadang Risa suka menginap disini. Risa merupakan anak tunggal kakak ku ibunya sudah meninggal dua tahun yang lalu. Jadi kakak ku adalah orang tua tunggal nya sekarang.

Saat sampai di rumah sakit aku bertemu dengan orang yang menelepon ku tadi. Dia adalah ketua UKS namanya Reza. Dia merupakan teman sekelas Risa.

"Gimana keadaanya?"
Tanyaku padanya
"Dia masih dirawat. "
Jawabnya
"Ada luka parah di kepala dan tangan kiri Risa. "
Lanjutnya
"Ayahnya juga memiliki luka di kaki kepala dan tangannya. Dua-duanya sama-sama tidak sadarkan diri. "
Mengakhiri kalimatnya.

"Gimana kejadian nya?"
Aku memberikan pertanyaan lagi
"Saat itu kami sedang dalam perjalanan pulang dari taman kota. Di jalan sudah mulai hujan. Lalu ada satu motor menyalip mereka. Mereka tersenggol lalu kehilangan kendali. Lalu tertabrak mobil dari arah lawan. Mobilnya menabrak langsung ayahnya sedangkan Risa terlempar ke jalan, saat terlempar helmnya terlepas dan kepalanya langsung mengenai jalan. Aku mencoba melakukan perawatan pertama di kepala Risa untuk mengurangi dampaknya. Dan meminta orang lain mengurus ayahnya serta memanggil ambulan. Saat aku melakukan pertolongan pertama Risa masih sadar dan mulai kehilangan kesadaran saat ambulan datang. "
Jawabnya menjelaskan kejadiannya

Setelah selesai mendengar penjelasannya aku hanya menunggu hasil perawatan mereka sambil berdoa dan berharap agar mereka berdua bisa terselamatkan.

Waktu terus berjalan tak terasa malam pun datang. Aku masih belum mendapatkan kabar tentang mereka berdua. Lalu ada seorang perawat datang menghampiri kami.

"Perawatan pasien Marisa Putri sudah selsai dan tinggal menunggu waktu untuk sadar. Sedangkan untuk ayahnya....
Kami sudah berupaya sebisa mungkin tapi, lukanya lebih parah dan banyak serta sudah kehilangan banyak darah. Sehingga kami tidak bisa menyelamatkannya. "
Ucap sang perawat

Aku terkejut dengan penjelasan sang perawat. Aku belum siap ditinggalkan oleh kakak ku. Setelah orang tuaku meninggal kakak ku lah yang selalu memanjakan ku ketika aku memiliki masalah, kakak ku lah yang masih memerhatikan ku walaupun sudah memiliki anak dan telah ditinggal kan oleh istrinya.

Setelah itu aku menyuruh Reza untuk segera pulang karena sudah malam. Lalu aku pun pulang setelah melihat kondisi Risa dan almarhum. Kakak ku.

Esok harinya pemakaman kakak ku dilangsungkan. Orang yang hadir diantara adalah adik dari almarhum. Istri kakak ku, teman-teman kerjanya dan beberapa temanku.

Hari-hari selanjutnya aku selalu mengunjungi Risa untuk melihatnya disela-sela kesibukan ku sebagai guru. Para murid ku sekaligus teman-teman Risa juga sering mengunjungi Risa, baik itu teman seangkatan, kakak kelas, maupun adik kelasnya. Mereka juga mengumpulkan uang sumbangan untuk tambahan biaya perawatan Risa.

Hari-hari terus berlalu tanpa disadari empat bulan lebih telah terlewati. Pagi itu saat aku sedang bersiap untuk pergi ke sekolah.

"Ting-ting-ting...."
Suara dari handphone ku terdengar. Aku pun menjawab telepon itu.
"Permisi. Kami dari rumah sakit menginformasikan bahwa pasien dengan nama Marisa Putri telah sadarkan diri. Silahkan datang untuk penjelasan lebih lanjut. "
Isi dari pesan itu membuat penantian lamaku terjawab, kekhawatiran ku akan kehilangan keluarga lagi pun akhirnya menghilang.
"Oh terima kasih atas informasinya saya akan segera ke sana. "
Jawab ku dengan senang sekaligus menutup telepon dan bersiap pergi ke rumah sakit.

Menjadi DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang