Chapter 4

2 0 0
                                    


"i love you." nathan tersenyum manis

"uhukk...." ucapannya membuatku tersedak

"kamu baik-baik sajakan??."nathan mengelus punggungku

"ahh...i-iya baik-baik saja kok." aku menyeruput bubble teaku lagi walaupun dengan sedikit gugup karena ucapan nathan barusan.

"maaf membuatmu terkejut, eumm.....aku ingin bertanya apa kamu dan alvian sudah pacaran??." tanyanya dengan hatu-hati namun mengejutkan untukku

"uhukk...." aku tersedak untuk yang kedua kalinya

"maaf....maaf ya aduh kamu jadi tersedak lagi." nathan mengelus punggungku lagi

"tidak apa apa kok aku hanya sedikit terkejut, aku tidak memiliki hubungan apapun dengan alvian kami hanya sebatas sahabat dekat." ucapku

"lalu bagaimana??."tanya nathan

"apanya yang bagaimana?."aku malah balik bertanya

"ucapanku diawal, apa kamu juga mencintaiku? Aku sangat menyukaimu arin, ini sudah lama tapi aku tidak berani untuk mengungkapkannya kupikir kamu dan alvian sudah berpacaran tapi setelah mendengar jawabanmu tadi membuatku lega." jelas nathan

Aku harus menjawab apa?

Aku sangat menyukai alvian namun aku juga tidak tau perasaannya

Apakah dia juga menyukaiku atau tidak

Alvian atau Nathan?

Kalau Alvian, belum tentu dia menyukaiku.

Kalau Nathan, dia sudah terang-terangan menyukaiku baru saja dia menyatakan perasaannya padaku

Pilih yang sudah pasti atau yang belum tentu??
Entahlah aku bingung.

"kamu tidak perlu menjawabnya sekarang, kita pulang yuk sudah sore." ajak nathan seraya beranjak dari duduknya

• • •

"terima kasih nathan." ujarku seraya tersenyum manis

"iya, aku pulang dulu." nathan tersenyum lalu dia pergi

Aku berjalan kearah kamar ku dan seperti biasanya aku langsung merebahkan tubuhku dikasur yang empuk dan nyaman ini, sambil memikirkan hal yang nathan ucapkan

"aku harus menjawab apa??."gumamku sambil memejamkan mata

Suatu pilihan yang sulit, sudah afa didepan mata atau memilih yang masih samar-samar.

Alvian atau Nathan

Hatiku mulai bimbang sekarang, apakah aku harus memilih nathan yang sudah terang-terangan begitu atau alvian

Aishhh....aku bingung

"ahh...aku baru ingat,obat nathan."aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan mengambil tasku yang tergeletak di meja belajar

"ini dia."

Aku mengambil obat yang kusimpan didalam tas, karena penasaran aku membuka bungkus obat berwarna merah yang ku pegang

Obat ini berbentuk tablet dan ada sebuah tulisan dibawah plastik berwarna abu-abu ini yang membungkus obat itu.

"kan...kanker stadium em...empat, milik Nathan Immanuel."

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang