⚠️⚠️⚠️
Sudah satu bulan berlalu dari hari dimana Haruto kembali bertemu dengan Junkyu untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Namun, pemuda jangkung itu tak kunjung berjumpa lagi dengan secret admirer-nya tersebut hingga sampai detik ini. Entah kegiatannya sebagai mahasiswa baru Manajemen yang padat, atau memang semesta belum berpihak kepadanya, Haruto tidak tahu pasti. Satu hal yang pasti dirinya ketahui adalah perasaan rindu yang menggebu, ingin segera bertemu.
Katakanlah si Watanabe pengecut. Pria keturunan Jepang itu tak ada usaha untuk mencari Junkyu sama sekali. Padahal jika dirinya mau, bisa saja ia mengkontak akun-akun media sosial milik pria manis bernama Kim Junkyu itu, mengingat bagaimana peran aktif Junkyu di universitasnya saat ini. Tetapi kembali lagi, katakanlah si Watanabe memang pengecut.
Setelah menelan kekecewaan atas sikapnya dulu, berani-beraninya Haruto untuk masih denial akan perasaannya saat ini. Entahlah, gengsinya terlalu besar.
Sementara itu, belakangan ini ia menjadi jarang bertemu dengan Jeongwoo, yang memiliki kedudukan sebagai sahabatnya. Mereka hanya saling berjuma saat di kelas, karena kebetulan keduanya memang satu prodi, atau saat malam hari di kost. Selebihnya, pemuda Park itu tidak ada kabar. Entah apa yang dilakukan sahabatnya itu hingga urung menghubunginya atau mengajak dirinya hang-out bersama teman-teman mereka yang lain lagi.
Haruto tidak pernah merasa ada salah apapun terhadap Jeongwoo, begitupun sebaliknya, Haruto juga tidak merasa Jeongwoo melakukan kesalahan yang bisa dijadikannya alasan untuk menghindar. Tetapi persetan, mungkin saja anak tengil itu sibuk belakangan ini, mengingat bahwa si Park mulai mengikuti beberapa organisasi dan kegiatan di kampus.
Saat ini Haruto sedang berada di lapangan basket terbuka kampusnya, sedang mengistirahatkan penat setelah lelah bertanding. Dirinya memang tergabung ke dalam tim basket inti universitasnya, bahkan akan segera dicalonkan sebagai kapten di periode selanjutnya. Ya, selain bakat yang ia miliki, postur tinggi dan tampang menawannya juga mengamini hal itu, alias Haruto memang pantas untuk mendapatkan predikat tersebut.
Masih dengan seragam tanding biru tuanya, Haruto beranjak dari tribun, melangkahkan kakinya menuju ruang ganti untuk bisa bergegas pulang. Namun, sebelum ia sampai di ruang ganti, telinganya menangkap hardikan dari seseorang yang berasal dari taman kampus sebelah lapangan basket. Maniknya memicing tajam, berusaha melihat siapakah kedua pria yang sepertinya sedang bertengkar itu. Sepersekian detik setelahnya, matanya membola sempurna, kakinya reflek berlari menuju sumber keributan tersebut.
"Woi, berhenti!" teriak Haruto yang berhasil mengurungkan kepalan tangan yang sebelumnya akan digunakan untuk memukul pria manis di depannya, satu detik saja Haruto terlambat, mungkin pria manis itu sudah babak belur.
Tidak salah lagi, itu adalah Junkyu-nya. Jujur, ia senang, sangat senang bahkan saat akhirnya berhasil menemukan apa yang seharusnya menjadi miliknya setelah sekian lama. Tapi, waktunya saja yang tidak tepat, dahinya mengerut keheranan, apa yang Junkyu lakukan sehingga mengundang amarah pria yang berbadan lebih besar itu.
"Siapa kau?"
Junkyu yang masih terkejut berusaha memahami situasi yang sedang terjadi. Hingga detik berikutnya ia membulatkan bibir, tidak menyangka bahwa pria tampan yang menolongnya barusan adalah Haruto, sang idola. "H-haruto-kun...," lirih Junkyu pelan, mungkin hanya telinganya saja yang dapat mendengar suara itu.
"Aku? Kau tidak perlu tahu siapa aku, karena itu tidaklah penting sekarang. Aku hanya orang berhati nurani yang kebetulan lewat dan melihat kelakuan kasarmu itu kepada pria manis sepertinya," jawab Haruto dengan nada dingin dan menusuk, andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Bonita [Junkyu x All]
Fanfiction[JUNKYU HAREM] Sepenggal kisah tentang si Bonita, Kim Junkyu. __________________ Treasure's Boyslove Fan Fiction, a One/Two Shot Stories. koala_insom, 2021.