Sesuai rencana, tim pengintai sudah berada sejak dua jam yang lalu di titik masing-masing. Dan sekarang sisanya—kecuali Hyunjin dan Jeongin—menuju tempat masing-masing.
Felix, Renjun, dan Jeno memasuki KaWe Club melalui pintu selatan sesuai dengan arahan Jeongin. Han, Changbin, dan Jaemin masuk melalui pintu utara. Mereka bersiap dengan senjata dan walkie takie yang sudah terpasang di telinga masing-masing.
Untuk tim selatan, Jeno, ambil kiri. Disana ada tiga orang, mereka tanpa senjata karena itu masih daerah aman. Renjun ambil kanan, disana ada dua orang dengan eagle L5. Hati-hati. Felix, tetep di tempat dan jangan menimbulkan kecurigaan. Intruksi Jeongin yang segera dilaksanakan.
Jeong, kalo lagi gak dalam misi gue udah tabok lo manggil gak make hyung, gerutu Jeno kesal yang tentunya terdengar oleh Jeongin yang sedang cekikikan di tempat.
Yaudah, lanjut tim utara. Changbin, lo jalan lurus sedikit terus belok kiri, disana ada Felix. Han, sebelah kiri dari tempat lo ada 4 orang tanpa senjata. Jaemin, karena lo bawa pistol, lo tetep di tempat dan berbaur sama orang lain yang di sekitar. Sepertinya Jeongin mulai nyaman memanggil teman-temannya yang lebih tua darinya tanpa embel-embel hyung. Salahkan Jisung dan Chenle yang sering memanggil mereka tak sopan.
Kenapa gue tetep di tempat?
Karena target kita yang sesungguhnya akan datang, sahut Hyunjin yang sedang memperhatikan cctv ruang basement.
Di lain sisi, Minho mengamati dari rooftop gedung seberang Club.
Belakang club, sasaran pasar target sebentar lagi masuk, ucap Minho pada yang lain melalui saluran penghubung.
Minho sebelum mereka masuk, tembak mereka pake bius yang ada di senjata lo, titah Chenle.
Le, lo tuh bisa sopan dikit gak sih sehari sama gue?
Minho, ini gak lagi bercanda. Cepet sebelum target masuk ke gedung, bela Jisung yang membuat Minho menghela nafas pasrah.
Minho berhasil menembak delapan orang yang dimaksud sekaligus membuat mereka tidak sadarkan diri. Seungmin, Jisung, dan Chenle berusaha menyingkirkan orang-orang tadi dengan mengikat mereka di tempat yang sepi dan jauh dari club.
Haechan, ada lima orang bersenjata disana yang ngeliat tim perencana bawa pembeli mereka diam-diam. Kayaknya itu anak buah target kita, bisa lo urus kan? Hyunjin sebenarnya sedikit khawatir karena tim perencana tidak membawa senjata yang bisa mereka pakai kecuali bom, itupun hanya dua untuk bertiga.
Haechan mengangguk mengerti walaupun Hyunjin tidak dapat melihatnya, lima orang tadi pun langsung tumbang. Hanya tumbang tenang saja, karena hanya senjata Chan diantara tim pengintai yang benar-benar senjata.
Gila ya, sasaran pasar mereka bener-bener anak SMA seumuran kita Jeong. Hyunjin menyesap kopinya sembari memperhatikan beberapa layar computer di depannya.
Bahkan ada yang SMP, kemaren gue coba ngeretas data target penjualan mereka selama setahun. Jeongin menyahuti di seberang sana.
Tunggu dulu, lo liat orang pake hoodie hitam di pojok tempat Felix gak Jeong?
Liat—anjir, dia bawa senjata.
Felix, pojok kanan ada satu orang yang merhatiin lo. Dia bawa senjata. Changbin, kenapa lo belom sampe tempat Felix?
Felix yang mendengar informasi dari Jeongin barusan berusaha bersikap santai sambil memasukkan kedua tangannya pada kantong mantel. Memperhatikan sekaligus menghitung berapa kecepatan yang akan ia ambil untuk menumbangkan orang yang dimaksud Jeongin. Tidak lama, Changbin datang dan merangkul pundaknya. Membuat suasana yang tadinya tegang sedikit mencair.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORENDA II SKZ ft NCT Dream II
FanfictionMereka hanyalah anak-anak remaja yang berusaha mengabdi pada negaranya. Melupakan kewajiban sebagaimana seorang pelajar mestinya, bahkan kehidupan yang seharusnya dikelilingi banyak teman seperti hal yang terjadi pada masa menuju pendewasaan. Empat...