Aku menamainya harapan. Sesuatu yang tidak ku izinkan untuk
bertumbuh lebih besar. Sedikit saja tunasnya muncul buru-buru ku
pangkas hingga akar.
Namun susah payah sudah aku membabatnya, tunas baru tetap
menjelma. Entah dari mana muasalnya, padahal aku tidak pernah
menyemai bibit di pekarangan.
Maka kali ini aku putuskan untuk memberinya kesempatan. Biarkan
saja. Tidak akan ku lakukan perlawanan, tidak pula aku rawat agar
akarnya menancap kuat.
Biarlah alam yang menyeleksinya. Menjadi tumbuh besar harum
semerbak atau layu dan mati sebelum mekar, atau jangan-jangan
menjelma pohon rindang yang meneduhkan setelah penantian panjang
melelahkan.
Tentu, takdir-Nya yang terbaik.
