◆ Seperti Galih & Ratna-Na Jaemin

4 0 0
                                    

wantsumlemon

***

Alunan lagu Galih & Ratna versi GAC mulai terdengar melalui earpods ku. Lagu ini adalah salah satu lagu favorit ku, alasannya cukup simple karena lagu ini mengingatkan ku akan lelaki cilik yang pernah mengikat janji bersama ku di saat TK.

Nama nya Jaka Saputra Adhicakra. Jaka membuat sebuah janji bersama ku saat TK dan betapa polos nya diri ku untuk mengatakan "ya" kepada diri nya.Dahulu kita mengira bahwa kita akan selalu bersama. Namun, keinginan semesta berbeda. Semesta memisahkan kita, aku harus ikut bersama keluarga ku ke Jakarta sedangkan Jaka menetap di Bandung.

Namun hari ini aku kembali ke Bandung setelah tigabelas tahun jauh dari Kota ini dan juga Jaka.

Sekarang aku berada di sebuah café yang terletak di Jalan Braga, suasana café tampak tak terlalu ramai. Aku tersenyum kecil saat medengar salah satu lirik dari lagu yang masih aku dengarkan.

"Janji setia, setia abadi."

Itu adalah salah satu lirik yang aku suka. Selama aku di Jakarta aku selalu berharap bahwa Jaka akan selalu menunggu ku sama seperti diri kuyang selalu menunggu kesempatan untuk datang dan menemui nya.

"Haha, kau sungguh lucu, Kak Jaka!" Ujar seorang gadis yang baru saja memasuki café. Mata ku membulat saat mendengar seorang gadis menyebut nama Jaka. Dengan sigap aku menoleh ke arah sumber suara dan benar itu adalah Jaka yang selama ini ku rindukan.

Tapi siapa gadis yang ada di samping nya? Aku dapat merasakan sebuah retakan di dalam hati ku. Entah apa yang menggendalikan diri ku sekarang, aku berjalan dengan api yang berkobar di dalam mata ku. Sesampai di belakang gadis itu degan kasar tangan ku menarik rambut di kepala nya.

"KYAA!"

Teriak gadis itu kesakitan, "Calista!" Teriak Jaka yang berada di samping gadis bernama Calista.

"Hei! Hentikan! Gue bilang HEN.TI.KAN!" Aku melepas rambut Calista dan membuat nya terjatuh di pelukan Jaka, "Lu enggak apa?" Tanya Jaka pelan kepada gadis itu.

"Jaka." Panggil ku dengan suara bergemetar, Jaka menatap ku dingin. Hati ku semakin sakit. Apa yang terjadi dengan janji kita? Mengapa ia bersama seorang gadis? Apa ia sudah tak mencintai ku?

"Lu siapa? Kenapa elu tau nama gue? Jawab, wo—"

"Carin. Aku Carin, Jaka."

Aku dapat melihat tatapan Jaka mulai melembut ia melepas pelukan nya dengan Calista dan melangkah ke arah ku. Namun aku tak bisa menghadapi nya sekarang, rasa nya air mata ku akan meluncur begitu saja dari mata ku.Dengan cepat aku keluar dari café tersebut. Aku lari dan lari se-kuat tenaga, menghindar dari Jaka. Bodoh, mengapa aku sangat lemah? Akhirnya aku berhenti berlari, aku mengistirahatkan diri ku di sebuah bangku jalan yang ada di dekat sini.

"Seperti nya aku kehilangannya? Hahh, syukurlah." Aku menghela napas lega."Apa  Jaka sudah lupa akan janji kita" Guman ku saat mengingat kembali reaksi Jaka saat di café tadi.

"Tidak. Aku tidak lupa."

Aku tersentak dari lamunan ku. Aku menoleh ke arah sumber suara dan ternyata Jaka sudah berada di sebelah ku, ia terlihat acak-acakan, rambut nya yang awal nya rapi sekarang menjadi berantakan karena berlari mengejarku. Jaka berjalan ke arah ku lalu berlutut di depan ku, "Carin. . .aku tak akan pernah melupakan janji kita." Kata Jaka dengan lembut."Aku selalu berdoa kepada Tuhan agar kita dapat di pertemukan kembali. Aku selalu berdoa agar kisah kita dapat kita lanjut dan akhiri dengan bahagia." Tambah Jaka, rasa nya aku ingin memeluk nya dan menangis di dada bidang milik Jaka. Namun aku tak bisa memaafkan nya begitu saja, aku masih marah akan diri nya bersama gadis itu.

"Jika iya kau selalu berdoa dan menunggu. Mengapa kau tadi bersama gadis yang bernama Calista itu?" Tanya ku dingin kepada Jaka. Jaka terkekeh geli saat mendengar pertanyaan ku, namun apa yang lucu dari pertanyaan ku? "Sepertinya kau tak berubah sama sekali, Carin." Ucap nya setelah kekehan nya berhenti.

Ia berdiri lalu menggenggam tangan ku erat, mata nya menatap ku lembut dan senyum nya terlukis indah di bibir nya, "Dia hanyalah adik tingkat ku, Carin." Jawabnya dengan kekehan di akhir kalimatnya.

"Tapi kalian terlihat mesra bersama." Protes ku. Jaka berhenti terkekeh dan kembali menatap ku lembut,"Mau aku dengan Calista terlihat mesra atau tidak. Cewek yang akan selalu aku cintai, sayangi dan kagumi adalah diri mu, Carin." Aku tertegun dengan kalimat Jaka, air mata mulai mengalir keluar dari mata ku dan menghiasi pipi ku.

Jaka menarik ku kedalam pelukannya, "Jangan pernah berpikir aku akan melupakan mu. Karena hanya diri mu lah Ratna di kisah ku ini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita dari MerekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang