RAPAT STRATEGI

3 1 0
                                    



Sebelum perang terjadi...

Ruangan 12×5 full ac sejuk menenangkan jiwa. Dindingnya terbuat dari campuran tanah liat dan besi pilihan termasuk aluminium dan baja hitam, dinding bercat biru terang, terdapat dua layar selebar dengan ruangan ini, berhadapan dua sama sisi. Ditengah ruangan, ada meja panjang. Sepanjang ruangan, lebar tiga meter, terbuat dari marmer putih campuran intan, berlian, permata, jambrut kuning dan terakhir batu kerak hitam dilelehkan, melapisi semua zat, membentuk meja itu anti rusak. Kecuali kerusakan damage tingkat tinggi— juga 16 kursi terbuat dari kayu besi dilapisi cairan besi aluminium perak, mengeras tertata rapi. Diperkokoh empat kaki kursi. Alas-nya berbungkuskan kapas pilihan serta sandaran juga dilapisi kapas pilihan.

Empat Jendral dan beberapa Komandan Divisi diikuti wakilnya, memasuki ruangan ini satu-persatu. Masing-masing menempati kursi mereka, kecuali Wakil Komandan. Membiarkan mereka berdiri dibelakang Komandan, seperti Bodyguard pribadi. Berdiri tegak istirahat ditempat.

Begitulah...aku sebagai Wakil Komandan turut dibelakang sang Komandan Divisi 4.

“ sungguh tak bisa dipercaya. Tak kusangka sehebat ini menjabat Komandan, enak ya. Oi...sampai-sampai kamu melupakan sahabatmu, betapa kejamnya kau. Oh.. Tak bisa kupercaya, aku berdiri terus-terusan disini hingga habis rapat. Penat setengah mati”

“ Tak apa, Rayn. Ini sungguh kenyataan yang tak terbantahkan, maka...biasakanlah” menghembus nafas, dengan tampang senyum. Bersedekap.

Tubuhku, terasa dihunjam paku kenyataan. Tega sekali kau, mengatakan seperti itu.

Tak lama kemudian, ruangan menjadi hening secara spontan. Lantas berdiri serentak, memberikan penghormatan kepada seseorang yang penting. Seseorang yang baru masuk diruangan rapat, mengenakan jas hitam sepasang dasi merah, rambut tersisir rapi, segi mukanya berasal dari ras berkulit hitam, manusia. Saat dia tersenyum, giginya terlihat...putih bersinar, lalu melambaikan tangan kepada kami.

Kami duduk, bersiap-siap mendengar penjelasan Sang Strateger di pasukan kami. Ya.. Pasukan kami adalah ‘Kesatuan White Guard’.

“ Salam sejahtera atas kalian, ditempat yang telah tersedia berbagai bahan material tak bisa kusebutkan. Sesuatu pujian tak ada habisnya menghabiskan banyak waktu, sejak hari ini tak usah bertele-tele. Langsung menuju ke tema kita. ‘Strategi Perang’”

Pembukaan ringkas, ini yang kusuka. Teruskan, supaya tidak membuang banyak waktu. Aku serahkan harapanku kepadamu.

“ Panggil namaku Chargo, seseorang yang akan menjelaskan Strategi Peranh, lalu..” dia mengambil Remote, mengaktifkan kedua layar itu.

Terpampang disana gambar bulatan Planet dengan geografis kualitas tingkat tinggi.

“ Sebelum memasuki tema. Alangkah baiknya, mengenal planet yang akan kita taklukkan_”

Penjelasan yang amat lebar, ringkasnya ; nama planet itu  ‘    Gorje’ berada dalam satu sistem konstelasi Solar Surya Suth,  memiliki inti Konstelasi yaitu matahari dinamakan Gear Seryus, berdasarkan apa yang telah dinamai oleh Makhluk disana. Planet itu mirip dengan bumi sejak  masih zaman 50 juta tahun yang lalu, itu hanyalah perumpamaan. Didalam sana bermacam-macam speasis hewan maupun tumbuhan. Menampilkan keadaan sekitar lingkungan planet tersebut. Dan tak kalah penting lagi, planet itu memiliki dua satelit, bentuk keduanya hampir sama dengan bulan, satelit Bumi. Terkadang itu berpengaruh terhadap keadaan planet itu, entah gravitasi, pasang surut, atau sesuatu tak kumengerti. Benar-benar pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam.

“ Baiklah, selanjutnya. Pengenalan tokoh Jendral musuh_” dia memencet Remote, kedua layar itu langsung beralih ke lima baris vertikal dan empat horizontal. Setiap layar menampilkan gambar wajah seseorang yang berbeda-beda di setiap penampilan sangat detail, bisa dibilang ada beberapa foto tertera di layar tersebut. Nampaknya, ketiga foto paling atas berbeda dari yang lain, terkecuali pojok kiri.

“ Mereka bertiga adalah Jendral di suatu pasukan musuh, kami masih belum mendapatkan informasi secara detail, hanya bisa menampilkan wajah-wajah mereka. Dan kami juga berhasil mengetahui identitas tentang mereka, meski bagian kecil yang kami dapatkan!” seru Chargo si strategi, penuh semangat.

Walaupun, mengecewakan. Dia tetap bersemangat.

“ Pertama; Jendral, Jeanst. Dikenal sikap dingin, sisi aslinya sangat kejam” intonasinya berubah pelan-pelan menyeramkan, sesuai dengan foto itu. Mukanya datar dingin, tidak ada ekspresi sama sekali.

“ Kedua ; Jendral, Chekro atau disebut Chackrous, dikenal pemarah tidak sabaran, setiap Pasukannya gagal menjalani misi, minimal hukumanya membuat kecut sekali tatap, paling tidak mampu menahannya, bisa menjadi is dead ! “ menggetarkan, sedikit menambah suasana. Sesuai dengan foto itu, wajahnya galak, kedua mata melotot, serta jenggot hitam mencolok seram.

“Ketiga ;sekaligus yang ke terakhir” berdehem kecil “ Earjet dikenal kecerdasan dalam strategi, memiliki jaringan informasi Ilegal, namun sangat akurat apabila dia serius dan bekerja sama dengan Jeanst. Masih belum diketahui dari mana dia mendapatkan jaringan informasi itu” Nadanya penuh keseriusan “ gerakannya perlu diwaspadai, konon tidak ada yang mampu mengalangi rencananya. Sekali dia menjatuhkan bidak kita, maka tamatlah sudah. ”

Lenggang beberapa detik.

In tentang jaringan, tentang privasi. Terdengar keren.. Tapi, siapa mereka, aku tak peduli. Sementara yang lain memasang wajah takut, cemas, terkadang kelihatan bersemangat. Kebanyakannya disisi Wakil Komandan. Entah kenapa, para Komandan Divisi dan Jendral terasa biasa-biasa saja, seolah mereka telah bertemu atau mungkin terbiasa menghadapi semacam sifat musuh kategori kelas Master.

“ Menurut informasi terpercaya dari teman-temanku. Orang itu memiliki nama samaran...” Chargo mengangkat bahunya “ The White Wolf ”suaranya sedikit berat, keringatnya mulai bercucuran didahinya. Padahal AC di ruangan ini masih aktif.

Hampir saja suaranya tidak terdengar, respon dariku santai, dan yang lain, terperanjat baru tau. Kecuali, di samping kanan sahabatku duduk, seorang Komandan Divisi 5. Duduk takzim mendengarkan penjelasan Chargo. Umurnya baru memasuki 21 tahun, lebih muda dariku empat tahun. Dia dijuluki Si ‘Pedang Ketenangan’. Dia selalu tenang dan bijak berbagai masalah yang ia hadapi, dan juga selalu menggunakan pedangnya saat benar-benar terdesak, pilihan yang bijak. Diiringi aura keramahan+kewibawaan di dalam dirinya, itulah yang membuatnya disenangi, disegani anak buahnya, pasukan lain, maupun menghormatinya. Karismatik yang tak terduga.

“ Selain tiga Jendral itu, memilik empat Komandan sekutu sekaligus terkuat dipihak mereka” Menghirup panjang, kembali refresh. “ Pertama; Komandan Divisi, Glades si Mata Satu Komandan Divisi 7. Kedua; komandan Divisi 10,Crozer si Tangan besi. Ketiga; Spliz No, Komandan Divisi 8 si Rambut Duri. Dan terakhir...” berhenti sejenak, menelan ludah masih memandangi layar tersebut.“ Chargo si Kucing Hitam, Komandan Divisi 4. Dikatakan, siapapun berurusan dengan mereka, mereka akan menghabisinya dalam sekejap.”

Aku kurang minat mendengarkannya, bagaimana pun aku tak terpengaruh suasana yang ia buat. Sedari Wakil Komandan menjadi biang korban suasana, terkadang sedih, duka, suram, dan sekarang seram. Sementara para Komandan dan Jendral terlihat rilex  setelah mendengarnya,ada yang nunduk, ngangguk, diam, tersenyum, dan khusus Komandan Divisi 5, sejak rapat dimulai, masih takzim seperti biasanya.

“ Namun, tak perlu khawatir. Saya akan memilih empat orang diantar kalian, untuk menghadapi mereka berempat. Tak usah berlama-lama” Chargo menatap satu persatu di ruangan ini.

Diana tegang memang terasa. Namun setegang tidak berpengaruh terhadap Jendral, begitu melirik ke Komandan dan wakilnya, mereka berharap tidak teepilih.

“ Pertama, tugas membunuh Glades jatuh kepada, Terillia Era Tana. Komandan Divisi 8, si Petinju Besi! ” Chargo berseru.
Orang terpilih itu mulai meremas-remas jari-jemarinya. Rambut hitam terikat twintail belakang, tubuhnya sedikit berotot, kedua matanya berkobar semangat. Seorang gadis sekitar 19 tahun, kemampuan bela dirinya tak perlu dipertanyakan. Hampir seluruh perguruan seni bela diri di belahan bumi mengakuinya dan mendapatkan julukan si Petinju Besi. Dia baru naik pangkat sama seperti ku dua bulan yang lalu, bedanya dia dan aku. Dia naik pangkat menjabat Komandan Divisi, sementara aku menjadi Wakil Komandan Divisi 4.

Dilayar itu tergambar seseorang bermata satu ditutup kain hitam bendana, rambutnya hitam kusut, layaknya ilmuan gila.

“Kedua, tugas membunuh Spliz No jatuh kepada... Neno si Penembak Jitu Komandan Divisi 7!”

Orang terpilih itu berseberangan dengan sahabatku, bertubuh kurus dan mukanya sedikit tirus, rambutnya pendek, menampilkan senyuman penuh rencana.

Dilayar itu terpapar, Spliz No seperti Band Roker sedang memainkan konsernya.

“ Ketiga, tugas membunuh Crozer si tangan besi jatuh kepada............. Roy ! Komandan Divisi, si Pedang Ketenangan !”

Terpampang pula disana, Crozer seorang Cyborg si Tangan Besi. Dan ada sedikit tambahan, Mesin Penghancur. Tampangnya sungguh kejam.

“ Dan terakhir, tugas membunuh Charlie si Kucing Hitam, jatuh kepada....!” sengaja melambatkan intonasinya sambil menatap satu-persatu kepada hadirin. Lantas melirik kanan-kiri tersenyum. Sepertinya dia mengincar orang yang berkomitmen, termasuk aku. Atau memang mengincarku.

“ Dian...! Komandan Divisi 4 !” Chargo berseru semangat.

Sentak sahabatku, terangkat bahunya mengucek-ngucek matanya. Sepertinya dia terkantuk-kantuk saat Chargo menjelaskan, dalam beberapa detik mulai menyesuaikan diri. Namun, tidak menyadari yang sebenarnya.

“ Itu benar, kamulah terpilih menghadapi orang itu! ” Chargo menunjuk-nunjuk pada sebuah gambar.

Gambar, maksudku foto Charlie. Serasa paling spiritual. Kita disuruh mengamati sesosok hitam, makhluk astral si hutan, sekitar gelap nuansa menyeramkan, penampakan tidak terlalu jelas. Ini lawan sahabatku mendatang? Apa kau bercanda?

“ Maaf, memang beginilah, kami mendapatkan fotonya. Saking sulitnya bertemu orang itu, dialah yang paling misterius, bergerak di bawah bayangan gelap ”

Oh...begitu, kurasa itu akan menjadi lawan yang merepotkan bagi Dian. Saat Dian mulai memahami keadaannya, dia hanya tertunduk, kecut masam.

“ Tugas mulia kalian berempat, menjadi landasan perang yang telah kami rencanakan. Nah selanjutnya kita mulai posisi_”

Chargo sangat bersemangat sekali menyangkut jalannya perang, dan telah dikomandani empat orang yang terpilih, sekaligus Pilar Pormasi Perang, itulah nama strategi yang diberikan langsung oleh Chargo. Aku mengangguk-angguk, nggak paham. Kepanjangan penjelasannya. Sementara Dian serius mendengar arahan darinya. Pada akhirnya yang mampu kupadami hanya satu, yaitu bentuk Pormasi rasi bintang Virgo.

Kemudian, dia kembali menjelaskan tentang geografi planet itu untuk detailnya, dalam berbagai informasinya berkembang menjadi sebuah titik ide tak terhindarkan. Sementara yang lain mengangguk, antusias mendengarkannya.

Berselang dua jam kemudian, rapat dibubarkan. Segera keluat dari ruangan.

Pada kesimpulannya, aku yang kena tugas juga. Itu dikarenakan ajuan dari permohonan sahabatku sendiri, mengikutsertakan diriku dalam tugasnya. Pada akhirnya, Chargo itu langsung menjabarkannya kepada yang lainnya, maksudku Komandan yang terpilih tadi, otomatis wakilnya ikut terlibat..

“ Aku sendiri tidak mengira, sahabatku menerima  misi semudah itu. Sekali-kali menjalaninya tidak ada kesulitan apa yang dialaminya, terkadang pula kesulitan itu bisa terlupakan, itu adalah termasuk hal yang penting. Kurasa prinsip prihal orang yang terpilih tidaklah sama” menepuk bahunya.

“ Selamat pak Komandan Divisi 4!”sapa seseorang pemuda yang lebih muda dariku, siapa lagi kalau bukan dia.

“ Perkenalkan, namaku Roy. Komandan Divisi 5. Mohon kerja samanya ya!” dia berjalan disamping-Ku. Lalu bersalaman dengannya dan juga aku. Setelah itu dia duluan menuju ruangan Aula, tempat berkumpulnya  pasukannya. Menjauh dari kami sambil melambaikan tangan “ Semoga sukses, Dian!”

Itu adalah orang kedua berbicara normal dengannya, auto dapat teman baru.

“ Jangan ragu, tetaplah pada pendirianmu” aku berbisik.

“ kau tau kenapa?” sekarang Dian memberiku pertanyaan.

“ Apa, hmm..”

“ Misi ini, semacam aku ditakdirkan menjalaninya dan berlawanan apa yang kuduga ” lirihnya. Suaranya hampir tidak terdengar. Namun, aku memahami maksudnya.

“ Jalani sajalah, Dian. Memang enak dimulut, sulit melakukannya, benarkan.« Begitulah kuucapkan. Mendahului alur sebelumnya, seolah mengetahui alur bicara akan datang.

“ Bukan itu,” sahut Dian.

“ Jadi, maksudnya apa?“ sekarang aku menyerah, tidak tau apa maksudnya.. Baiklah kutarik kata-kataku tadi.

“ Menurutmu, apa yang terjadi bila aku memberitahumu?”

Hei ! Dia masih meragukanku, emangnya apa yang ingin memberitahuku? Membuatku penasaran saja. Berbelit-belit. Batinku berkicau.

“ Santai saja! Beritahu aku, apa maksudmu?” langsung kukatakan, tak suka terbelit-belit.

“ Kau tau kenapa? Karena aku...” melihat-lihat sekitarnya, tidak ada siapa-siapa, hanya kami berdua disini. “ takut ama kucing”

What ! Jadi selama ini, dia Cuma takut sama kucing. Aku tau itu bukanlah hal yang sepele, baginya. Lantas buatku sangatlah sepele, apa mungkin dia alergi kucing? Apa yang membuatnya seperti itu? Pasti ada sebabnya ! Tapi, nggak enak juga menguaknya lebih dalam, sudahlah... Sekarang dan yang terpenting aku sudah mengetahuinya.

“ Oh, begitu. Baiklah...tak usah khawatir, kan kamu masih ada aku. Kita akan menuntaskannya bersama-sama” aku membesarkan hatinya.

“ Terima kasih”

Kami menyudahinya, lantas keluar dari ruangan, menuju ruangan Aula. Disana sudah ditunggu pasukan Dian, mereka tengah gerak baris-berbaris plus disiplin. Dan pula banyak pasukan berkumpul dengan sorakan yel-yel penyemangat ,diiringi Speaker aba-aba.

Tempat ini berada di dalam Kapal Angkasa super besar, ratusan drone tipe penyerang dan pertahanan sebagai satelit mengitarinya. Cat kebiru-biruan malam, dan terdapat  enam sayap sepanjang 15 meter, masing-masing menopang sebuah Tank Angkasa sebagai jalur tembak, sekaligus roket turbin untuk menambah kecepatan lajunya massa. Sekali diaktifkan, maka kecepatannya menghampiri kecepatan cahaya, atau dimaksimalkan menjadi daya kecepatan melebihi kupu-energinya, artinya boros bila digunakan.

Kapal Angkasa itu sedang melintasi sungai asteroid, menuju planet Gorjes.

traveler other worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang