20. Menghargai

21.8K 2.8K 127
                                    

Qiandra tengah bersiap-siap untuk pergi, tetapi tiba-tiba saja bel rumah berbunyi. Menandakan adanya tamu, segera saja Qiandra berlari untuk membuka pintu tanpa melihat CCTV, ia pikir itu adalah Azmi karena Azmi berkata akan pulang pukul 4 dan mengantar Qiandra

Pintu terbuka, senyum di bibir Qiandra hilang, bukan Azmi yang berada dihadapannya saat ini, tetapi seorang wanita yang beberapa waktu lalu membuat pikirannya kacau,

"Eh halo Qiandra,"

Qiandra mencoba untuk tersenyum, "hai Kak Tama, ada perlu apa?"

"Sebenernya sih ada perlu sama Azmi, tapi dia belum pulang ya?"

Qiandra menggeleng kecil, "mungkin sebentar lagi, mau menunggu?"

"Boleh,"

"Silakan masuk,"

Qiandra mempersilahkan Tama untuk masuk dan duduk di sofa ruang tamu,

"Mau minum apa, Kak?"

Ya mau bagaimanapun, dia adalah teman Azmi, Qiandra tetap harus sopan kan?

"Apa aja deh,"

"Tunggu sebentar ya," ucap Qiandra sebelum berlalu pergi menuju dapur untuk membuat minuman

Beberapa saat kemudian, Qiandra kembali dengan membawa segelas jus jeruk dan beberapa camilan, "diminum, Kak,"

Mereka sama-sama duduk terdiam, Qiandra sibuk dengan pikirannya dan Tama sibuk memainkan ponsel, sampai akhirnya bel berbunyi, dengan cepat Qiandra beranjak untuk membuka pintu,

Senyumnya mengembang ketika melihat adanya Azmi, "Assalamualaikum," ucap Azmi

Qiandra menyalami tangan Azmi, "waalaikumussalam, Mas,"

Azmi mengecup kening Qiandra, "udah rapih?"

"Iya, tapi ada tamu, Mas,"

"Siapa?"

"Kak Tama, temen kamu,"

Azmi mengernyit, "tumben, ada apa Tama kesini?"

"Entah, katanya ada perlu sama kamu,"

Azmi mengangguk, ia pun merangkul bahu Qiandra dan berjalan bersama menuju ruang tamu, sesampai diruang tamu, mereka melihat Tama yang tengah mengembangkan senyum,

"Hai, Azmi,"

"Hai, ada perlu apa Ta?"

"Maaf ya tiba-tiba dateng, tapi aku ada sesuatu yang penting yang harus dibicarain. Kamu inget panti asuhan yang pernah kita datengin waktu itu?"

Azmi mengangguk, ia sudah duduk berdampingan dengan Qiandra, "iya, inget, ada apa?"

"Mereka butuh bantuan kita, Ibu pantinya sih bilang sama aku kalau udah enam bulan ini mereka kekurangan donatur, alhasil anak panti jadi sering kelaparan. Nah disini aku mau ajak kamu untuk ke panti asuhan lagi, gimana?"

"Sebenernya sih aku bisa aja sendiri ke panti asihan atau ajak istriku. Karena Qiandra juga suka datang ke panti asuhan yang berbeda, Ta," ucap Azmi

"Tapi Ibu panti kan kenalnya aku sama kamu, Azmi," ucap Tama

Azmi mengangguk, "sekarang kan aku sudah menikah, Ta. Jadi aku harus ajak istriku kemanapun aku pergi,"

Hati Qiandra mendadak bahagia mendengar perkataan Azmi.

"Jadi aku udah gak kamu butuhkan lagi?" Tanya Tama

"Maksud kamu?"

Tama mengerjap, "eh maksud aku.. kamu gak butuh pertolongan aku lagi karena kamu udah punya istri?" Ralatnya

QIANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang