Cast :
—Devan—
—Rose—
—Jeffrey—
[][][]"Rose?" ucap Devan dengan raut wajah bertanya-tanya, tepat saat ia membuka pintu apartemennya dan mendapati sosok Rose yang kini berdiri di hadapannya dengan seulas senyuman di wajahnya.
Rose seketika memejamkan matanya sembari mengendus udara, kala mencium aroma yang menggugah selera makannya. Tanpa Devan persilahkan, Rose langsung masuk ke dalam unit apartemen cowok itu dan melanjutkan langkahnya menuju area dapur.
"Aaa! Lo baru bikin Lasagna ternyata? Kebeneran banget, gue belum sarapan!" Pekik Rose senang seraya berjingkrak riang, begitu matanya menangkap keberadaan sepiring lasagna yang masih menguarkan asap. Sebagai pertanda bahwa makanan itu memang baru saja dikeluarkan dari pemanggang.
Lalu setelahnya, Rose langsung mengambil piring serta satu set sendok dan garpu yang ada di lemari penyimpanan alat makan milik Devan dan menaruhnya ke atas meja makan. Dengan bersemangat, Rose memindahkan satu potong lasagna ke atas piringnya.
Baru saja Rose akan memasukkan satu suapan pada mulutnya, namun gerakan cewek itu seketika terhenti kala menyadari bahwa Devan masih berdiri di samping meja makan seraya melipat kedua tangannya di dada.
"Lo gak makan, Dev?" tanya Rose dengan raut wajah yang terlihat bingung.
Bukannya menjawab pertanyaan yang Rose ajukan, Devan malah memutar bola matanya.
"Lo ngapain kesini?" tanya Devan balik, tak menggubris pertanyaan yang sebelumnya Rose ajukan padanya.
"Y-ya emangnya gak boleh?" tanya Rose balik seraya memasang tampang sendu.
Lagi-lagi Devan memutar bola matanya, kali ini seraya menghembuskan napas dengan kasar.
"Bukan itu point-nya, Roseanna."
"Kemarin malem lo bilang ke gue kalo hari ini lo bakal seharian jalan sama Jeffrey, tapi kenapa lo sekarang ada di apartement gue?" tanya Devan kemudian, memperjelas maksud dari pertanyaannya sebelumnya.
Seulas senyuman tipis perlahan terbit pada bibir Rose, meski ia mencoba tersenyum, namun Devan dapat menangkap adanya kesedihan yang ada padanya.
"Um, itu... Pas gue selesai makeup dia ngehubungin gue katanya ada urusan penting, so yeah terpaksa gue sama dia gak jadi jalan." jelas Rose, masih dengan senyuman yang sama di wajahnya.
"Karena gue udah terlanjur siap buat pergi, ya gue putusin dateng ke tempat lo. Apalagi kalo weekend gini kan lo emang sering masak-masak,"
"And voila! Tebakan gue bener." lanjut Rose kembali, seraya melirik satu potong lasagna yang ada pada piringnya dengan senyuman yang semakin lebar.
Devan hanya dapat menggelengkan kepalanya seraya menghela napas pelan, begitu mendengar semua penuturan Rose.
"Yaudah, makan yang banyak." ucap Devan, seraya mengelus lembut puncak kepala Rose. Cowok itu kemudian mengambil satu set alat makan untuk dirinya sendiri, setelahnya ia ikut mendudukkan tubuhnya di kursi yang bersebelahan dengan Rose.
[][][]
Hi! Terimakasih untuk kalian yang sudah mampir baca cerita ini!❣️
Cerita ini merupakan short fanfiction. Total part dari cerita ini pun cuman ada 3 dan satu partnya pun wordnya rata-rata cuman 500 word.
Aku bakal usahakan untuk update secepat mungkin, karena keseluruhan cerita ini pun udah selesai dan tinggal publish aja~
So see you!❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secret
Short StoryTentang Devan dan rahasianya. Rahasia mengenai perasaan yang ia pendam pada sahabat perempuannya sedari kecil.