01. AFDALIA(Permulaan)

85 5 0
                                    

Part ini bakalan dipenuhi sama bahasa-bahasa yang sudah gak asing bagi kalian, bahasa Negeri Sakura, Jepang. Nanti bakalan dijelasin sama diterjemahin kok!

Happy Reading

Emilia menatap langit malam dari balkon kamarnya, menatap bintang yang sangat indah di atas sana, hatinya hancur sehancur hancurnya, karena mempunyai orang tua yang pilih kasih terus membuatnya bersedih dan kesepian, hidup hanya dengan rasa takut, dan juga putus asa. Tak ada yang bisa membuat dirinya menjadi lebih diperhatikannya oleh orangtua bahkan saat Emilia bisa melebihi prestasi Emily(Kakaknya), Papa Mama tidak sama sekali memberikan perhatian lebih kepada Emilia.

Begitu kejamnya dunia ini bagi seorang Emilia. Kenapa ia harus menghadapi masa-masa sulit dari kecil hingga dewasa, memang jika kata pepatah pernah berkata, 'berakit-rakit kita ke hulu, berenang-renang kita ke ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian'

Entahlah, yang Emilia yakin, hidupnya tak akan pernah bahagia karena ia dikutuk untuk selalu bersedih, ia yakin itu karena kelahirannya saja sangat mengganggu kehidupan keluarganya.

Tidak ada yang bisa Emilia lakukan selain menangis, atau mengalah. Terkikis, atau kalah. Setiap hari, dirinya hanya menjadi bahan tawaan teman-temannya, seriap malam, dirinya terus bermimpi hal buruk, seakan-akan mimpi indah tak pernah mampir ke mimpinya. Tak ada pekerjaan lain selain mengkhayal, berekspektasi, dan juga berharap lebih, meskipun ia tahu bahwa semua itu akan menyakiti hatinya saat di akhir nanti.

Emilia menggigiti bibir bawahnya dengan airmata yang terkumpul di kelopak matanya, sedetik kemudian. Airmata mulai mengalir deras, layaknya hujan yang akan menggigitnya malam ini.

Flashback ON

01. Lily dan Lia.

Fobie membuka pintu mobil, dan tampaklah dua orang gadis yang masih berumur 4 tahun sedang menunggu dirinya di teras rumah. Fobie berdiri, kemudian melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah dua anaknya.

"OTOSAAAN" teriak Emily dan Emilia berlari ke arah ayahnya dengan kerinduan yang amat sangat dalam. (Aayaaaaah)

Fobie merunduk, lalu ia menggendong Emily sambil menggesekkan hidungnya ke pipi Chubby Emily. "Nande mada ne tenai no?" Tanya Fobie. (Kenapa kamu belum tidur?"

"Otōsan o matteimasu" jawab Emily penuh dengan wajah imutnya. (Aku menunggu ayah)

Emilia menarik baju kemeja Fobie, berharap bahwa ia juga akan digendong, dicium, dimanja-manjakan. "Anata wa watashi o hakobitakunai nodesu ka?" Ucapnya penuh harap. (Ayah tidak mau menggendong ku?)

Fobie diam, ia tidak mempedulikan anak yang satunya, ia tetap menciumi pipi Emily dengan manja.

Merasa ayahnya cuek, Emilia kembali menarik kemeja ayahnya. "Otosaan.." panggilnya. (Ayaaah)

Fobie melepaskan tangan mungil Emilia yang terus menarik kemejanya, ia menurunkan pandangan, menatap Emilia penuh kekesalan. "Damare!!" Bentak Fobie, membuat Emilia tersentak, perlahan Fobie berjalan sambil menggendong Emily ke dalam rumah dengan kebahagiaan. (diam!)

Emilia menatap punggung Ayahnya yang semakin menjauh, perlahan senyumnya yang merekah menjadi pudar, begitu pula kebahagiaannya yang hilang bak ditelan bumi, "otosan?" Gumamnya, airmata kini terkumpul di kelopak matanya.

Flashback OFF~

Emilia mengepalkan tangannya dengan kuat, mungkin saat itu ia pikir bahwa ayahnya sedang kelelahan, tapi sampai sekarang ia tak pernah merasakan gendongan dari seorang ayah. "Papa... Mama......." Lirihnya sendu, ia menurunkan pandangan, matanya ia pejamkan, membiarkan airmatanya membasahi pipinya.

Raidou Emily Vanfany, atau bisa dipanggil, Lily, ia adalah kakak dari Emilia, yang selalu mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya, dari saat ia masih berada di Osaka-Jepang, sampai ia pindah ke Jakarta sekarang.

Jangan tanya siapa ayah dan ibu mereka berdua. Fobie Andareza, dia adalah pengusaha muda sukses yang menarik hati seorang gadis berkebangsaan Jepang bernama Umika Asahi, keduanya menikah muda saat Umika masih menginjak usia 19 tahun, sekarang. Saat Lily dan Lia sudah menginjak bangku SMA, mungkin usianya sudah berkepala tiga, tapi jangan ragukan kecantikannya.

To Be Continued

AFDALIA (ONGOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang