Jam dinding masih berdetak dengan santainya. Berbeda jauh denganku yang lagak sedikit terburu buru. Setelah sekian lama bolamataku menyapu seisi kamar yang baru saja dibereskan kudapati pulpenku tergeletak diatas selembar kertas putih dengan beberapa totehan tinta merah. Ya aku sengaja menuliskan pengingat tugas sekolah dan hafalan madrasah dengan pulpen merah. Kembali tanganku tertuntun menyusuri rak kitab. Durrotun Nasikhin kitab yang paling aku sukai. Selain isi kitabnya tentang mutiara hikmah, Mbah Ali sebagai pengajar menyampaikannya dengan sangat sederhana tapi mudah dipahami.
"Afhiz....ayoo keburu Mbah Ali rawuh" teriak Fatimah tenan sekamarku yang dari tadi setia menunggu namun lagaknya sudah berkurang kesabarannya.
" Ehh..iya Fat...maaf jelamaan ya" kataku sambil berjalan sembari merapikan pakaian. Sesampai di kelas semuanya terdiam menatapku dan Fatimah yang baru datang. Tanpa basa basi lagi kami masuk ruangan.
"Assalamualaikum" ucapku dan Fatimah.
"Waalaikumsalam"serentak teman teman menjawab salamku dan Fatimah. Tapi ada suara ahwan yang sangat ku kenal dan suaranya ada di belakangku. Aku dan Fatimah masih dibibir pintu ingin masuk, pas aku tengok kebelakang...
"Astaughfirulloh...Gus Hasan?" Tanya ku kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
semoga
Teen FictionSemoga Allah titipkan sebagian kebahagiaanmu pada kedua telapak tanganmu