Bagian 2

0 0 0
                                    

Mira PoV

Pagi hari dengan suara kicauan burung dan sinar mentari yang masuk dari sela-sela jendela membuatku terbangun.Biasanya mama yang membangunkanku,tapi mama sama papa sedang diluar kota.Aku terbangun duduk sebentar teringat kejadian yang membuatku sangat kecewa itu.

Ahh daripada gue melamunin hal ngak jelas itu,gue bergegas kekamar mandi.Selang beberapa menit gue sudah berpakaian rapih,cuma memakai kaos celana pendek dan rambut terurai.

Karena gue gabut gue sengaja pen beli buku.Niatnya sih mau ngajak Dinda,tapi dia sibuk terpaksa gue harus pergi sendiri.

***

Toko Buku

Gue memilih-milih buku,setelah menemukannya,gue kekasir untuk membayarnya.

Waktu diperjalanan motor gue mogok,Ahhh sial!!!
Gue bingung...gue nggak tau harus ngapain.

"Kenapa mba motornya,"kata seorang pria paruh baya membuat gue kaget.

"Ini mas,motornya mogok,"kata gue masihh sibuk mengotak-atik motor tanpa melihat orang tersebut.

"Sini gue bantu..."katanya lalu gue menoleh melihatnya,dan tanpa sengaja mata gue bertemu tepat dengannya,cuma beberapa detik gue bertatap.

"Emm...iy...iya,"kata gue gugup+malu...aduhhh gue.Lalu sekarang posisiku beradaa disampingnya.

Setelah beberapa menit...akhirnya motor gue hidup lagi.Huhhh...lega.

"Emmm makasih ya,"kataku sambil sedikitt tersenyum.

"ok,"jawabnya singkat.

Lalu dia pergi meninggalkanku.Duh kenapa gue deg-degan yah.Ahh sudahlah.
Gue segera meninggalkan tempat itu.
Sesampainya dirumah ada sebuah motor ninja berwarna hijau,tak salah lagi itu motor Bima.
Gue memarkirkan motor,lalu masuk kedalam,nahh betulkan dugaan gue ada si Buaya Darat.

Ketika gue diambang pintu dia menoleh.
"Hai sayang...darimana sih kamu,aku nungguin kamu dari tadi lho,"katanya sokk manis banget,ihhh pen gue gaplok dia.

Gue sedikit memaksakan buat tersenyum."Maaf gue dari toko buku,"

"Sendirian???...kenapa nggak bilang ke aku sih,aku kan bisa nganterin kamu."

"Huekkkk,gelayyyy gue dengernya,"batinku

"Iyah maaf  yah,tadi gue buru-buru,"

"ck...sampe kapan gue harus sandiwara terus Ya Alloh..."batinku  merasa kesal.

"Oh yaudah...emmm sayang jalan yuk,bosen aku dirumah,"katanya.

"Eumm maaf,gue gak bisa deh.Gue tadi udah janjian sama Dinda mau nemenin dia njemput mamanya,"jawabku berbohong,karena gue males muak bangett liat mukanya.

"Kamu kenapa sih kok beda,biasanya kalo diajak jalan seneng banget,sekarang..."katanya belum selesai ngomong gue potong.

"Kan tadi gue bilang,gue mau nemenin Dinda!"kataku sedikit kesal.

"Ya udah iya,aku pulang dulu ya,"katanya sambil mencium kedua punggung tanganku.Ihh sebenernya ogah banget...gelayyyy.

Setelah gue mengantarnya kedepan dan dia sudah pulang gue masuk ke kamar.Dann seketika gue nangis lagi.
Rasanya sakit banget,pengin rasanya mengakhiri semuanya.Tiba-tiba ponselku berbunyi,ehh ternyata Dinda.

"Halo Ra,"

"Iya Din,tumben nelpon ada apa,"tanyaku.

"Raa kita harus ketemu sekarang...ini pentinggggg bangetttttt,kita ketemu sekarang yak,ditempat biasa.Apa perlu guee jemput," kata Dinda dengan nada yang serius.

Love Struggle           Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang