The Marine's New Life

1.6K 328 52
                                    

Dulu sewaktu aku masih hidup menjadi manusia ... mm ... Aku tak begitu ingat kira-kira berapa tahun yang lalu, namun kalau tidak salah mungkin sekitar pertengahan abad sembilan belas, jelasnya sebelum kota menjadi seramai dan semodern saat ini.

Iya, aku dulu pernah hidup sebagai seorang manusia seutuhnya. Dengan gender laki-laki tulen berkulit pucat bernama Chris. Christopher Bahng kepanjangannya, dan aku seorang marinir berpangkat Lettu (Letnan satu).

Benar, aku dulu seorang tentara angkatan laut negara ini. Hidup di atas air dengan berkawan senjata api ataupun segala hal berbau lautan.

Sampai kapal air yang kuhuni mengalami kejadian naas ketika berperang, dan takdir pun merenggut nyawaku.

Aku meninggal, hanya itu yang kuingat terakhir kalinya; sebelum suatu pagi terbangun di sebuah bak sampah, lengkap dengan darah dan beberapa ekor anak anjing di sekelilingku. Bisa kupastikan jika aku baru saja terlahir kembali, namun bukan sebagai manusia melainkan menjadi seekor hewan. Seekor anjing Siberian Husky.

Tak kumengerti kenapa Tuhan membiarkanku menyimpan memori lama sewaktu aku masih hidup menjadi manusia dulu, tapi anggap saja itu sebagai anugerah karena kurasa tak semua anjing yang lahir bersamaan denganku ini memilikinya.

Baik, cukup sampai di situ saja kilas balik tentang diriku di masa lampau. Kini aku harus membiasakan hidup dengan berjalan menggunakan empat kaki; dua di depan masih kerap kusebut tangan. Ha ha, bodoh sekali bukan?

Aku tak tahu sedang apa diriku saat ini, saat saudara-saudaraku—yang terlahir sesama anjing—telah pergi mencari makan, aku justru hanya diam duduk menyendiri di pinggiran jalanan.

Tidak juga, aku sebenarnya sedang memerhatikan sebuah rumah dari kejauhan; rumah lamaku. Sekarang sudah hancur dan hanya menyisakan sisa puingnya saja, sepertinya setelah aku meninggal dulu tak ada satupun orang yang menempati bangunan itu.

Aku berdecak pelan, menggelengkan kepala dan merasa amat menyayangkan sekali. Padahal dulu rumah itu menjadi salah satu rumah paling indah di kota ini.

Cukup lama kupandangi sisa bangunannya, sampai kemudian aku kembali melangkah dan menyusuri jalanan yang ramai. Sesekali kakiku akan berhenti jika menemukan tempat sampah; untuk mengais sisa makanan dari dalamnya sebagai pengganjal perutku yang kelaparan. Miris memang, tapi mau bagaimana lagi? Sudah jelas beginilah kehidupan hewan liar, bukan?

Ah, menjadi hewan ternyata susah-susah gampang! Aku tak perlu sibuk dengan urusanku seperti saat menjadi manusia dulu, tak perlu repot bersekolah ataupun pergi bekerja demi mendapatkan uang. Aku tak harus melakukan itu semua saat ini.

Tapi karena tak ada orang yang merawatku dan aku tak memiliki rumah sama sekali, sekarang hidupku hanya sekedar meluntang lantung di jalanan kota.

Sebagai seekor anjing tak bertuan.

Baik, itu bukan bagian paling buruk sebenarnya. Karena selain tak memiliki rumah dan tak ada yang memberikan makan juga, hidup dijalan memiliki resiko lain juga. Contohnya ...

"LARI! LARI! CEPAT SELAMATKAN DIRI KALIAN!" teriak seekor anjing labrador tua yang tengah berlari terbirit-birit, lantaran seorang lelaki berpakaian khas petugas nampak mengejarnya.

"What the fish! Itu pria gila yang akan menculik kita!" sembur seekor kucing liar berwarna hitam yang semula sedang asyik duduk di bawah tiang lampu jalanan.

Ah, sebenarnya kejadian ini sudah biasa. Mereka itu petugas dari ... aaa ... aku lupa namanya, ha ha. Yang jelas mereka akan membawa hewan-hewan liar dari jalanan untuk dimasukkan ke dalam penampungan.

Sebagian dari mereka yang pernah kutemui bilang, jika di penampungan itu hewan yang tertangkap akan dikurung dalam sebuah sel khusus sampai ada orang yang datang dan mau mengadopsi. Sebagian lagi berkata jika yang tertangkap akan dijadikan bahan makanan, contohkan saja; sosis.

SiberiChan ✓ [Banginho] (Sudah Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang