ღ𝑪𝒉𝒐𝒄𝒐𝒍𝒂𝒕𝒆⇣

23 7 6
                                    

[16.48]
Sore hari ketika senja di ufuk barat menyemburatkan jingga.

Kedua anak berseragam SMP yang sudah kusut akibat dipakai seharian. Si anak laki-laki berjalan di depan, sesekali menoleh ke belakang menghadap si gadis dengan tatapan sangsi.

"Cepet ta! Udah sore nanti ibuk marah kalo kamu ndak balik-balik!"

Ujar anak laki-laki itu geram, pasalnya anak gadis di belakangnya berjalan dengan tenang menikmati angin sore sambil sesekali memainkan tanah berpasir dengan kedua kakinya yang telanjang.

"Arkhan cerewet! Duluan aja sana, aku apal jalan kok!"

"Ck,"

Anak laki-laki tadi memutar arah kemudian menarik si gadis sambil berlari tanpa memerdulikan teriakan nyaring dibelakangnya.

"Opo seh?! Kok buru-buru?! Aku lagi simulasi jadi model mv yang slomwo angin sore ngono ki lho!"

"Sue, wis luweh aku!"

"Ndilalah weteng karetan!"

Sampai ketika si anak laki-laki, namanya Arkhan. Memelankan langkahnya, terjadi perdebatan kecil.

"Debat mulu, jodoh mampus."

Datang anak perempuan lain, yang terlihat lebih muda dari keduanya.

"WEGAH!"

"MOH!"

Sahut keduanya bersamaan, mengundang tawa dari gadis yang lebih muda tadi.

Kemudian mereka bertiga berjalan beriringan menuju rumah masing-masing, yang memang dekat ya tiga berjejer lah.

"Mbak Respa sama mas Arkhan udah mau SMA, pasti sibuk. . ."

Yang lebih muda tadi membuka obrolan, memasang muka seakan-akan sedih.

"Hilih alay, wong kita tuh tetanggaan tiap hari ketemu, aku buka jendela tiap pagi mesti ndelok raimu."

*Plak

Arkhan menepuk pundak si gadis muda, yang sialnya kurus itu sehingga berbunyi nyaring.

"Mas Arkhan! Sakit ini lho, ndak liat aku kurus apa?"

"Aku gemes sama kamu Lit, polos banget kayak adonan pentol."

"Ihhh mas!"

Sore hari itu dipenuhi tawa Respa yang mendukung Lita, gadis muda tadi melakukan penganiayaan ringan kepada Arkhan.

"Loh kok rame?"

Respa bertanya-tanya kenapa depan rumahnya ramai, ada tiga mobil muatan dan satu mobil pribadi.

Kebetulan ibunya sedang di depan rumah sehingga Respa langsung mengambil salam dan mencium tangan ibunya.

"Ini rame kenapa ya buk?"

Tanya Respa sambil melihat orang-orang memindahkan barang dari mobil ke rumah, rumah yang setaunya sudah kosong bertahun-tahun karena kakek yang menghuni rumah itu sudah dipanggil Tuhan.

"Itu anaknya almarhum mbah Mo dari kota, katanya pindah tugas kesini."

Bibir tipis gadis itu membentuk huruf 'O'. Sementara Arkhan dan Lita yang baru ngeh lantas ikut memandang orang-orang berlalu-lalang.

Hingga mereka berempat di datangi sepasang suami istri yang tersenyum ramah sambil membawa bingkisan.

"Permisi. . ."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑹𝒆𝒔𝒑𝒂[𝒐𝒏 𝒈𝒐𝒊𝒏𝒈]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang