2; Coming Home

127 22 0
                                        

Tinggal bersama dengan keluarga tiri mungkin adalah hal terakhir yang ada dalam pikiran pemuda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tinggal bersama dengan keluarga tiri mungkin adalah hal terakhir yang ada dalam pikiran pemuda itu. Berbagai macam penggambaran sifat ayah tiri dan saudara tiri yang condong ke sisi negatif selalu menghantui pikirannya selama minggu-minggu menanti hari besar bagi Mamanya. Hal itu juga yang sempat membuatnya enggan untuk pindah dari rumah tempat ia tinggal sebelumnya. Selain itu, Ia terlalu sibuk dengan jadwalnya sebagai seorang atlit marathon sekaligus anggota kepramukaan di sekolahnya, sehingga belum pernah bertatap muka langsung dengan Calon Ayah dan Saudara Tirinya.

Setidaknya hingga saat ini.

Kini keempatnya-Mama, Calon Ayah, Calon Saudara dan dirinya sendiri- sedang menikmati jamuan makan malam di rumah barunya. Hanya sajian sederhana di dalam ruang makan mewah yang interiornya dapat menyaingi restoran bintang lima diluar sana.

Sejauh ini semuanya berjalan dengan baik.

Ia menyadari aura kebahagiaan memancar dari Mamanya. Melihat senyuman dan bahkan sikap tersipu-sipu Mamanya sukses membuat pemuda itu turut menyunggingkan senyuman manis pada calon ayahnya.

Baginya kebahagiaan Mamanya adalah segalanya, melebihi apapun yang telah ia capai.

Matanya menatap calon saudaranya-yang bahkan tidak ja ketahui akan menjadi kakak atau adiknya. Yang ia ketahui hanya satu; namanya Choi Soobin.

Ia meringis pelan, memberi dirinya satu catatan untuk diingat nanti : kurangi kesibukan atlit dan mulai mengakrabkan diri dengan keluarga barunya. Separah itukah dirinya hingga hanya mengetahui nama saudaranya ini?

Merasa diperhatikan, Soobin mengangkat wajahnya dan membalas tatapam Beomgyu. Kedua bola matanya terlihat bulat menggemaskan. Ditambah pipinya yang penuh dengan makanan. Ia tampak sedikit canggung sebelum tersenyum singkat, memberikan anggukan sopan pada Beomgyu. Lantas kembali fokus pada makanannya.

Namun tatapan yang diberikan Soobin sedikit membuat pemuda atletis itu merenung. Ia mengenali tatapan itu, ekspresi yang ditunjukkan oleh adik kelasnya saat melakukan jurit malam di tengah hutan.

Tatapan cemas dan takut.

0o0

Sudah hampir seminggu Beomgyu tinggal di rumah mewah milik Ayah Tirinya. Ah, ralat-Ayahnya. Seperti semua imajinasi dan pandangan orang-orang tentang keluarga tiri tidak sepenuhnya benar. Buktinya, ayahnya bersikap terlampau baik, bahkan memberi Beomgyu tambahan uang jajan selama seminggu. Mamanya juga tampak menikmati hidupnya sebagai Nyonya baru di rumah itu.

Beomgyu tak perlu khawatir lagi dengan berbagai macam bayangan skenario terburuk yang terus-menerus mengusik pikirannya, jauh sebelum pernikahan sederhana itu sah. Bagaimana reaksi anak dari Ayah, sikap orang-orang rumah pada Mamanya, apakah Mama akan bahagia dengan pernikahan ini dan lainnya.

Bicara soal pernikahan, Mama memberitahunya bahwa akan ada pesta resepsi akhir bulan nanti. Jika sebelumnya Ayah dan Mama hanya mengucapkan ikrar janji setia sehidup semati di dalam gereja dekat kantor Ayahnya, sekarang pihak Mamanya ingin mengadakan pesta untuk menyambut pernikahan putri pertama mereka. Semuanya sudah direncanakan, Beomgyu hanya perlu hadir dan menikmati acara itu. Mamanya meminta secara khusus agar pemuda itu datang, untuk melengkapi kebahagiaannya pada hari besar tersebut. Sekaligus melengkapi foto keluarga mereka, seloroh Mama. Yang mana disetujui oleh Beomgyu.

Semuanya berjalan begitu mulus, nyaris seperti air pada sungai yang mengalir.

Kecuali fakta bahwa Ia masih belum sempat berkenalan dengan Soobin lebih baik. Saudaranya itu lebih sering mengurung diri di kamar; hanya keluar sesekali untuk makan atau membersihkan area sekitar kamarnya. Terkesan aneh baginya, mengingat sebebas apa peraturan yang dibuat oleh ayahnya di dalam rumah mewah itu dan jumlah pekerja rumah yang tidak sedikit.

Namun Beomgyu tidak terlalu mengambil pusing. Akan ada olimpiade nasional dua bulan lagi, dan Ia ingin menyabet medali emas. Sisi ambisiusnya tak lama lagi akan keluar. Hari-harinya untuk kedepan akan sibuk dipenuhi jadwal latihan bersama dengan coach-nya. Belum lagi persiapan pesta pernikahan Mama, serta beberapa tetek bengek lainnya dari sekolah.

Ia hanya berharap sempat menikmati waktu bersama Soobin sebelum menerjang minggu-minggu hectic dalam kehidupannya.

0o0

ayo tebak siapa yang tertua dari Choi bersaudara??

yang bener dapet hadiah lho
Ga deng canda :b

hope y'all are doing fine, jangan ragu buat nge dm gue kalo lagi butuh temen ngobrol :D

take care, fighting!

-Nol

-Nol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Outline |TW!| [TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang