Secret admirer
Senin cerah yang merupakan awal masuk semester baru di kelas XII, Shakilla. Gadis cantik itu sedang bersiap-siap menuju sekolah nya. Berangkat menggunakan sepeda, karna letak sekolah nya tidak terlalu jauh dari rumah nya.
Setelah selesai bersiap-siap dia keluar kamar dan menuju meja makan untuk sarapan.
Kosong. Kesan pertama yang ia lihat. Tidak ada orang, dimana ibu nya? Dia menghela nafas kemudian mengambil sepotong sandwich lalu melenggang pergi keluar dan berangkat sekolah.
****
Sesampainya di sekolah, ia langsung menyapa beberapa murid yang ia kenal. Ia mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang selalu menemani nya selama ini.
"KETEK!" pandangan nya tertuju pada gadis yang sedang memainkan ponselnya di dekat tangga. Kemudia ia berlari menghampiri gadis yang ia sebut Ketek barusan.
"Killa. Udah gue bilang, nama gue itu Caith bukan Ketek." Gadis itu sebal, sahabat nya ini selalu memanggil dengan nama yang berbeda.
"Ya mangap. Kan Ketek tau sendiri nama Ketek itu susah jadi, yaudah Killa panggil yang simple aja."
Gadis itu memutar bola matanya, malas. "Yaudah ayo kita ke kelas."
Sesampainya di kelas mereka langsung duduk di bangku paling belakang. Katanya enak kalo buat tidur gak bakal ketahuan.
Melihat siapa yang baru memasuki kelas Caith. Gadis itu melotot tak percaya.
Dia menyiku lengan Shakilla yang sedang menunduk memainkan ponsel. "Apaan sih Ket Killa lagi-"
ucapannya terpotong saat dia mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang duduk dihadapan nya saat ini. Ia tak menyangka akan sekelas dengan laki-laki itu.
"Ket Ket. Cubit Killa cubit." Mendengar perkataan sahabat nya itu Caith langsung mencubit tangannya.
"Ahh sakit. Ket ngapain nyubit Killa sih?"
"Lah lu yang minta dodol, yaudah gue cubit aja."
"Ya gak beneran juga. Sakit nih Killa." Ringisnya sambil mengusap tangannya itu.
****
Jam istirahat telah tiba. Semua murid berhamburan menuju kantin, toilet, lapangan basket, dan sebagainya. Namun tidak dengan dua orang gadis yang sedari tadi berdiam diri di kelas dengan satu orang yang memandang lurus ke bangku depan miliknya, dan yang satu fokus pada ponsel nya.
"Kill, kantin yuk. Laper gue." Yang ditanya bukannya menjawab malah bergumam tidak jelas.
"Duh punggungnya lebar banget."
"Duh kalo meluk pasti nyaman."
Caith yang mendengar suara sahabat nya berbicara melantur itu rasa nya kesal sekali. "SHAKILLA!" teriaknya.
"Hah? kenapa Ket?"
"Lo kenapa sih malah ngelantur gak jelas sudah tau gue manggil lo dari tadi."
Apakah Shakilla peduli oleh omelan Sahabatnya itu? oh tentu tidak malah dia hanya cenengesan tidak jelas. "Utututu cayang nya Killa marah, ayok kantin Killa yang teraktir." ucapnya sambil menggandeng Caith keluar kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakilla
Teen Fiction"Jelasin ke gue." "Hah? Jelasin apaan?" "Kenapa lockscreen handphone lo pake foto gue." "Hah? Oh anu i-itu. Aduh apa ya, K-Killa suka sama kamu." "Tapi gue gak suka sama lo." Hancur sudah dua tahun dia menjadi Secret admirer malah ketahuan. Sekaliny...