Di ikuti makhluk halus

224 5 2
                                    

*Diikuti  makhluk halus

🌺🌺🌺🌺🌺
Dan sekarang  bukan  hanya  kaki  kanan,  kaki  kirikupun sama.
Suara  nafas  berat  mulai  terdengar  seperti  dari  arah belakang, tak  jauh  dari  telinga  kananku.

Ya Tuhan  apa aku  akan  didorong  kebawah.
Pekik ku  dalam  hati.
Suara  berat  tak  jelas dan nafas  tak beraturan terdengar  dekat  disisi  telinga  kiriku.

"Astafirullahhulazim"

Hanya  itu  yang  bisa  kubaca  dalam  hati, Surah Pendek,  ayat  Qur'si aahh entah  kapan  terakhir  aku bisa  baca  itu  dengan  hafal.

Tak  terhitung  Istiqfar  kudalam  hati, kedua  kaki  yang  begitu  sangat  berat  berlahan mulai  enteng,  bersamaan  dengan  terdengarnya adzan zuhur berkumandang, dengan  cepat kuayunkan kaki di setiap anak  tangga.

Melangkah  terus menuju  motor  metic  biru putih  yang  terparkir tak  jauh  dari  mobil  Mbak  Gendis.

Deru  mesin  mobil  Bu. Susi mulai  memasuki area  parkir, lambaian  tangan  sudah  terlihat  dibalik  kaca  mobil  hitam  mewah  itu.

Kalian  berdua  begitu  baik untuk  seorang  pimpinan  tapi  rasa  hormat  ku hilang  seketika setelah  apa  yang  sudah  kudengar, kebusukan  yang  segara  akan  terungkap  oleh  Ku.
Janji ini dalam  hati.

"Di,  mau kemana? "
Wanita  langsing  dan berkulit  mulus  itu  mendekat, ya Tuhan  bau  anyir  itu terhembus  bersama  dengan  kedatangannya  Bu. Susi kearahku.
Bau  yang  sama  ketika  aku  dekat  Pak  Ramli.

"Mau,  pulang  Bu. "
Jawabku  singkat, seraya  menstater  motor  mengisyaratkan  aku terburu-buru.

"Oh,  tunggu  Di! "

Bu Susi  kembali  kedalam  mobil  dan  menjinjing  bungkusan  berplastik  putih.

"Ini buat  kamu Di"
kubalas  dengan  anggukan  kepala.

"Dimakan  ya Di,  usahakan  sebelum  magrib  biar  ngak  dingin "

"Terimakasih  Bu. "
Motorku  berlalu, udara  segar  segera  masuk  keseluruh  tubuhku  tak  ada  bau  anyir,  atau  merinding  lagi  semua  normal  seperti  semula, aku  masih  tak  habis  fikir  mengapa  mereka  berdua berubah bau anyir seperti  itu  ketika  mendekatiku.

Aku  tahu pasti  selama  ini mereka  sangat  menjaga  penampilan  jangankan  beraroma  anyir, kuku kakipun  tak  luput  dari perawatan.

Apa karena  aku  sudah  mengetahui  tentang  tumbal  pesugihan ini?
Aahh  entahlah  kepalaku  dipenuhi  pertanyaan  yang  entah  jawabannya  apa?

******

Aroma  khas  bakso  Mang Min tercuim  sampai  kesisi  jalan.
Perut  ini mulai  keroncongan, kududuk  dikursi  tengah, dua baris  kursi  panjang  dibelakangku  tak ada orang, tapi  tidak  di depan terisi sangat  ramai.

Tidak perlu  memesan karena  Mang  Min sudah  tahu  kesukaan  aku  apa,  sejak  SLTP aku  dan teman-teman  selalu  menghabiskan  waktu  istirahat  disini, karena  sekolahku yang  hanya  melewati  seberang  jalan hingga  sampai  sekarang  aku  sering  mengajak  Mbak Gendis  dan yang  lainnya  kesini.

Bakso  tanpa  mie  dan terisi  banyak  toge,  serta  sawi  sudah tepat  dihadapannku, tak ketinggalan  segelas es jeruk  segar.

Mataku  fokus  melihat  benda  pipih  berwarna  silver,  banyak  notif chat berwarna  hijau.

(Di,  kenapa  ? Maafin  mba  ya? )
(Iya Di,  gua juga mau minta  maaf  ya tadi  cuek sama lu Di.)
(Apa lu  ada masalah  Di, ma nyokap  ya)
(Gua  tanya  ma Pak  Ramli katanya  laporan lu oke,  terus  lu  pulang  karena  izin  sakit  datang  bulan,  lu  bohong  kan Di?)
(Kita  tau  cuma lu yang  datang  bulan  ngak  sakit,  jawab  Di,  lu baik-baik  aja kan? )
(Sekarang  lu  dimana, bis  gawe kita  kumpul  ya? )

Chat  saling  berbalas  bermunculan, semua  aku  baca  tapi  hanya  kujawab.

(Aku ngak  apa guys, sorry  sudah  buat  khawatir, maaf  ngak  bisa  kumpul. Tar  kalau  waktunya  sudah  tepat  pasti  gua  ceritain.)
Kuakhiri  dengan  emot  love  ungu.

Masih  saling  berbalas  chat  mereka  bertiga  rasanya  tak  puas  dengan jawabaku.
Grop WA yang kami beri nama GADIS
Ya berasal  dari  sebutan  Pak  Suryo  yang  selalu memanggil  kami berempat  dengan  Gadis.
Sebutan  13tahun  lalu  dan hingga  kini  status  kami  berempat  masih  Gadis.

Seperti  ada  yang  ingin  menetes dipelupuk  mataku tapi  kupaksa  untuk  tak  keluar, mengapa  sekarang  aku jadi  sedih  malah  bisa  dibilang  miris,  selama  ini aku  baik-baik  saja  bersama  ke 3 sahabatku.

Kami percaya  jodoh  tak  kemana,  yang  penting  kami  menjalani  hidup  ngak  neko-neko  jadi  tak  masalah  jika  telat  menikah, tapi  mengapa  sekarang  aku  jadi  melow,  ya tepatnya  miris  telat  menikah  karena  belum  ada jodoh  atau  dijadikan  tumbal, ahh  kutepis  perasaan  sedih  ini sekarang  tujuanku  mengungkap  tabir yang  selama  ini tersembunyi.

Pikiranku  bekerja  sangat  keras,  langkah  awal  apa dan  dari  mana aku  mencari jawaban  mengungkap  rahasia  Pak.Ramli, semua  nampak  membingungkan.

Satu  mangkok  dan es jeruk  habis  tak  tersisa  maklum  hari  ini tenagaku  terkuras karena  mengalami  kejadian  yang  sangat  ganjil.

Belum  juga  tubuh beristirahat dengan  tenang lagi dan lagi  hidungku  dipaksa  mencium  aroma  anyir  itu  lagi,  mataku  fokus melihat kedepan  jalan  tak  ada  mobil  atau  Pak Ramli  atau  Istrinya  disana  tapi  mengapa  aroma  anyir  ini tercium  sangat  dekat.

Aku  yakin hanya  aku  saja  yang  mencium  aroma  anyir  ini karena  pembeli  lainnya  tetap  tenang  dan menikmati  bakso  mereka  masing-masing,  sedangkan  Mang  Min tetap  sibuk  melayani  pembeli  yang  minta  dibungkus.

Tubuhku  mulai  panas,  terutama  bagian  belakang  berat  dan aroma  anyir  itu berasal dari  belakang  punggungku.
Berlahan dan sedikit  hati-hati kubalikan  badan,  terlihat  sesosok  pria  berpakaian  lusuh  dan kotor ia menunduk tampak olehku  hanya  punggung  yang  sedikit  bungkuk,dengan rambut  sebahu terlihat  gimbal tak  beraturan.

Siapa orang ini? Sejak kapan  ia berada  di kursi  belakang? Bukankah  pintunya  hanya  ada satu  didepannku. Jadi  jika  ia duduk  dibelakang harusnya  melewati  aku  dulu,  tapi  sejak  tadi  tak ada yang  lewat.

"Astaga"
Gumamku  dalam  hati.

Punggungku  semakin  merinding.
Sesosok  Pria itu tetap  diposisinya tak bergeming sedikitpun.

Mataku  terus  melihat  pria  misterius  itu, kupastikan  pijakan  kakinya.

Semakin  fokus  aku melihat  semakin  kuat  pula  aroma  anyir  itu  masuk  ke indra ke penciumamku.

Bersambung.
Terima kasih  sudah  mampir
Mohon support untuk  like komen dan share. 🙏🙏🙏


Gadis  Tumbal  Pesugihan  BosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang