Part 7: Sacrifice

62 4 0
                                    

Baru saja Jaemin ingin memejamkan mata, bunyi panggilan dari Hyunjin sudah mengganggunya.

"Halo,"

"Kenapa sih Jin? Ganggu gue mau tidur aja."

"Lo gapapa?"

"Aneh banget lo, ya gapapa lah."

"Kalo Felix?"

"Dia lagi tidur. Udah ah gue mau tidur nih."

"Oke."

Jaemin menutup telfonnya, sayangnya kesempatan untuk tidur di mobil harus ditunda karena mereka sudah sampai. Tapi gapapa, lebih enak kalo tidur di kasur daripada tidur duduk.

"Jaem, bangunin yang lain." Titah Chan dari tempat kemudi, mematikan mesin dan keluar dari mobil yang diikuti oleh Seungmin.

"Renjun, Jeno, Changbin hyung, bangun lo pada! Udah sampe." Jaemin membangunkan penumpang kursi belakang lebih dulu dengan menggoyang-goyangkan pipi mereka yang berhasil membuat mereka bangun.

"Felix, bangun lix. Udah sampe." Jaemin menepuk pelan pipi Felix, namun yang ditepuk tak kunjung bangun.

Jaemin keluar dari mobil dan melipat kursi tempatnya agar penumpang belakang bisa keluar lebih dulu.

"Felix, bangun woi!"

"FELIX BANGUNNN!!" Tiba-tiba Haechan datang membantu Jaemin membangunkan Felix dengan berteriak sangat keras di kancing bajunya. Namun tetap saja, Felix tidak bangun juga.

"Berisik anjir lo, Chan." Kesal Jaemin.

"Loh Jaem, baju lo kok basah?" Han yang baru saja keluar dari mobil satunya melihat baju Jaemin yang sedikit nyeplak langsung memegangnya.

"Tapi kok amis?", lanjutnya.

"Maksud lo?"

Haechan langsung masuk ke dalam mobil dan mengguncang tubuh Felix sampai tubuhnya membungkuk ke depan. Bukannya kesadaran Felix yang didapatinya, malah hoodie hitam Felix yang robek dipenuhi darah. Buru-buru Haechan keluar dan mengambil kunci mobil sehingga membuat Jaemin dan Han menjadi tegang kala Haechan mengatakan bahwa Felix terluka.

Haechan mencari Bangchan untuk mengambil kunci mobil sambil berdoa semoga dia tidak terlambat dan Felix masih kuat bertahan.

"CHAN, BANGCHAN HYUNG! KONCI MOBIL TADI LO TARO MANA?"

"Di meja samping tv. Gausah teriak-teriak kan bisa!" balas Chan yang baru saja merebahkan diri di sofa.

"HAECHAN BISA GAK SIH LO GAK BERISIK? GUE BARU AJA MAU TIDUR." Omel Hyunjin dari kamarnya.

"PERSETAN DENGAN TIDUR, TEMEN LO SEKARANG LAGI SEKARAT GOBLOK!" Haechan langsung keluar menuju tempat parkir, menyisakan banyak pertanyaan dari teman-temannya.

Han dan Jaemin yang masih berada disana segera masuk ke dalam mobil untuk membawa Felix ke Rumah Sakit. Haechan yang berada di tempat kemudi sempat kalut sejenak jika saja ia tak sadar sedang membawa mobil dengan makhluk hidup di dalamnya.

"Echan, gue tau lo khawatir. Tapi kalo cara lo nyetir kek gini justru malah bikin kita semua mati nantinya." Begitulah Haechan sadar dan membawa mobil dengan keadaan tenang setelah mendengar penuturan dari Han.

Jaemin dan Han sedaritadi berusaha untuk menekan sekaligus menghentikan pendarahan pada Felix. Tidak lama kemudian, mereka sampai di Rumah Sakit. Felix langsung dibawa ke ruang operasi dengan bangkar rumah sakit mengingat lukanya cukup parah.

Haechan, Jaemin dan Han menunggu di depan ruang operasi dengan keadaan kalut. Bahkan Haechan melupakan panggilan telfon yang daritadi terus berbunyi dan dibiarkan mati begitu saja.

Sekarang giliran hp Han yang terus berbunyi, dengan berat hati Jaemin mengangkatnya mengingat Han saat ini sedang melamun sendu hingga tak sadar ada yang menelfon.

"Rumah Sakit Gimsat, depan ruang operasi B." Belum sempat orang diseberang telfon bicara, Jaemin langsung mematikan panggilan setelah mengatakan letak keberadaan mereka sekarang.

Tidak sampai dua puluh menit, yang berada di markas telah sampai di rumah sakit. Bersamaan dengan beberapa suster yang berlarian keluar dari ruangan Felix.

Haechan yang memang benar-benar kalut sempat menghentikan salah satu suster dan mengabaikan kedatangan teman-temannya.

"Sus, kenapa? Ada apa sama teman saya?"

"Pasien mengalami pendarahan hebat, sedangkan kami kekurangan stok darah."

"Golongan darah pasien apa sus kalau saya boleh tau?" Chan mendekat diikuti dengan yang lain.

"AB, Felix AB," jawab Seungmin penuh keyakinan dan diangguki oleh sang suster.

"Saya bisa bantu sus," ucap Haechan dan Jaemin berbarengan.

"Kalau begitu, kalian berdua ikut saya. Kita harus periksa dulu apa kalian bisa mendonorkan darah untuk pasien atau tidak."

Hechan dan Jaemin pergi bersama suster, tidak lama kemudian Haechan kembali ke tempat sebelumnya.

"Loh Chan, kenapa disini? Mana Jaemin?" Tanya Changbin heran yang sedang menenangkan Jeongin dan Jisung di pelukannya.

"Jaemin lagi diambil darahnya," Haechan tertunduk lesu dan mengambil tempat duduk di samping Chan yang sedang menahan air matanya.

Keadaan di depan ruang operasi sangat kacau-menegangkan lebih tepatnya. Renjun yang berjalan mondar-mandir, Jeno yang berjongkok dengan tangan mengepal sambil meninju-ninju lantai, Minho dan Hyunjin yang menarik-narik rambutnya frustasi, Seungmin yang terus menunduk, dan Han yang entah pergi kemana. Sepertinya Han sedang menangis di kamar mandi.

Seorang suster masuk ke dalam ruang operasi sambil membawa dua kantong darah yang kemungkinan diyakini oleh yang lain milik Jaemin dan Haechan.

Han yang baru saja datang entah darimana mengambil tempat duduk di samping Haechan, penasaran dengan apa yang tidak sengaja didengarnya tadi.

"Bukan lo kan, Chan?"

Bersambung...

ORENDA II SKZ ft NCT Dream IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang