2018

3.1K 361 35
                                    

Gaduh lorong kelas tidak mengusik indra pendengarannya seorang gadis berpipi chubby yang sedang menyelami dunia mimpinya, bahkan pipi berisinya yang berkali-kali di tekan oleh laki-laki di sebelahnya tidak dapat menyadarkan gadis itu sedikitpun.

"Belum bangun dia No?" Jaemin menghampiri Jeno yang masih sibuk mencolek-colek pipinya Haechan yang terasa lembut dan kenyal,

Jeno menggedikkan bahunya, namun masih menekuni kegitannya. Sungguh, masih saja gemas ketika melihat pipi berisinya Haechan yang tak jauh beda dengan chapssal tteok. Kue beras yang manis dan lembut,

Bagaimana Jeno tau pipi Haechan itu manis? Dulu, dulu sekali ketika mereka masih sekolah dasar. Jeno amat penasaran dengan pipi berisinya Haechan, dan dengan berbekal rasa penasaran yang tinggi tersebut. Jeno menggigit pipinya Haechan, dan suksek mendapat dua geplakan yang tidak main-main dari Haechan dan Jaemin.

"Kau bekap saja hidungnya, Haechan yang kebo itu mana mungkin bisa bangun hanya dengan colekan." Jeno menyeringai mendengar ucapan Jaemin, kesempatan baginya. Dengan segera Jeno menangkup kedua pipi berisinya Haechan, menguyel-uyel pipinya Haechan layaknya Jeno sedang menguleni adonan tepung.

Benar saja, Haechan langsung berteriak mengaduh kesakitan. Ketika menemukan Jeno yang tersenyum dengan mata sabitnya membuat Haechan ingin menendang Jeno ke pluto rasa.

"Sakit sialan!" Haechan mengusap kedua pipinya yang pasti sudah memerah, Jeno menyentil bibirnya Haechan.

"Kasarnya," Haechan berdecak kesal,

"Katakan, kau benar-benar masih terobsesi dengan pipi menawanku ini bukan!" senyum Jeno kembali terbit,

"Habis pipimu masih saja berisi dari zaman bocah ingusan sampai sekarang," Haechan mendelik kesal,

"Kau bilang aku gendut?!" Jeno memutar bola matanya,

"Bukan, aku hanya bilang pipimu yang berisi."

"Sama saja! Kau-hmmp"

"Makan!" Jaemi yang jengah mendengar perdebatan kedua temannya itu menyumpali mulutnya Haechan dengan sandwich yang dia pegang.

Haechan yang merasa lapar tentu saja tidak menolak sandwich daru Jaemin,

"Kau tidak tidur lagi tadi malam?" Jaemin menyerahkan dua kotak susu pisang pada Haechan, Haechan mengangguk dengan antusias.

"Hum, aku marathon drama terbarunya Jaehyun oppa tadi malam."

"Kau masih memanggilnya oppa? padahal dia tak jauh beda umurnya dengan daddymu." Haechan mencebikkan bibirnya tidak terima karena aktor kesayangannya secara tidak langsung di katakan tua oleh Jaemin.

"Dia gagal tua nana, lihat bahkan wajahnya semakin bertambah umur malah semakin tampan. Oh! dan jangan lupakan tubuhnya yang akhir-akhir ini semakin berbentuk karena latihan fisiknya." Haechan menerawang dengan mata berbinar, membayangkan tubuh indahnya Jaehyun yang terlihat jelas karena adegan berenang di dalam drama yang dia lihat tadi malam.

Tak!

"Akh! Sakit Jen," rengek Haechan karena jeno menyentil dahinya,

"Otakmu benar-benar harus di bersihkan Lee Haechan," Haechan berdecih, apa-apaan Jeno itu. Padahal tidak hanya dirinya yang suka melihat abs milik Jaehyun.

"Eh Chan, Kau ingat Injun?" Haechan mengerutkan dahinya, menatap Jaemin bingung. Merasa tidak asing dengan nama itu. Namun juga tidak ingat apapun,

"Injun, Renjunmu."

"Injun? Renjunku?" Jeno berdecak kagum,

"Aku heran, kepalamu sebesar ini tapi kenapa tidak ada yang tersimpan dengan benar." Jeno mengetuk-ketuk kepala Haechan, Haechan berdecih. Menepis jarinya Jeno,

"Anak dari China yang pernah menginap beberapa hari di rumahmu saat liburan musim panas." Haechan menoleh pada Jaemin, seketika itu ingatannya terlempar pada kejadian sekitar lima belas tahun yang lalu.

"Ah! Injun. Huang Renjun si bocah pendek kurus yang cengeng itu." Jaemin menggelengkan kepalanya heran mendengar ucapannya Haechan,

"Iya orang yang memaksa menjadi suamimu," Haechan memincingkan matanya pada Jeno, Apa-apaan itu? Suami pantatnya Jeno!

"Dia bukan tipeku," Haechan mengambil susu pisang di depannya, meminumnya tanpa beban tidak memedulikan Jeno dan Jaemin yang tertawa mengenang kejadian dimana Renjun mengatakan jadi suaminya,

"Tapi Chan, kau tau dia sekarang?" Haechan menggedikkan bahunya tidak peduli, lagipula Haechan memang tidak pernah bertemu kembali dengan Renjun setelah selesainya liburan musim panas itu.

"Jika kau tau dia seperti apa sekarang kau akan menyesal telah menolaknya menjadi istrinya dulu." Haechan meletakkan susu kotak yang sudah dia habiskan sambil mendengar ocehan tak bermutu kedua temannya.

"Apa peduliku," Jaemin berdecak kesal,

"Awas saja jika kau bertemu dengannya dan langsung jatuh dalam pesona Renjun. Aku akan terus mengolok-olokmu seumur hidup." Haechan menatap Jaemin tidak terima,

"Tidak akan,"

"Baiklah, kita lihat saja nanti. Karena aku jelas tau dirimu, laki-laki tampan adalah salah satu kelemahanmu."

"Sialan kau Na Jaemin,"

***

Minggu pagi seharusnya menjadi pagi yang indah bagi Haechan, namun tidak kali ini. Sejak pagi-pagi buta tadi mae sudah membangunkan Haechan, meminta Haechan untuk membantu mae menyiapkan berbagai macam hidangan.

Haechan memang dari kalangan orang atas, namun untuk urusan dapur. Mae yang selalu mengerjakannya, kewajiban seorang ibu rumah tangga kata mae. Jadi tak jarang pula Haechan sebagai anak perawan satu-satunya harus mau ketika mae memintanya untuk memasak.

Dan setelah sesi memasak banyak tadi Haechan kembali ke kamar, niatnya ingin kembali tidur. Tapi memang dasarnya dia sudah tersadar, jadi sulit untuk kembali menyelami alam mimpi. Jadilah setelah mandi Haechan hanya berguling-guling di atas ranjangnya.

"Chan ada yang nyariin tuh," Haechan menoleh, menemukan Hendery kakak laki-lakinya yang menyembulkan kepala di balik pintu kamar Haechan.

"Siapa?" Hendery menggedikkan bahunya, berbalik meninggalkan Haechan.

Haechan turun dari kamarnya dengan gerutuan yang terus mengalir di bibir ranumnya, ketika Haechan membuka pintu rumahnya dia langsung tertengun.

"Hai Echan, masih ingat Injun?"

"M-mae," gumam Haechan dengan pandangan syoknya menatap lurus ke depan.

TBC

Jadi awal mula oleng ke Renhyuck tuh ggr interaksi drama mrk. Gmn gk aku sebut drama? omongannya mereka itu lohhh.

Kn pas di Vlive.nya 00line yg baru ada fans yg komen "Donghyuck-ah menikahlah denganku"
Nah si echan kek gimana gt, trus dia malah bilang kl dia udah nikah.

Trs malah si injun tanya "Dia atau aku" "Jeno atau aku", jd kek mksud injun itu tanya si echan nikahnya sm dia ato sm si jeno. Ya echan malah lgsung bilang daegal buat ngalihin pembicaraan aneh mrk.

Dan masih bnyak lagi, 

Beautifull K.A.R.M.A - RenHyuck [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang