“Bintang, kenapa basah kuyup begini?” dumel Rina menyambut kepulangan Bintang di depan rumah.
“Kan lagi hujan Ma.”
“I-iya tapi kan—“
“Ma Bintang laper. Makan yok,” potong Bintang mengalihkan pembicaraan.
“Yasudah, Mama juga sudah masak tadi. Sekarang Bintang mandi abis itu ganti baju. Mama gak mau kalo sampai Bintang demam.”
“Siyap Kapten Mama!” Bintang mengangkat tangan kanannya di atas alis membentuk hormat.
Rina tertawa. “Sudah sana mandi.”
(***)
Malam ini Bintang kembali menghabiskan waktunya di kelab. Namun bedanya, hari ini datang sendiri tak seperti kemarin yang di temani oleh Niva. Dan juga malam ini Risa tak ada di kelab. Entah kemana perginya cewek itu.
“Ambilin segelas dong,” ucap Bintang pada bar tender yang di depannya.
“Jangan Mas. Gak usah dikasih,” sahut seseorang dari belakang Bintang.
Bintang menoleh ke belakang, menemukan Rega. Cowok itu mendekat kemudian duduk di sebelahnya.
“Rega!” kesal Bintang memukul bahu cowok itu.
“Kenapa sekarang mainnya kelab terus?”
“Ya kan gue—“
“Pulang,” potong Rega menarik sebelah tangan Bintang.
Bintang menepis tangan Rega dengan kasar, lalu mendorong cowok itu agar menjauh darinya.
“Lepasin gue! Gue gak mau pulang!” seru Bintang.
“Bintang, dengerin gue. Cuma gara-gara lo putus sama cowok itu, lo jadi kayak gini, iya?!” bentak Rega.
Sebenarnya ia tak tega membentak cewek di depannya ini, namun ia juga tak mau Bintang terus-terusan seperti ini.
“Bintang, pulang ya.” Suaranya melemah.
Ekspresi Bintang berubah. Yang tadinya terlihat sangar, kini menjadi murung. Matanya menyembunyikan kesedihan.
“Gue salah, Ga,” ringis Bintang membendung air matanya.
Rega mendekat, meraih tubuh Bintang ke dalam pelukannya.
“Gue udah bilang, lo gak salah,” bisik Rega di sela dentuman musik yang begitu keras. Ia mengelus lembut rambut Bintang.
Rega melepas pelukannya. “Sekarang pulang, ya?”
“Gak mau. Laper,” rengeknya. Bintang memeluk erat lengan Rega.
Rega tersenyum penuh arti. Sesekali ia mengacak rambuk cewek itu.
“Yaudah ayo.”
(****)
Rega dan Bintang kini berada di pinggir jalan yang banyak menjual aneka makanan. Sebenarnya tadi Rega sempat menawarkan Bintang untuk makan di restoran dan kafe, namun cewek itu lebih memilih makan di pinggir jalan.
“Mau beli apa lagi?” tanya Rega menatap cewek yang tengah lahap memakan sosis bakar.
“Hm apa ya?”
“Apa?”
“Nanti dulu. Gue masih makan,” balasnya.
Rega hanya terkekeh melihat wajah cewek itu dengan pipi yang menggembung akibat makanan yang penuh di mulutnya.
“Eh Ga. Ngomong-ngomong motor lo gimana? Emang aman di tinggalin di pinggir jalan? kenapa gak di parkiran kelab aja? di sana ada yang jagain.”
“Siapa bilang? Itu motor gue.” Rega menunjuk sebuah motor yang terpakir di depan warung bakso.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (COMPLETED)
Novela JuvenilBEBAS MEMBACA. Cerita ini mengisahkan tentang cewek bernama Bintang, yang menjadi bintang di sekolahnya, karena kepintarannya dan keahliannya dalam hal akademik. Namun sayangnya, ia selalu menjadi buronan BP, dan mendapat julukan sebagai Bad Girl...