Hai, apa kabar? Aku tahu kau tak baik. Jadi baiklah,biar ku ganti saja kalimatnya menjadi "bagaimana kabar lukamu?"
Aku sudah benar, kan? Aku tahu kau masih kesakitan pun aku tahu hatimu masih kacau dan patah.
Aku paham seberapa besar perjuanganmu untuk menutupi luka itu.
Menyembunyikannya, menepikannya hingga yang tersisa hanyalah mereka tahu bahwa kau masih baik-baik saja.
Kerja yang bagus. Tipu saja, tipu terus. Hingga kau berhasil lupa bahwa kau sedang berpura-pura.
Jangan pernah berbalik arah, jangan. Kau sudah mengorbankan segalanya untuk sampai disini, bukan hal mudah.
Segala sesak itu, biarlah ia disana. Biarkan waktu melaksanakan tugasnya dengan baik, tugasmu hanyalah terus bertahan sampai Dia bilang cukup.
Kau tak boleh mencemaskan hal-hal itu lagi, kau harus terus lanjutkan hidup dengan sebaik-baiknya, dan sebermanfaat yang kau bisa. Bisa, kau pasti bisa!
Tetaplah kuat, karena aku tahu kau kuat, hanya saja kau sering tak sadar akan hal itu.
Baik ini saja dulu. Selamat tidur, lekaslah terpejam jangan habiskan energimu untuk hal-hal yang tak seharusnya memenuhi ruang kepalamu.Dariku; yang terus berusaha untuk itu.
.
.
.
.