.
."KIM HANA"
Suara Haechan menggema ke seluruh ruang kelas. Siswa yang ada disana pun menoleh ke arahnya sebab teriakan yang amat keras itu.
Yang di panggil berhenti, menatap kesal orang yang meneriakinya. Ia tetap berada di tempatnya tanpa melihat ke arah orang itu.
"Kalian bisa pergi bentar?" pertanyaan itu ia tujukan kepada orang yang masih berada di kelas. Tanpa menunggu lama semua menuruti permintaannya untuk pergi.
Setelah kelas mulai kosong Haechan berjalan ke arahnya yang sedang berada di depan kelas dekat papan tulis.
"Tetap disini sama aku Han, jangan kemana-mana" bisiknya pelan tepat di depan wajah Hana.
Hana terkejut dengan pernyataan Haechan yang tiba-tiba itu. Menurutnya hal itu terlalu berlebihan untuk seseorang yang tidak begitu ia kenal.
Ia mendengus napas menatap ke arahnya mendorong tubuhnya dengan jari telunjuknya sehingga mundur beberapa langkah.
"Eh lo, jangan atur gue deh. Emang lo siapa sih?. Gue cuma mau jalan-jalan aja keliling sekolah sama Winter. Buat murid baru itu wajar dong. Kenapa lo pake ngelarang gue segala sih" Ia tidak berteriak namun tetap saja kekesalannya nampak dari kata yang ia ucapkan.
"Tapi Han aku cu-"
"Mending lo nikmatin deh waktu istirahat. Urus diri lo sendiri juga, itu lebih baik daripada ngurusin orang lain" ucapnya setelah memotong kalimat Haechan.
"Terima kasih atas gangguan lo. Gue pergi"Ia meninggalkan Haechan sendirian di kelas setelah percakapan tadi. Niat untuk berkeliling sekolah tetap terlaksana. Untungnya Winter masih menunggunya di depan kelas.
Haechan yang di tinggalkan hanya menatap punggung kecil itu perlahan menjauh darinya.
"Hati-hati deh"
.
.Langit nampak cerah. Lapangan penuh dengan orang-orang sedang bermain bola. Hana dan Winter berada disana urung dengan tour sekolah.
Mereka duduk di sebuah bangku yang dekat dengan lapangan. Meminum yogurt yang diberikan oleh Winter.
"Haechan tadi ngapain Han?" tanya Winter padanya yang di sadari wajahnya terlihat kesal.
"Tuh orang ngeselin banget, pake ngatur segala lagi"
"Ngatur gimana?"
"Masa gue gaboleh pergi dong, katanya suruh di kelas aja sama dia. Ogah"
"Mau pdkt kali dia"
Tak ada jawaban dari Hana. Winter tertawa melihatnya yang tidak merespon apapun dari opini yang ia katakan.
"Kamu belum pernah pacaran ya Han, abis gapeka banget" tawanya kini pecah hingga menepuk meja di depannya. Namun, tawa itu hanya berlangsung sementara. "Seandainya aku cowo pasti aku bakal suka sama kamu" katanya terdengar bercanda namun wajahnya kini murung.
Suasana tiba-tiba berubah. Secepat itu. Hana sadar akan hal itu awalnya ia diam saja. Namun ia merasa tak enak karena perubahan suasana itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee ¦| Labyrinthine
Fanfiction"Ini mungkin pertama dan terakhir kali kita kek gini. Ceritain semua cerita kalian sekarang" "Buat malem ini aja oke" "Gue sayang kalian" /berpelukan cerita ini semata-mata dibuat untuk hiburan. jika anda menyukainya terima kasih