Tangga #1

213 7 0
                                    

Sinar matahari menusuk melewati celah-celah kaca jendela kamar rumah sakit dimana sisi dirawat

"Awww" Sambil memijit kepalanya yg merasa pusing. "Ini dimana ya ?"

"Hayy si lu udah sadar ya, ini dirumah sakit. Kemarin lu kan jatuh dari tangga kampus" Digo yg melihat sisi sudah tersadar pun tersenyum.

"Hahhh !!" Batin sisi. Aku akan terima kasih banģet sama tangga kampus udah bikin aku deket sama dia sekarang.

"Digo kamu kok bisa disini" Sisi tersadar bahwa disebelahnya kini ada seorang laki-laki yg dulu saat SMP ia pernah menyukainya. Tapi ya itu hanya sebatas suka saja. Karna saat itu ia belum mengenal apa itu cinta. "Orangtua aku mana ?"

"Orangtua lu lagi pergi ke luar kota, katanya ada urusan keluarga, jadi gue yg suruh jagain"

"Ooh gitu ya, sekarang aku udah baikan kamu pulang aja, aku gak mau ngerepotin kamu" Tumben orangtua aku ke luar kota biasanya gak pernah, ada apa ya. Batin sisi bertanya. Orangtua aku juga sama sekali gak kenal digo kenapa mereka dengan gampangnya percaya dengan digo. Kenapa gak saudara aja yang jagain aku. Tapi ya sudahlah harusnya aku berterima kasih.

"Si makan dulu ya dari kemarin kan belum makan"

"Aku gak laper digo, kamu sendiri udah makan ?"

"Gue makannya nanti aja, sini gue suapin"

"Gak usah digo aku beneran belom laper. Kamu mending pulang aja kamu pasti capek. Kamu juga belom mandi kan bau tau. Orangtua kamu emang gak nyariin ??"

"Gue gak mau pulang Si sebelum lu makan, orangtua lu kan udah nyuruh gue jagain lu. Gue udah bilang ke orangtua gue kalo mau jagain temen gue yg lagi sakit"
"Udah ya si makan dulu, aaakkk" Digo menyuapi sisi yg dilihatnya mulai pucat.

"Yaudah deh tapi abis ini kamu pulang ya"

"Iyaa.."

"Udah ah digo" sisi memalingkan wajahnya. Ia sangat tidak enak karna sudah merepotkan digo.

"Satu lagi ya" pinta digo.

"Engga ah digo itu gak enak gak ada rasanya.l"

" yaudah gue pulang ya nanti sore gue kesini lagi"

"Makasih ya Digo" Sisi tersenyum dari kejauhan melihat bayangan punggung digo yg mulai menghilang. Ia memejamkan matanya. Dalam hati ia berkata

"Digo baik juga ya, gak nyangka aku bisa ketemu dia lagi. Kita SMA juga satu sekolah. Aku kira kita gak akan satu kampus gini." Sisi pun tak lama kemudian tertidur.

Digo kini sudah sampai di kamar dimana sisi dirawat. Tak lama suster datang mengecek keadaan sisi.

"Gimana sus keadaannya" tanya digo kepada suster yg sekarang sedang menyuntikan obat ke dalam selang infus sisi.

"Sudah membaik, tapi dari tadi siang dia belum juga bangun sampai menjelang malam. Jadi dia juga belum makan"

Kemudian digo melihat makanan yg masih utuh di atas meja yg letaknya tidak jauh dari tempat duduknya.

"Yaudah sus nanti klo udah bangun saya suruh dia makan. Makasih ya sus"

"Iya sama-sama mas"

Sebenarnya sisi udah bangun dari tadi tapi dia males saja untuk membuka matanya dan harus makan makanan rumah sakit yg gak ada rasanya itu. Kemudian Sisi memutuskan untuk membuka matanya.

"Haii sisi udah bangun, makan dulu yuk. Lu dari tadi siang belum makan kan. Emang gak laper"

"Engga mau !! makanan disini gak enak. Aku mau keluar aja ya digo aku mau ke taman liat bintang diluar. Bete di kamar mulu"

Kesempatan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang