2004 "First Meet"

4.5K 420 29
                                    

Haechan menatap laki-laki di depannya dengan pandangan intens,

"Chan!"

Haechan mendongak, menatap mae ten dengan mata bambinya.

"Oh! Haechan masih sangat menggemaskan, kau lupa dengan bibi?" perempuan yang sedang menggandeng anak laki-laki di depannya tadi berjongkok di depannya, mencolek hidung mungilnya Haechan.

"Mana mungkin dia ingat, saat kau mengunjungi kami Haechan masih berumur satu tahun." jungwoo terkekeh mendengar nada pedasnya ten,

"Kalau begitu perkenalkan, Bibi jungwoo. Dan ini, anaknya bibi. Namanya Renjun, Renjun kemari!" anak laki-laki bertubuh kecil tadi melangkah maju dengan ragu-ragu, menyodorkan tangannya dengan wajah tertunduk.

"Renjun, Huang Renjun." Haechan menerima uluran tangan tersebut,

"Haechan, Seo Haechan."

"Nah Haechan, Renjun ini seumuran dengan Haechan. Selama liburan, Renjun akan disini." Haechan kembali mendongak menatap maenya.

***

"Injun-ah!" Renjun menoleh, menatap Haechan yang condong mendekatinya dengan takut-takut.

"In-injun?" cicit Renjun mengulangi panggilan Haechan padanya,

"Hm, injun. Aku akan bermain ketempat Nana. Kau mau ikut?" Renjun mengedarkan pandangannya bingung, tidak tau siapa Nana yang di maksud Haechan.

Bibir Haechan mencebik dengan kesal,

"Kelamaan, ayo!" Haechan langsung menarik Renjun meninggalkan mainan yang masih berserakan di kamarnya Haechan.


Ten melangkah dengan cepat, menghampiri Renjun yang berjalan di belakangnya Haechan.

"Apa yang terjadi?" Ten menunduk, mensejajarkan tingginya dengan Renjun dan mengusap air mata yang sudah membasahi pipi tirusnya Renjun.

Renjun tetap bungkam, hanya isakan yang keluar dari bibir mungilnya. Dan ketika menemukan lutut Renjun yang terluka Ten langsung berbalik menatap Haechan,

"Kau apakan dia echan?" Haechan menghentakkan kakinya kesal,

"Aku hanya mengajak Injun menaiki pohon di depan rumah Nana, salahkan saja Injun yang tidak bisa memanjat!" protes Haechan menatap maenya tidak terima, Ten menghela nafas. Menggangkat Renjun,

"Segera mandi, mae akan mengobati kakinya Renjun dulu." setelah mengatakan itu Ten menggendong membawa Renjun pergi, meninggalkan Haechan dengan wajah keruhnya.

Sungguh Haechan kesal, karena Renjun jatuh dari pohon dan terluka dia harus pulang dan tidak bermain dengan Nana. Dan sekarang maenya meninggalkannya sendiri karena Renjun?

Haechan menaiki tangga dengan kaki menghentak-hentak. Haechan kesal, amat sangat kesal.

***

Haechan memang merajuk dengan orang rumah hampir semalaman, tapi karena iming-iming akan di belikan sekotak coklat serta satu cup besar ice cream coklat oleh daddynya. Haechan menjadi merajuknya dengan orang rumah,

Apalagi sebelum makan malam Renjun meminta maaf padanya, dan memberikan Haechan sebuah barcelet emas yang sangat cantik. Tentu saja Haechan yang sudah mengerti barang mahal karena gen dari maenya dengan senang hati menerima dan memaafkan Renjun begitu saja.

Namun Haechan di buat kesal Renjun kembali ketika paginya mereka bermain ke rumah Jeno.

"Tidak Mau!" Haechan bersedekap menatap Renjun dengan kesal,

"Echan tidak mau punya suami cengeng dan pendek seperti Renjun!" Ya, mereka sedang bermain rumah-rumahan. Dengan Jeno yang menjadi sebagai kakak dan Jaemin atau yang sering di panggil Nana oleh Haechan menjadi adik perempuannya.

"Echan, kan jika ada mama harus ada papa. Echan tadikan ingin jadi mamanya." Haechan menatap Nana dengan mata berkaca-kaca,

"Tapi Echan maunya punya suami seperti Jaehyun oppa." Nana menyerngit menatap Haechan bingung,

"Kenapa?"

"Kata mae, suami yang baik itu seperti Jaehyun oppa. Tampan, dan banyak uangnya. Jaehyun oppa juga terkenal."

"Jaehyun oppa itu siapa?" Haechan menghadap Renjun, menerawang ke atas dengan mata berbinar.

"Tidak tau, Jaehyun oppa sering muncul di dalam televisi yang sering di lihat mae." Renjun menyerngitkan dahinya,

"Tapi kata baba Injun tampan, rumah Injun di China juga besar. Lebih besar dari rumah Echan." Haechan memiringkan kepalanya, mengetuk-ketukkan jari telunjuk di dagunya.

"Tapi Injun kurus, pendek. Jaehyun oppa tinggi, kata mae juga badannya bagus. Echan tidak mau!"

"Nanti Injun makan yang banyak biar bisa seperti Jaehyun oppanya Echan." Bujuk Renjun lagi yang sukses mendapatkan pukulan di kepalanya dari Haechan, Renjun menangis karena memang pukulan Haechan tidak bisa dikatakan pelan.

"Echan bilang tidak mau, ya tidak mau!" teriak Haechan lantang mengalahkan tangisannya Renjun.

     TBC

Mungkin bnyak yg bingung ggr ceritaku yg laen blm aku up, aku malah bikin cerita baru lg. Jd aku lg stuck sm cerita lama, idenya masih membeku. Eh, malah oleng Renhyuck ggr Renjun yg makin manly sama white-black hair.nya 😭😭

Jd cerita ini cm buat selingan, plg cm 3-4 chapter. buat nuangin kegemoy.an mrk ae

 klean nyadar jg gk sih itu pohon pisang yg di pojok ruangan 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

klean nyadar jg gk sih itu pohon pisang yg di pojok ruangan 😭. yg sebelah kanan

tertanda bundanya lele :3

Beautifull K.A.R.M.A - RenHyuck [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang