.
.
.Sekolah yang luas. Hana datang sangat pagi. Menuju kelasnya di lantai atas. Sinar matahari menembus lorong gelap nan panjang. Sepi seperti tak ada tanda-tanda kehidupan.
Sengaja ia berangkat sangat awal untuk menghindari keramaian. Meskipun berat. Soal ajakan Haechan kemarin ia tak menggubrisnya. Sangat menjengkelkan
Berjalan menuju ruang kelasnya yang agak jauh ia membaca pesan di notifikasinya tadi malam. Masih belum dibuka.
Ia memegang gagang pintu kemudian membukanya. Dia datang kurang pagi agaknya. Ada yang sedang tidur di belakang mejanya. Ya, Lee Haechan. Padahal sebelumnya ia menawarkan untuk berangkat bersama namun dirinya malah berangkat lebih dulu. Dan keinginannya untuk sendirian tidak terwujud.
Kesal, namun bagaimana lagi. Ia duduk di bangkunya memasang earphone di kedua telinganya mendengarkan lagu favoritnya.
Orang dibelakangnya tidak menyadari keberadaannya. Tetap tidur tanpa berpindah posisi.Perlahan mood-nya membaik. Beralih pendang ke arah lapangan. Matahari mulai bergerak naik. Beberapa siswa mulai datang. Ia mengenal beberapa dari mereka yang merupakan teman sekelasnya. Ada Winter anak bangku depan. Lee Taeyong ketua kelas yang rajin.
Mereka terlihat memasuki gedung.Merasa bosan, ia mengambil buku catatan di tasnya. Menulis hal apapun yang terlintas di pikirannya. Orang dibelakangnya telah bangun dari tidur di pagi hari. Tak mau berurusan dengannya ia meninggalkan kelas.
Di depan kelas ia bertemu Taeyong yang berjalan ke arahnya. Lebih tepatnya menuju ke kelas. Ia meliriknya sebentar lalu berjalan lurus meneruskan tujuannya. Taeyong berhenti.
"Kim Hana"
Sontak ia ikut berhenti. Perlahan membalikkan badan ke belakang. Taeyong kini sedang melihatnya. Maju mendekat.
"Lo mau kemana?"
"Ke atap"
Ia pergi meninggalkan Taeyong. Terus berjalan dengan langkah santai menuju tangga. Suara hentakan kaki seperti orang sedang berlari mendekatinya memegang lengan kanannya membuat mau tak mau ia harus melihatnya.
"Gue ikut"
.
.Angin bertiup kencang di atap. Langit agak mendung saat itu. Mereka menikmati suasana itu sambil meminum susu rasa pisang yang Taeyong beli sebelum kemari.
Mereka membolos jam pelajaran pertama. Tak apa hanya sekali saja setelah itu tidak. Toh mereka berdua sudah pintar.
"Ngapain lo kesini" Taeyong yang duduk disampingnya membuka suara.
"Cari angin doang"
"Oh"
Hening kembali terasa. Keduanya canggung. Hana hanya menggigit sedotan minumannya sesekali melirik ke arah Taeyong.
"Lee Taeyong, sejak kapan lo kenal gue?"
tanyanya."Lo sendiri sejak kapan kenal gue?"
Ia malah di tanya balik tak mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Ya mau bagaimana lagi. Sudahlah. Dia tetap menjawab pertanyaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lee ¦| Labyrinthine
Fiksi Penggemar"Ini mungkin pertama dan terakhir kali kita kek gini. Ceritain semua cerita kalian sekarang" "Buat malem ini aja oke" "Gue sayang kalian" /berpelukan cerita ini semata-mata dibuat untuk hiburan. jika anda menyukainya terima kasih