OWM | 17

85.3K 8.7K 2.5K
                                    

Semoga suka part ini ya!!

Oliver terus menyerang bibir Sienna tanpa ampun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oliver terus menyerang bibir Sienna tanpa ampun. Entah sudah berapa lama ia melumat, menggigit, dan mengecap bibir Sienna hingga rasanya kebas.

"Udah..." ucap Sienna lemah. Jujur saja, tenaganya masih belum terkumpul penuh. Ia bahkan tak bisa membuka matanya seratus persen. Tadi, baru saja mereka sampai di kamar Sienna, Oliver langsung mendorong gadis itu ke ranjang, mengungkungnya, lalu menyerang habis-habisan bibir Sienna.

Oliver langsung mengangkat kepalanya, mengusap bibir Sienna yang sudah bengkak tak karuan. Ia tersenyum puas melihat hasil karyanya. Bibir Sienna yang semula pucat, berubah menjadi merah dan bengkak, bahkan berdarah.

"Ini hukumanmu," ucap Oliver. Sienna mengernyit. "Emangnya aku ngapain?"

"Kamu melanggar. Ninggalin kelas sebelum aku jemput." Oliver menggulingkan tubuhnya dari atas Sienna ke samping, lalu menarik gadis itu lembut ke dalam pelukannya. Sienna lagi-lagi tak bisa melawan, tubuhnya masih sangat lemah. Padahal, sudah sejak tadi ia rasanya ingin menampar Oliver keras-keras.

"Aku mau nyamperin kamu," balas Sienna.

"Emangnya ada apa, hm? Penting banget sampe nggak bisa nunggu?" tanya Oliver. Ia menyusuri wajah Sienna dengan jemarinya, sesekali menyentuh lembut lebam di wajah gadis itu.

Sienna sedikit mendongak, menatap Oliver. "Kamu pecat semua anak OSIS?"

Oliver mengangguk singkat. Ia masih sibuk menatapi wajah cantik Sienna.

"Kenapa? Terus, sekarang siapa OSIS di sekolah?"

"I don't know," balas Oliver. "Bu Wanda yang ngatur. Pokoknya, aku bilang mereka semua harus diganti yang baru."

"Kembaliin mereka, please..." mohon Sienna. "Aku yang salah, bukan mereka. Aku yang maksa-maksa Amel waktu itu."

"Nggak," jawab Oliver singkat. Laki-laki itu mengecup puncak kepala Sienna, menghirup aroma bedak bayi yang menguar dari tubuh gadis itu.

"Please?" mohon Sienna lagi. Semua ini salahnya, dan ia harus bertanggung jawab. Bagaimana pun caranya, Amel dan teman-temannya harus kembali ke posisi masing-masing. Mengingat mimik wajah Amel tadi pagi, membuat Sienna kepikiran.

"Apa yang aku dapet nanti?"

Sienna mengernyit, berpikir. "Kamu maunya apa?"

"You."

Sienna menghela napasnya keras. "Selain itu."

"Only you."

"Ollie..."

Oliver langsung bangkit dari posisinya, lalu menatap Sienna antusias. "Kamu panggil aku apa barusan?"

"Ollie?"

OLIVER WANTS ME ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang