🐍happy reading🦊
Anu-banyak typo. Hee ... maaf, ya. 🙃
Lan Wangji mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan sang kakak. Lan Xichen tersenyum samar, rupa-rupanya sang adik sedang minum cuka hari ini. Lan Wangji terus menerus menatap polong teratai yang telah ia singgahkan di keranjang.
"Polong itu tidak akan hilang, Wangji," goda Lan Xichen. Seketika telinga Lan Wangji memerah. Sang kakak memang serba tahu tentangnya. Mungkin orang-orang mengira jika Lan Xichen terlahir untuk menerjemahkan prilaku Lan Wangji.
Sesampainya di Gusu dikejutkan dengan beberapa tamu yang tengah duduk menghadap sang paman. Dengan sopan Jade Lan membungkuk untuk memberi salam. Wanita dengan wajah angkuh tersenyum lebar di samping pria dengan busana hitam. Pria itu menepuk pundak Lan Xichen sebagai tanda seseorang yang telah akrab atau berkerabat.
"Bibi Feng, angin apa yang membawamu ke sini?" ujar Lan Xichen tersenyum ramah.
"Haha. Aku hanya ingin melihat sepupu tampanku ini," ujar wanita cantik itu.
Lan Wangji menatap wanita itu dengan tatapan sedatar biasanya. Meski ia telah lama tak berjumpa dengan Bibi Feng Sui dan paman Feng Xuan, mereka tetap terlihat seperti tiga tahun yang lalu saat Lan Wangji berkunjung ke Tie Feng Barat. Mereka berkumpul di aula penjamuan untuk berbincang.
Ketika semua orang sibuk membicarakan sektenya masing-masing, Lan Wangji justru memikirkan nasib polongnya yang belum sempat ia singgahkan. Dengan sopan ia mengundurkan diri untuk kebelakang alibinya. Padahal ia hanya ingin memastikan polong itu baik-baik saja. Demi Dewa, seorang Lan Wangji sedang dimabuk cinta! Setelah memastikan Lan Wangji kembali ke aula dengan tenang.
"Qiren apakah sepupuku ini telah mempunyai calon masa depannya?" kode Bibi Feng Sui
"Ponakanku ini terlalu sibuk memikirkan tugasnya, Sui. Tidak ada waktu mencarinya," jawab Qiren sesuai kenyataan.
Lan Xichen tersenyum masam. Jangankan jodoh, bertemu wanita saja jarang selain yang berada dalam Gusu.
"Begitukah? Tidakkah kau berencana mencarikan jodoh untuk mereka? Mereka telah tumbuh dewasa. Dan kita cepat atau lambat mengkriput," ujar Paman Feng Xuan.
Mendengar kata Paman Feng Xuan, Lan Wangji tiba-tiba merasa tegang. Ia menantikan jawaban sang paman. Lan Wangji berharap dalam hati kecilnya jika pamannya berbaik hati membiarkan dia sendirian.
"Masih belum dipikirkan, Xuan. Masa depan mereka masih lah panjang," jawab Lan Qiren.
Secara bersamaan Jade Lan membuang napas lega. Karena reaksi yang sama, mereka saling tatap lalu kembali menyimak. Lan Xichen tahu pasti mengapa adiknya merasa lega, karena Lan Wangji ingin menghabiskan waktunya bersama pemuda Yunmeng. Kemungkinan terbesar dari Lan Wangji akan menolak perjodohan.
"Haha. Semua anak muda masih mempunyai masa depan yang panjang, bahkan anakku pun menjawab yang sama denganmu, Qiren."
"Aku berencana menjodohkan putraku Xie Yue Feng dengan putri temanku, tetapi dia menolaknya. Kata putraku, ingin mencari yang sesuai keriterianya," lanjut Bibi Feng Sui.
"Bocah itu tidak pernah berubah. Di mana anakmu? Kau berkunjung ke sini tanpa membawanya?" Lan Qiren baru saja menyadari jika Xie Yue Feng tidak ada.
Feng Xuan, "Putraku sedang ke Yunmeng, mungkin akan mencari gadis cantik di sana."
Feng Sui, "Gadis Yunmeng terkenal sangat cantik dan cerdas. Aku tidak masalah."
Lan Qiren mengangguk setuju. Memang tidak ada tandingan soal kecantikan dan kecerdasannya gadis Yunmeng. Mereka semua seakan diajar untuk menjadi keluarga inti sekte.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lan Wangji
FanfictionKisah cinta Lan Wangji imajinasi Author. Mengandung cerita yang agak lain kadang ooc, dramatic, kekerasan, spiritual dan keanehan lain. Menyukai hal tak masuk akal? Silahkan baca cerita ini. Selamat bersenang-senang! BoysLove Male Pregnant 🔞 Jika...