Semakin saya menyayangi seseorang, semakin orang itu tidak menghargai hadirnya saya.
Pergilah, saya tidak akan menahan lagi. Bawalah, bawa semua perasaan saya. Tidak ada yang tersisa untuk diri saya.
Saya pernah begitu mengemis perhatian anda, saya mental pengemis ya? Itu buruk dan saya akan berusaha merubahnya.Pergi saja, tidak ada yang menyuruh anda datang tapi takdir semena-mena dengan saya. Ah maaf ini memang salah saya, seandainya dulu saya tidak menyapa anda duluan. Saya selalu bertanya-tanya "mengapa saya? Hikmah apa dalam ini semua?"
Saya selalu ditinggal pergi oleh orang-orang tersayang saya dan yang paling perih adalah pergi ditinggal jauh diatas sana. Saya pernah bilang kepada anda "jangan tinggalkan saya" atau "saya takut kehilangan anda" percayalah saya sangat sungguh dalam hal itu. Sekarang anda mengertikan kenapa saya penakut?
Saya tidak baik-baik saja. Saya lelah, saya sakit. Luka lama belum juga hilang anda sudah menyiptakan luka baru yang lebih dalam. Saya bukan anak yang bermental lemah dan mudah menyerah. Tapi kali ini, biarlah saya yang berhenti melangkah.
Anda memang tidak pergi meninggalkan saya, tidak secara sadar. Bahagialah, saya tidak akan mengangu anda lagi. Bahkan disaat tulisan ini dibuat, diheningnya fajar, di kamar tidur saya. Saya masih menangisi anda. Saya sungguh menyayangi anda. Saya tidak pergi meninggalkan anda dan saya tidak berhenti menyukai anda. Saya hanya berhenti menunjukannya kepada anda sehingga saya terbiasa tanpa anda. Anda pernah menjadi chapter terfavorit saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abditory
Poesía"Jika suara sudah tak mampu mengungkapkan, biarlah kata-kata yang berbicara." Maka ini menjadi sekumpulan coretan yang berisi tulisan pendek, puisi, atau hal-hal yang pernah penulis rasakan.