15. Pernyataan

21.4K 3K 78
                                    

Malam harinya, Qiandra menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Azmi. Sebelumnya, ia sudah bertanya pada Azmi ingin makan malam apa, dan Azmi menjawab apapun tidak masalah.

Alhasil, Qiandra membuat capcay, udang saus tiram, dan kentang balado. Untung saja Azmi menyukai pedas, jadi ia menyukai makanan yang Qiandra masak ini.

"Besok aku udah mulai masuk kerja, gapapa kan?" Tanya Azmi setelah ia menyelesaikan makan

Qiandra mengangguk kecil, "gapapa kok, Kak,"

"Kamu dirumah sendiri, gapapa?" Tanya Azmi lagi

"Hmm.. sebenernya sih Qiandra harus pergi, Kak. Karena ada kewajiban yang harus diurus," ucap Qiandra

"Apa?"

Qiandra menunduk, "maaf Qiandra belum sempet cerita sama Kak Azmi, Qiandra punya usaha butik baju, ya walaupun gak besar Kak, dan Qiandra juga punya rutinan gitu,"

Oh, jadi saat ia mengikuti Qiandra ke toko baju muslimah itu sebenarnya usaha milik Qiandra? Azmi tak menyangka jika ternyata Qiandra memiliki usaha yang lumayan besar itu.

"Butik baju dimana? Rutinan apa?" Tanya Azmi seolah tak mengetahuinya

"Butik baju muslimah di Jl. Samudra, Kak. Gak terlalu besar emang sih, kapan-kapan kita kesana deh," ucap Qiandra

Azmi mengangguk, "oke, kalau rutinannya apa?"

"Setiap dua atau tiga hari sekali, Qiandra mengajarkan anak-anak kolong jembatan, Kak. Udah satu minggu belakangan ini Qiandra gak menemui mereka karena gak boleh keluar rumah,"

"Mau aku temenin?"

Qiandra menggeleng, "gak usah, Kak. Kak Azmi kan besok kerja,"

"Aku bisa cuti tambahan kok,"

"Qiandra gak mau ngerepotin Kakak,"

Keduanya terdiam, sampai akhirnya ponsel Qiandra berdering, menandakan terdapat telepon masuk. Qiandra menatap Azmi seolah meminta izin untuk mengangkat telepon, Azmipun mengangguk mengizinkan,

"Waalaikumussalam.. Kak Zakir, ada apa?"

Mata Azmi langsung menatap Qiandra ketika mengetahui yang menelepon Qiandra adalah Zakir. Entah mengapa hatinya tiba-tiba tidak tenang ketika Qiandra menyebut nama Zakir.

"Oh, launchingnya lusa?"

Azmi hanya memperhatikan wajah Qiandra dan menyimak apa yang Qiandra bicarakan,

"Insya Allah bisa kok, Kak."

"..."

"Kayaknya gak usah deh Kak, Saya bisa kesana sendiri,"

"..."

"Iya, serius. Saya gak mau merepotkan Kak Zakir,"

"..."

"Baik, nanti Saya buka pesannya,"

"..."

"Itu aja kan Kak?"

"..."

"Kalau begitu Saya tutup telponnya ya, Assalamualaikum,"

Qiandra menghela napas, ia menatap Azmi yang kini tengah menatapnya, lalu ia mengernyitkan dahi, "ada apa, Kak?" Tanya nya

"Siapa yang telpon?"

"Oh, itu Kak Zakir. Yang kemarin dateng ke pernikahan kita, Kak Zakir cuma ngasih tau kalau buku Qiandra lusa udah launching," ucap Qiandra dengan senyumnya

"Disana ada dia?"

Qiandra mengangguk, "pastinya ada, Kak. Tapi gak cuma Kak Zakir kok, ada banyak orang-orang dari penerbitan juga,"

QIANDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang