1.1.20

1.7K 289 26
                                    

Jangan lupa vote and comment ya. Oh ya, siapa yang hari ini meleyot melihat oknum Jung Jaehyun gondrong? Bismillah rambutnya gak dipotong. Panjangin terus kayak Yuta.

Mari berbuka dengan yang manis-manis

Mari berbuka dengan yang manis-manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini rencananya gue bakal ketemu Pak Changmin bareng Eunwoo. Kita mau bahas tentang masalah kasus papi. Kali ini kita bahas semuanya di rumah karena Sandya lagi sakit. Gak memungkinkan untuk gue bawa anak-anak keluar. Pergi tanpa anak-anak juga bukan ide bagus mengingat sekarang Jihan kalau weekend gak ada di rumah.

Pak Changmin bilang, dia baru aja nyelidiki kasus ini lewat pengacara yang dulu wakilin papi di pengadilan. Pengacara itu juga yang mau bantuin kita buat ngusut ulang kasus papi.

Papi memang dikenal sebagai orang yang baik dan tiap tahunnya selalu memberikan beasiswa pendidikan untuk anak-anak alumni yang sekolah di SMA-nya dulu. Pengacara yang wakilin papi adalah salah satu penerima beasiswa itu. Maka dari itu dia masih mau ngebela papi di saat papi udah gak punya dana untuk sewa pengacara. Beliau juga bersedia untuk membantu gue membersihkan nama baik papi dan mengusahakan peninjauan kembali kasus tersebut.

"Apa kabar Junghee, lama kita gak ketemu," sapa Pak Junho. Dia adalah pengacara yang gue bahas sebelumnya. Dulu gue kenal dia saat dia masih kuliah dan gue masih SD. Setelah itu kita lama gak ketemu dan sekarang Pak Junho udah jadi pengacara sukses yang lagi naik daun.

"Baik Pak, dulu bapak sering mampir ke rumah buat ketemu papi sama mami. Kemudian kita ketemu lagi di persidangan papi 3 tahun yang lalu." Pak Junho cuma senyum dan pandangannya ngarah ke foto keluarga gue yang dipajang di ruang tamu. Lebih tepatnya, dia mandang ke arah potret papi yang lagi pake jas dan tersenyum dengan penuh wibawa.

"Pak Hermawan yang saya kenal adalah orang baik. Maka dari itu, sampai saat ini saya masih percaya jika beliau gak melakukan korupsi."

"Papi sejak kecil selalu ngajarin saya untuk gak pernah mengambil apa yang bukan hak kita. Untuk mendapatkan sesuatu, kita gak bisa menggunakan cara instan. Penuh perjuangan untuk mendapatkan semua yang kita mau. Bukankah, tidak masuk akal jika orang yang menanamkan prinsip itu ke anak-anaknya memilih untuk menggunakan jabatannya demi mendapat kekayaan secara instan?"

"Itu adalah hal yang Pak Hermawan tanamkan kepada saya juga saat saya pertama kali mengenal beliau. Pak Hermawan bilang, profesi hukum adalah profesi yang riskan untuk mendapat banyak tekanan serta tawaran tidak bermoral. Kalimat-kalimat beliau masih sayang pegang sampai sekarang." Gue hanya senyum dan menatap tangan gue. Percakapan ini bikin gue bernostalgia dengan sosok almarhum papi dan almarhumah mami.

Sekelebat bayangan hari di mana papi ditangkap KPK atas tuduhan gratifikasi dan penyuapan terhadap kredit perusahaan besar hinggap di kepala gue. Waktu itu gue dan mami lagi di rumah. Kita masak untuk ngerayain ulangtahun Jihan yang dirayain di acara makan malam keluarga. Kemudian, ada siaran di TV yang bilang kalau papi ditangkap KPK. Jujur saat itu gue sama mami gak tau dan gak percaya dengan apa yang terjadi. Kita nganggep itu semua bukanlah sebuah kebenaran karena kita tau seperti apa papi.

Mater || JJH (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang