Sembilan bulan berlalu, kini Sasuke telah melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Menma, sebuah kebahagian bagi Sasuke namun juga sebuah kekecewaan. Sejak saat itu sikap Naruto berubah, sang blonde tau-tau tak lagi memperhatikannya, ia seharian berada di kamar bayi untuk merawat si bayi Menma, memberi susu, mengganti popok, menidurkannya, semua dilakukan oleh Naruto seorang. Sasuke hanya menonton saja, bahkan ia tak memiliki kesempatan walau hanya sekadar mengendong bayinya.
"Ambilkan aku handuk bayi," ujar Naruto memerintah Sasuke. "Siapkan bak mandi dan airnya." Sasuke pergi ke kamar mandi, melakukan apa yang Naruto perintahkan. Sasuke bingung, ia kembali diperlakukan seperti pelayan.
Hingga firasat buruk Sasuke semakin membesar dan sampai pada suatu kesimpulan...
"Ini gaji terakhirmu." Naruto memberikan sebuah amplop pada Sasuke setelah Naruto meminta berbicara empat mata di ruang tamu.
Sasuke melotot menatap wajah Naruto.
"Kau pergilah dari rumah ini dan jangan pernah kembali," Masih syok dengan pemecatan dirinya, Sasuke sudah dibuat lebih syok lagi dengan permintan yang tidak mungkin ia lakukan, "Tapi, jangan membawa Menma bersamamu."
Kedua mata Sasuke semakin membulat, bagaimana bisa ia meninggalkan bayinya yang baru berumur beberapa hari?
"Aku mencintai pacarku, aku menginginkan bayi itu tetap disini bersamaku agar aku bisa merawatnya bersama Shikamaru, tujuanku bersetubuh denganmu hanya itu saja."
Kini air mata membasahi pipi Sasuke, ternyata Naruto hanya memanfaatkannya saja. Jika ia menerima amplop itu dan meninggalkan rumah ini tanpa membawa Menma, itu sama artinya ia menjual anaknya sendiri.
Tentu saja ia tidak mau menjual Menma!
Sasuke pergi ke kamar bayi yang berada di lantai atas, namun ketika Sasuke sampai di ruangan berchat biru cerah itu bayi Menma tidak ada. Sasuke kembali ke ruang tamu.
"Kembalikan Menma! Dimana Menma!?" Sasuke marah, menarik kerah kemeja Naruto dan meneriakinya. "Jika kau tidak mencintaiku, baik! Aku akan pergi dari rumah ini, tapi dengan membawa serta Menma bersamaku!"
"Berikan saja dia kepadaku, Sasuke, aku dan Shikamaru tidak punya kemampuan melahirkan bayi sepertimu, bukankah kalau menginginkan bayi kau hanya perlu membuatnya lagi bersama teman kencanmu kelak?"
Genggaman tangan Sasuke pada kerah Naruto semakin mengerat, ingin sekali ia memukul wajah tan yang sedang menyeringai itu sampai hidungnya patah.
"Keterlaluan! Kau keterlaluan Uzumaki! Kau sudah memaksaku bercinta, kau ingat!? Sekarang kau juga memaksaku untuk menyerahkan bayiku kepadamu!?"
Kejam sekali.
Saat itu Sasuke sangat merasa bahagia atas perhatian Naruto sewaktu dia hamil, dia sudah ge-er karena merasa dicintai, ternyata semuanya palsu. Sasuke terisak karena kebodohannya sendiri.
"Jadi kalian putus itu hanya rekayasa?"
"Iya, kami bersandiwara, Shikamaru setuju denganku untuk merawat bayi."
Sasuke menangis di hadapan Naruto, bagaimanapun juga laki-laki itu benar-benar telah menyakiti hatinya dan menghancurkannya berkeping-keping, membodohinya, membohonginya, menenggelamkannya dalam surga yang sebenarnya berisi kobaran api neraka.
'Sudah jatuh tertimpa tangga.'
Setelah dipikir-pikir kenapa hidupnya begitu sial seperti ini...
Sambil terus menangis, Sasuke terjatuh di dada Naruto, warna gelap tiba-tiba menyelimuti pandangannya. Sasuke berharap ia segera mati, lalu bereinkarnasi dengan cepat.
Terlahir kembali menjadi alpha atau beta terdengar lebih baik.
Oh, Dewa...
(to be continued...)

KAMU SEDANG MEMBACA
Fatamorgana | (NARUSASU)
Romance"Our life is very difficult, but there are millions of people with a more difficult life out there." Hidup kita memang sangat sulit, namun ada jutaan kehidupan yang lebih sulit diluar sana... Naruto (Seme) & Sasuke (Uke) Omegaverse (α/β/Ω) Warning(...