𝗶𝗶𝗶

1.3K 206 41
                                    

Bel tanda selesainya istirahat berbunyi. [name] beranjak dari tempat yang ia duduki tadi, namun tertahan karena Oikawa memeluk lengannya. [name] heran, lalu bertanya ke Oikawa.

“Kenapa bang?” [name] bingung dengan tingkah Oikawa yang manja kepadanya.

“Peluk.” Pinta Oikawa.

Ah, ia tau ini.

“Tapi bel udah bunyi loh.” [name] langsung mencari alasan. Ia tak mau terkena pelukan maut Oikawa.

“Biarin aja.”

“Tapi— AAAKJDKLSJ!!” Oikawa menarik tangan [name] dan memeluknya erat, seperti takut [name] akan pergi dari nya.

“Gaada alesan.” Oikawa berucap sambil menyandarkan kepalanya di leher [name] sambil menghirup aroma yang menguar dari [name].

“Hah... Terserah lah.” [name] hanya bisa pasrah.

“Eum... [name], gue ke kelas duluan ya.” Ennoshita mengundurkan diri.

“Ah, tolong izinin gue ya!” Ennoshita hanya mengangguk sebagai jawaban.

[name] yang duduk di paha Oikawa menggeliat tidak nyaman. Oikawa yang menyadari itu hanya bodoamat dan lanjut menghirup bau [name]. Iwaizumi? Dia cabut dari sana.

Cukup lama mereka berpelukan seperti itu, sampai sebuah(?) suara menginterupsi mereka.

“[name]...?”

“M-mari??”

“I-iya, ini gue...”

“HUEEEEE MARI!!! GUE KIRA LU BENERAN PINDAH KE PARIS!!” [name] melepaskan pelukan Oikawa dan berlari memeluk gadis yang ia panggil ‘mari’ tersebut.

Gadis tersebut terkekeh pelan, “Iya, cuma sebentar kok.”

Oikawa yang melihat itu tentu saja cemburu. Ia tak suka calon pacar- ehem maksudnya sahabat nya di peluk orang lain, cewe pula. Dengan aura yang suram Oikawa berjalan kearah [name] dan memeluk nya dari belakang lalu bertanya,

“Dia siapa, [name]?”

“Oh iya, kenalin, ini Marinette! Temen gue waktu SD!” [name] memperkenalkan Marinette dengan aura berbunga-bunga mengelilinginya. Oikawa tak suka itu.

“Uh... Hai kak, gue Marinette Dupain-Cheng.” Marinette menyapa Oikawa dengan perasaan was-was, menyadari aura suram yang mengelilinginya.

“Hai haii! Gue Oikawa Tooru! Panggil aja Oik!” Oikawa menyapa balik dengan senyum dan nada ramah yang terpaksa.

Marinette memiliki tubuh yang cukup bagus. Pinggang yang ramping, kaki yang panjang, pipi yang tembam. Rambut biru yang ia kuncir dua, dan sepasang anting berwarna hitam di telinga.

“Ngomong-ngomong, kenapa lo di kantin? Bel masuk kan udah bunyi daritadi. Sambil pelukan pula.” Marinette bertanya curiga ke [name].

“A-ah... Itu-”

“Tadi kami abis reunian, gue udah lama ga ketemu [name].” Oikawa memotong perkataan [name].

“Oalah.” Marinette hanya mengangguk kalem.

“Kalo Mari??” Kali ini giliran [name] yang bertanya.

“Mau ke wc, gue kebelet berak.” Astagfirullah mbak Mari, kamu cewe tp kok gt bgt :(

“Jorok anjing! PERGI BERAK SANA!” [name] mengusir Marinette.

“IYA!” Lalu Marinette pergi ke wc.

“Omong-omong, kalian udah telat loh!” Marinette menyahuti mereka.

“EH IYA! ASTAGFIRULLAHALADZIM!” Oikawa panik, soalnya lagi pelajaran pak Nanami, guru yang katanya paling galak di SMK 13 Bintang Kejora.

𝙩𝙧𝙮 𝙢𝙚, 𝙗𝙞𝙩𝙘𝙝Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang