Aku masih tiduran di kasur ruang perawatan rumah sakit sambil menunggu kedatangan keluarga ku.
Aku tak tahu siapa yang dimaksud keluarga ku oleh perawat.
"Mungkin itu ayah dan ibuku..."
Hanya itu yang terpikirkan olehku saat ini.Saat aku memikirkan itu sang perawat datang kembali ke ruangan ku.
"Permisi. "
Ucap nya sambil memasuki ruangan.
Lalu dia duduk di kursi dan melanjutkan perkataannya
"Sambil menunggu keluargamu datang, aku akan menemanimu dulu. Kamu pasti kesepian. Aku akan jadi teman mengobrol mu selama kamu berada di sini. "
"Aku juga akan membantumu untuk kembali terbiasa berbicara, supaya kamu tidak kesulitan untuk kedepannya serta membantumu agar bisa segera menggerakkan badanmu lagi. Oh iya aku juga yang akan jadi penanggung jawab kamu. Jadi aku akan memenuhi kebutuhan mu disini."
Mengakhiri perkataanya
"Hmm.. baiklah. Mohon... bantuannya. "
Jawabku pelan
"Jadi apa yang harus aku lakukan sekarang?"
Tanyaku padanya dengan suara kecil serta terputus-putus
"Coba kamu ucap terus kata-kata atau huruf agar terbiasa. Misal : 'aa ii uu ee oo' atau apapun kata yang kamu mau."
Jawabnya
"Aa aa aa aa ......"
Akhirnya aku mengisi waktu pagi dengan mengucapkan banyak kata-kata ditemani sang perawat.Ketika aku mulai bosan dengan apa yang aku lakukan.
"Aku ingin hal lain"
Ucapku dalam hati.
Dengan diriku yang belum tahu apapun, muncullah keinginan untuk mengetahui banyak hal. Aku pun berkata.
"Aku bosan.."
Kataku pelan
"Apa ada hal lain yang ingin kamu lakukan sekarang?
Tanya sang perawat
"Aku ingin mendengar cerita. Coba ceritakan hal yang menarik dan aku juga ingin tahu namamu."
Jawabku dengan lembut dan masih terputus-putus
"Oh, baiklah. Aku akan bercerita. Sebelumnya perkenalkan namaku
Alisa Rahma, panggil aja Lisa. "
"Lisa"
Aku mencoba menyebut namanya
"Nah benar begitu."
Ucap Lisa
"Oke sekarang aku akan bercerita. Aku akan menceritakan tentang Risa aja yaa..."
Lanjut Lisa
"Hah.... kenapa?"
Tanyaku
"Supaya Risa bisa tahu tentang yang terjadi pada dirimu saat masih tidak sadarkan diri disini."
Jawabnya
"Saat Risa masih tidak sadarkan diri banyak sekali orang yang datang. Ada anak laki-laki, ada anak perempuan dan sepertinya bukan teman seumuran saja. Ada yang mengatakan bahwa mereka adalah adik kelas Risa dan ada yang mengatakan bahwa mereka adalah kakak kelas mu. Selain itu teman-teman yang datang menjenguk mu itu sangat baik loh terhadap kamu. Mereka sering membawa makanan untuk mu dan mereka juga membawa banyak barang buat kamu. Kamu sepertinya terkenal yaa. "
Ucap Lisa memulai ceritanya
"Teman-teman mu sering sekali mengunjungi mu baik hari kerja maupun akhir pekan, sehingga ruangan ini selalu ramai. Bahkan ada juga guru-guru yang datang datang. Mereka selalu meramaikan ruangan ini selama tiga bulan terakhir. Sehingga ruangan ini terasa sangat berbeda saat jam jenguk sudah berakhir. "
Lanjut Lisa
Selanjutnya aku mendengarkan banyak cerita lainnya hingga ada seseorang datang memasuki ruangan.......
Aku segera memesan ojek online setelah aku mendapat telepon dari rumah sakit. Dan memberitahukan kepada kepala sekolah tentang berita yang baru saja aku dapatkan serta meminta izin untuk pergi ke rumah sakit. Setelah mendapatkan izin aku langsung pergi ke rumah sakit.
Saat aku sampai di rumah sakit,aku segera menuju ke ruangan dimana Risa dirawat. Saat aku sudah berada tepat di depan ruangannya ada suara yang menghentikan ku.
"Tunggu, jangan masuk dulu!"
Suara itu mengejutkan ku
Saat kulihat ternyata yang memanggilku adalah dokter yang bertanggung jawab atas perawatan Risa.
"Kenapa?"
Tanyaku heran
"Kemari"
Jawabnya singkatAku dibawa menjauh dari ruangan Risa. Lalu kami pergi keruang dokter.
"Terimakasih karena sudah datang kemari dengan cepat. "
Ucap sang dokter mengawali pembicaraan
"Iya, aku memang ingin segera bertemu dengan Risa lagi. "
Jawabku
"Tapi, jangan terburu-buru. Ditelpon tadi sudah dijelaskan bahwa akan ada penjelasan lebih lanjut di tempat."
Lanjut dokter
"Oh iya. Memangnya apa yang akan dijelaskan. "
Tanyaku
"Tentang kondisi Marisa Putri tentunya."
"Oh"
Respon ku
"Memang benar dia sudah sadar tapi, tidak semua hal sudah pulih. Dia blm bisa menggerakkan badannya, bicara pun sulit, dan ingatannya hilang. "
Dokter menjelaskan keadaannya
"Apa...?"
Diriku merespon secara spontan.
Hatiku kembali terguncang setelah mendengar penjelasannya. Kupikir aku bisa kembali berbicara dengan Risa yang kukenal setelah sekian lama, tapi ternyata segalanya tidak selalu berjalan sesuai keinginanku.
"Ya itulah kondisinya saat ini. Kami belum memberitahukan banyak hal kepada pasien. Kami baru memberitahukan nama panggilannya saja. Karena menurut kami keluarga lah yang seharusnya memberitahukan banyak hal sambil menemaninya."
Lanjut dokter
"Baiklah aku akan berusaha sebaik mungkin mengisi peran itu. "
Jawabku
"Yah itu saja penjelasannya. Jangan terlalu menekannya mentalnya mungkin belum siap. Semoga berhasil. "
Dokter mengakhiri perkataanya sambil meninggalkan tempat.
"Baik, terima kasih atas informasinya."
Jawabku sambil berterimakasih dan meninggalkan ruangan.Lalu aku pergi menuju ruang tunggu untuk memikirkan apa yang akan aku lakukan selanjutnya.
Banyak hal yang harus kupikirkan sekarang. Apakah aku harus berbohong kepada Risa supaya dia tidak terkejut? Ataukah aku harus mengatakan kebenarannya langsung? Keduanya akan menyebabkan banyak dampak negatif di waktu yang akan datang. Tapi mungkin lebih baik mengatakan kebenarannya supaya kedepannya aku bisa dipercaya olehnya, walaupun awalnya pasti akan buruk tapi itu lebih baik daripada harus berbohong. Lalu aku pun segera menuju ke ruangan perawatan Risa.
......
Kulihat orang yang masuk ke ruangan ku. Dia adalah seorang wanita dewasa. Hanya ibulah yang terpikirkan oleh pikiran ku saat itu.
"Ibu...?"
Ucapku saat melihat dia mendekatikuDia tidak langsung menjawab perkataanku.
Saat dia sudah berada di dekatku dia mulai berkata."Selamat pagi Risa, kenalkan namaku Fatimah. Maaf, tapi aku bukan ibumu aku adalah adik dari ayahmu. Jadi aku adalah bibi mu. "
Lalu dia menggenggam tangan kananku dan melanjutkan perkataannya
"Ibu sudah meninggal beberapa tahun yang lalu dan ayahmu meninggal beberapa bulan yang lalu. Ayahmu meninggal karena kecelakaan saat sedang bersamamu. "Wahh, aku baru sadar beberapa waktu yang lalu dan sekarang aku langsung mendapat berita yang sangat buruk. Aku belum siap menerima kebenarannya.
"Hah? Kamu serius? Jangan dulu bercanda sekarang dong."
Aku mencoba menghibur diri.
"Aku tidak bercanda. Aku sudah memikirkan ini sebelumnya. Jika aku berbohong kepada mu pasti akan buruk kedepannya dan aku pasti akan merasa bersalah."
Jawabnya
"Kamu pasti bercanda. Jangan berbohong buruk."
Aku masih belum menerimanya
Air mataku mulai keluar
"Aku tidak berbohong."
Jawabnya lagi
"Ahh... Aaaa... Haaa... Aaaa..."
Aku tidak bisa menahan air mataku lagi. Air mataku pun mulai mengalir membasahi pipiku. Aku menangis untuk pertama kalinya setelah aku sadar.Lisa dan Fatimah mulai menenangkan ku
"Kamu baru tahu berita buruk jadi tak apa-apa kamu menangis itu normal, tapi kamu jangan terus-menerus bersedih. Karena ada banyak orang yang masih memedulikan kamu. "
Kata Fatimah mencoba menenangkan ku"Keluar... Tinggalkan aku sendiri, aku tidak mau bertemu siapapun dulu. Aku ingin menenangkan diri. "
Jawabku sambil menangisLalu mereka berdua meninggalkan ruangan dan meninggalkan diriku sendirian di ruangan perawatan ku.
Aku memang tidak ingat kedua orang tua ku, tapi aku tahu bahwa yang sekarang aku lakukan adalah hal yang wajar sebagai manusia. Akan aneh jika aku tidak menangis sekarang. Aku pun terus menangis hingga aku tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjadi Diriku
Teen FictionDisebuah ruang yang hanya diterangi oleh lampu tidur aku terbangun tanpa mengetahui dan mengingat apapun bahkan aku lupa namaku sendiri. Dimanakah diriku berada? Kenapa aku berada disini? Lalu siapakah diriku? Muncul banyak pertanyaan di kepalaku. ...