Hal Gila Pertama

1.3K 111 5
                                    

Napas Rudelle terengah-engah saat dirinya berlari dengan gaun tidur panjang yang ia jingjing dengan putus asa. Kaki, dan lengannya terlihat penuh goresan karena berlari seperti orang gila di tengah hutan belantara yang bahkan tidak pernah ia masuki dan ia ketahui ujungnya. Namun, begitu mendengar teriakan seseorang yang memanggil namanya, gadis bangsawan cantik bernetra biru laut itu semakin menggila dan mengempiskan paru-parunya demi melarikan diri dari orang-orang yang tengah mencarinya itu. Tak terasa, Rudelle sejak awal sudah meneteskan air mata. Seakan-akan sudah tidak memiliki jalan ke luar dari masalah yang membelitnya.

Langkah Rudelle terhenti saat dirinya tiba di tepi jurang. Sudah tidak ada lagi jalan baginya untuk melarikan diri. Begitu tiba di ujung tebing, Rudelle melihat ujung jurang yang ternyata adalah aliran sungai yang tampak begitu deras. Rudelle yakin, jika dirinya memaksakan diri untuk melompat, Rudelle pasti akan mati. Namun, rasanya mati terasa lebih baik daripada harus dilecehkan oleh pria gila yang selalu berhalunisasi bahwa Rudelle mencintainya.

"Rudelle, sayangku. Kenapa kau berlari sejauh ini?"

Tubuh Rudelle menegang. Ia berbalik dan melihat seorang pria dengan rambut cokelat yang menatapnya dengan penuh puja, tetapi Rudelle juga melihat kegilaan dalam sorot matanya itu. Rudelle menggigit bibirnya yang pucat pasi. Saat ini, kondisi Rudelle sama sekali tidak baik-baik saja. Ia lelah, karena sudah melarikan diri sejauh ini dari pria itu. Tubuhnya juga dipenuhi luka gores karena menerjang semak belukar dan pepohonan saat mencari jalan di tengah hutan. Lalu sekarang ia harus kembali berhadapan dengan si gila yang terus menyatakan cinta padanya.

"Hentikan omong kosongmu, Hobart! Kau pasti akan dihukum karena sudah melakukan semua ini padaku!" jerit Rudelle dengan suara merdunya.

Pria gila dengan rambut cokelatnya itu memejamkan matanya dan berkata, "Suaramu pada dasarnya memang sudah sangat indah, Rudelle. Lebih terdengar indah saat kau menyebut namaku seperti itu."

Hobart lalu membuka matanya dan tersenyum. "Tapi, mari kita lanjutkan pembicaraan kita di Vila. Bukankah tubuhmu terasa sakit? Mari kita kembali. Aku akan membuatkan cokelat almond kesukaanmu," ucap Hobert sembari melangkah mendekat dan mengulurkan tangannya pada Rudelle. Para pengawal yang ikut dalam pencarian Rudelle juga melakukan hal yang sama. Mereka mendekat perlahan pada Rudelle yang sudah terpojok di ujung jurang.

Terdesak, Rudelle pun kembali berteriak, "Berhenti di sana, atau aku akan melompat!"

Hobart pun tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Rudelle. Ia menggeleng. "Tidak, Rudelle. Kamu tidak bisa melompat ke sana. Selain itu sangat berbahaya, kau juga tidak memiliki keberanian untuk melakukan hal itu, Cantik," ucap Hobart kembali mengikis jarak dengan Rudelle.

Sayangnya, Hobart tidak tahu jika kegilaannya sudah menular pada Rudelle yang sudah hampir satu pekan ini ia sekap di dalam vila mewahnya yang berada di dekat hutan milik keluarganya. Rudelle semakin berdiri di tepi jurang. Ia pun tersenyum dan berkata, "Kau pikir, hanya kau saja yang bisa melakukan hal gila? Kau salah, Hobart. Aku juga bisa melakukan hal gila yang bahkan tak bisa kau lakukan."

Setelah mengatakan hal itu, Rudelle membentangkan kedua tangannya. Membiarkan gaun tidur panjangnya berkibar tertiup angin yang tiba-tiba berembus kuat. Rambut pirangnya yang indah ikut terbang dan berdansa dengan angin, sebelum Rudelle melemparkan dirinya sendiri ke jurang, setelah memberikan sebuah senyuman manis yang membuat Hobart frustasi. Itulah hal gila pertama yang Rudelle lakukan sepanjang sembilan belas tahun hidupnya. Hal gila pertama yang kemungkinan akan menjadi hal gila terakhir yang pernah ia lakukan. Hobart menjerit keras saat dirinya kehilangan waktu emas untuk menangkap gadis yang ia cintai. Rudelle jatuh ke sungai beraliran deras yang berada di dasar jurang. Hobart marah pada dirinya sendiri karena kehilangan Rudelle, setelah dengan bodohnya memprofokasi gadis cantik yang ia cintai itu.







***







Seekor anjing berjenis Siberian Husky berbulu abu-abu lebat tampak berlari mendekati sungai. Lalu ketika tiba di tepi sungai, ia menggonggong dengan keras dan membuat seorang pria yang tak lain adalah pemiliknya, segera mengambil langkah untuk mendekatinya. Pria itu memiliki tinggi seratus sembilan puluh sentimeter dan perawakan yang kekar. Kulitnya tampak sehat, tidak terlihat pucat seperti layaknya pria bangsawan yang jarang melakukan kegiatan di bawah terik matahari. Namun, tidak terlihat kusam dan kasar, selayaknya para pekerja rendahan yang hanya melakukan pekerjaan rendahan saja.

Pria itu memiliki rambut abu-abu keperakan dengan netra abu-abu gelap yang tampak serupa dengan bulu anjing peliharaannya. Ia mendekat pada anjingnya yang masih menggonggong menghadap sungai beraliran lambat di hadapan mereka. Lalu netra abu-abunya melihat seorang wanita yang mengapung di atas air. Ia pun menghela napas dan melangkah untuk memastikan apakah wanita berambut pirang itu. Dengan mudah pria kekar itu menggendong wanita itu ke tepi sungai dan ternyata wanita berambut pirang itu masih bernapas, walaupun napasnya terlihat sangat berat. Siberian husky yang mengamati apa yang dilakukan oleh sang tuan, segera menggonggong seakan-akan menanyakan kondisi si wanita cantik berkulit pucat itu.

Sang tuan pun berkata, "Tenanglah. Dia masih hidup, Gray."

Lalu si anjing yang bernama Gray itu segera duduk dengan tenang lalu mengamati apa yang dilakukan oleh tuannya. Sang tuan memeriksa napas sang wanita berambut pirang yang tak lain adalah Rudelle itu. Pria itu mengernyitkan keningnya saat melihat memar-memar di beberapa bagian tubuh Rudelle, berikut dengan luka goresan yang tampaknya baru saja ia terima. "Sepertinya ia terbawa arus dari jalur sungai yang berada di jurang. Hanya area itu yang memiliki bebatuan dan arus yang sangat deras hingga bisa membawa seorang manusia hingga sejauh ini dengan luka-luka seperti ini," ucap pria itu setelah mengamati beberapa saat.

Ia berdecak dan menatap Gray yang tampak menyundul-nyundul pelan kepala Rudelle, tanda jika dirinya memang sudah menyukai Rudelle. "Tidak, Gray. Aku tidak mau membawa orang asing ke dalam pondokku," ucap sang tuan berbicara pada peliharaannya yang memiliki tubuh besar, lebih besar daripada Siberian husky pada umumnya. Ukuran tubuh Gray bahkan hampir sama dengan ukuran tubuh Rudelle.

Gray yang mendengar perkataan sang tuan, segera mengaing, seakan-akan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh tuannya. Gray pun menciumi punggung tangan sang tuan, menjilat agar sang tuan mau mengikuti apa yang ia inginkan. Pada akhirnya, sang tuan pun berdecak. "Baiklah. Aku akan menolongnya. Tapi kau harus bekerja keras untuk memastikan jika para serigala tidak memasuki area perkebunan dan area gembala kita. Jika sampai kau lengah, aku akan mengusir wanita ini," ucap sang tuan sebelum mengangkat tubuh Rubelle yang basah kuyup.

Saat melangkah diikuti oleh Gray, sang tuan yang rupawan itu menatap wajah Rudelle dan berkata, "Apa kau tidak pernah makan? Kenapa tubuhmu seringan ini? Sepertinya kau melarikan diri dari pedagang budak."







.


.


.

Ini dia novelet yg kalian tunggu2. Tapi karena alurnya cepet. Awal2 babnya bakal hot. Jadi, untuk menghindari dibaca lagi siang, Mimi bakal upload sisa babnya pas malam2 ya. Sekarang upload satu bab dulu.
Judul2 lain, nanti bakal Mimi upload menyusul yaa.

Lady Rudelle : the Unexpected HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang