01

529 30 4
                                    

Pertemuan aneh yang pernah terjadi semasa hidupnya (y/n). Bagaimana mungkin ada seseorang yang secara terang-terangan menyatakan bahwa dia menyukai (y/n). padahal seumur hidup nya tidak pernah membayangkan hal ini  terjadi apalagi sampai ditembak di depan umum.

Itu hal yang memalukan bagi (y/n). Bukan apa-apa (y/n) sangat membenci tatapan orang sekitar dan itu membuatnya sangat amat tidak nyaman.

Karena (y/n) sendiri pun terlalu sibuk dengan hal-hal yang  harus  dia  kerjakan  dibandingkan  memikirkan menjalin hubungan dengan seseorang. Aneh tapi nyata membuat (y/n) tidak bisa berkata-kata.

"(y/n) saya suka sama kamu" ucap pria paruh baya yang masih bujangan di depan sebuah toko bunga sambil menyodorkan sebuah buket money flower kehadapan (y/n).

"Hah! Om, lo sehat?!" (y/n) kaget dan iris (e/c) yang indah pun berhasil membulat sempurna dengan mulutnya yang menganga.

Pria yang (y/n) kenal sebagai teman abangnya tersebut menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil menahan mukanya yang memerah. "Saya serius, seratus persen serius" ucapnya tegas.

"Begimana bisa cuy? Jangan bercanda. Bang Gojo pasti bakal nentang banget kalo sekiranya lo gue terima lo om" (y/n) membalas perkataan Nanami dengan tegas, bahwa sulit rasanya menerima pernyataan cinta yang tadi dinyatakan oleh Nanami.

"Saya paham, kalo saya bakal ditolak. Memang sudah konsekuensinya seperti ini kan. Terimakasih ya (y/n) sudah mau mendengar pernyataan saya. Saya izin pamit" Nanami pun pamit undur diri sebelum tangannya ditahan oleh (y/n).

"Jangan pundung gitu lah om, kasih gue waktu?" (y/n) memberikan sebuah harapan pada Nanami. Klise. Sebenarnya (y/n) memang memiliki perasaan pada si om ganteng ini. Biarpun (y/n) bukan orang yang memikirkan bagaimana rasanya menjalin hubungan dengan seseorang. Bukan berarti dia tidak pernah jatuh cinta sama sekali.

"Baik, saya tunggu ya. Cantik." Nanami mengedipkan mata sebelah kanannya. Centil. Sedangkan sang perempuan yang dihadapannya sedikit kaget dan agak tersipu malu sambil memegang buket bunga yang diberikan oleh Nanami.

Pada awalnya buket tersebut ingin (y/n) kembalikan karena tidak enak tapi Nanami sendiri pun menolak untuk menerima buket itu lagi. Alhasil mau tidak mau dengan perasaan setengah-setengah (y/n) membawa pulang buket tersebut bersamanya. 'Lumayanlah' batin (y/n) tersenyum.

Satu hari yang panjang nyata dialami (y/n) memikirkan dan menimbang mana yang terbaik untuk dia dan keluarganya. Apa bisa hubungannya dengan Nanami berjalan lama? Atau mungkin sebelum bersama sudah ditentang terlebih dahulu? Ah tidak tahu.

'Apasi? Kenapa? gue mikirin beginian kayak orang dongo. Jelas bakal ditentang lah. Dia 35 tahun. Please. Lo jangan bego ya (y/n)!' Ujarnya dalam hati sambil berperang dengan akal sehatnya.


oOo


"Ei sob" suara yang sangat akrab bagi Indra pendengar pria yang memiliki rambut blonde tersebut. Nanami pun menoleh ke belakang dan menatap seseorang yang tadi memanggilnya. "Kenapa jo?" Nanami bertanya perihal untuk apa Nanami memanggilnya selain untuk pekerjaan.

"Gak kenapa-napa sih. Cuman ape ye, agak gak rela ngomongnya gue." Gojo bingung apa yang harus dia katakan.

"Buru Jo" tegas Nanami.

"Jadi gini bro, gue nitip (y/n) ya" jelas Gojo. Bukan tanpa sebab ia menitipkan adik kesayangannya ini kepada sahabat karibnya, tapi karena ada suatu hal yang mendesak ia pun mau tidak mau menitipkannya. Dan Satoru bersaudara hidup di ibu kota hanya berdua saja. Orangtua mereka tinggal jauh dari mereka.


Nanami menatap sinis Gojo dan langsung berujar "gak usah aneh-aneh, dia udah gede kali. Udah bisa ngurus diri sendiri." Sambil merapihkan berkasnya yang ada di meja kerjanya Nanami pun langsung pergi meninggalkan Gojo yang masih terdiam diri ditempat.

"PLIS LAH, KALO SEKIRANYA GAK MAU BANTUIN PANTAU DIA DARI JAUH. TOLONGGGGGG GUE. WOI KENTO!" Gojo teriak-teriak bak orang kesurupan sambil mengejar Nanami yang sudah meninggalkan ruang kerja mereka. Untungnya sekarang sedang jam istirahat dan mereka berdua adalah atasan jadi tidak akan ada yang berani berkomentar. ya, sedikit menyalahgunakan jabatan tidak apa bukan.

o0o

(y/n) tiba-tiba mendapat pesan dari bang Gojo.

Ting!

"Wah apa nih, tumben dia ngechat jam segini" (y/n) pun membuka pesan tersebut dan membacanya sambil mengernyitkan dahinya. Lagi-lagi dia ditinggal sendirian. Dan lebih parahnya lagi dia dititipkan oleh Nanami.

"HAH?! UDAH GILA LO YA!" (y/n) pun mengirimi voice note yang kurang lebih kata-kata untuk menyumpah serapahi saudara satu-satunya yang dia punya itu.

"Kagak ye gue waras" tak mau kalah dengan sang adik. Gojo pun mengirimi voice note juga. "Udahlah gapapa ya, dari pada lo ga ada yang jagain. Please ngertiin abang ya." Ucap Gojo dari voice note tersebut.

Tbc

Lanjutt gak? Hahaha

Si Oom [Nanami Kento x reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang