"Ratna" panggil seseorang yang terlihat memakai kaos putih itu.
"Galih" Ratna cukup tersentak mendapati kehadiran pemuda itu.
Seseorang pemuda yang dulu pernah jadi alasannya tersenyum, bahkan jika hanya mendengar suaranya via telepon.
Galih Dwi Wicaksana. Dia adalah mantan pacarnya.
Dulu mereka saling mengenal lewat ekstrakurikuler band yang ada di sekolah. Hingga akhirnya mereka sepakat menjadi lebih dari sekedar teman.
"Kok bisa kebetulan ketemu lo disini ya." Ucap Galih tersenyum sumringah
"Ya bisalah. Kan tempat umum lih." Jawab Ratna setengah tertawa.
Ya hubungan mereka baik-baik saja. Walaupun mereka bertatus mantan pacar, buka berarti juga harus jadi mantan teman kan?!
"Ngomong-ngomong lo juga kuliah disini?" Tanya Ratna penasaran
"Iya" Galih tersenyum dan menjawab mantap
"Dimana? Maksud gue di kampus mana. Kan banyak kampus nih disini?"
"Kampus deket Transm**t yang baru dibuka"
"Oh ya, deket dong sama kampus gue." Ucap Ratna sumringah
"Oh iya? Boleh lah kapan-kapan main." Tawar Galih
"Yo'i"
"CFD??" Tanyanya Galih setelah menelisik pakaian olahraga yang dikenakan oleh Ratna
Ratna hanya mengangguk.
"Sendiri?"
"Ng.." Ratna belum menyelesaikan jawabannya. Seorang menepuknya bahunya dan memotong jawabannya.
"Nggak, dia sama gue." Cowok tinggi itu datang menghampiri Galih dan Ratna
"Arjuna kan?" Tanya Galih memastikan. Walapun tak saling kenal, Ia mengingat wajah Juna, sekilas di SMA. Cowok populer, kapten tim basket SMA nya.
"Iya." Jawab Juna datar
Galih hanya tersenyum menanggapi tingkah Arjuna.
"Kata lo mau makan. Ayo" ucap Juna yang langsung menyeret tangan Ratna
"Hah? Apaan sih Juna. Main tarik-tarik aja sih." Ucap Ratna
"Gue belum pamitan sama Galih. Lagian tadi katanya lo nggak mau." Sambung Ratna ketus
Galih kembali tersenyum melihat tingkah dua orang didepannya ini.
"Galih gue pergi dulu ya" Ratna berpamitan dengan senyum lebarnya
"Iya hati-hati ya Ratna." Galih tersenyum
Arjuna berjalan didepan menuju parkiran, sedangkan Ratna harus bersusah payah setengah berlari mengejar Arjuna.
"Bisa-bisanya tadi nggak mau, terus tiba-tiba main nyelonong dateng ganggu orang lagi reuni. Haduhhh. Emang Juned, nggak bakalan tenang kalau nggak bikin emosi gue naik ke ubun-ubun." Omel Ratna
Sedangkan Galih, ia kembali melangkah untuk melanjutkan langkahnya menemui pacarnya.
**
"Buruan naik" Titah Juna sambil menyerahkan helm pada Ratna
"Sumpah lo keterlaluan" Ujar Ratna yang terengah-engah
Juna hanya mengedikkan bahayanya acuh. Memakai helmnya dan langsung menaiki motornya.
Motor itu langsung melaju, segera setelah Ratna naik.
Ratna memukul bahu Arjuna
"Haduh, kdrt lu na"
"Lo gila, gue belum pegangan langsung gas ngeng aja. Kdrt lu bilang? Emang kita berumah tangga" cerocos Ratna
"Kalo lo nya mau, gue mah gas kuy ngeng." Canda Juna
"Kuy lah. Tapi gue maunya hidup enak ya Jun. Ntar lo masakin gue tiap hari, nyapu rumah, nyuci baju, anter jemput, potong rumput, apa lagi deh"
"Heh sableng, bukannya itu tugas istri. Lagian itu nyari suami, atau nyari babu sih."
"Itu juga bisa deh" Ucap Ratna dengan wajah menimbang
"Apa?" Tanya Juna bingung
"Ya lo jadi babu gue."
"Ye berani bayar berapa Lo"
"Mau berapa. Tarifnya berapa bang?" Goda Ratna
Sumpah, ini pembicaraan lama-lama nggak jelas dan bikin ambigu. Asli ini cewek spesies mana, kalau ngomong suka nggak di ayak.
"Mau makan apa?" Tanya Juna
"Gue pengen bubur gitu, kayaknya enak pagi-pagi. Tapi gue tuh juga pengen makan bakso gitu."
Juna hanya mengernyit.
"Atu gini deh Jun, gue pengen buburnya yang ada bakso nya gitu."
Juna hanya merotasikan matanya. Ia tidak menanggapi. Fokus dengan jalan
Tuh kan mulai kambuh lagi anehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARJUNA
FanfictionArjuna, mahasiswa program pendidikan K.I.M.I.A Iya kimia. Horor nggak tuh. Kalau di tanya kok bisa masuk kimia? Emang keinginan pribadi? Keinginan orang tua? The answer is no. Jawabannya milih kimia karena kecemplung. Karena udah kecemplung nggak...