05.Dunia berkata lain

45 9 3
                                    

Keesokan harinya, Senja berangkat ke sekolah. Sesampai nya ia di sekolah, harus mendapatkan pandangan yang sangat ia tidak suka.

'Apa ini masih pagi, udah nempel-nempel mama di sekolah lagi ck' cibir Senja dalam hati nya-iya yang dilihat nya Langit bersama Bianca.

"Hai Senja!" sapa Bianca

Dalam hati Senja merutuki dirinya, mengapa tadi ia tidak lewat dari belakang saja ya? dan sekarang ia harus mengumpulkan banyak kesabaran nya untuk menghadapi perempuan yang di depan nya yang selama ini ia tau sahabat masa kecil nya Langit.

"Oh iya hai ca" balas Senja dengan senyuman palsu nya, namun sangat tidak terlihat jika itu hanya sebuah senyuman palsu.

"Kamu baru datang?" tanya lawan nya lagi

"Ngga liat apa mba?! make nanya lagi. Buta apa caper ?!" cibir nya dalam hati, namun berbeda dengan apa ucapkan "Ah iya aku baru datang hehehe, em itu ca aku ada tugas yang harus di kumpul cepat. Aku duluan ke kelas ya" jawabnya pamit.

"Oh gitu, ya udah gapapa nanti istirahat bareng ya? Kalo bareng Langit ngga asik soalnya hehehe" pinta Bianca-Langit? Ia hanya diam tanpa berniat untuk bergabung pada percakapan mereka.

"Oke, nanti kita ketemu di kantin ya. Kalo gitu aku duluan" pamit Senja namun ia sama sekali tidak menoleh pada Langit.

Saat punggung milik Senja sudah hampir tidak kelihatan lagi, Bianca menatap bingung pada Langit dan berkata.

"Kenapa malah diam aja lang?" tanya Bianca

"Jadi aku harus ngapain?" tanya Langit balik

"Huftt susah ya emang ngomong sama langit" ucap Bianca kesal

"Lah nama ku kan memang langit" monolog nya

"Udah lah lang, kamu balik ke bangku teka aja" ucap Bianca lagi

"Terserah mu aja ca, aku mau ke kelas udah mau bel" ucap Langit lalu berjalan menuju kelas nya di ikuti oleh Bianca dengan wajah kesal nya.

***


Akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu, murid-murid tiba juga. Bel istirahat berbunyi, semua murid mulai beraksi, ada yang sibuk dengan pelajaran tadi wah murid teladan ya pasti nya?, ada juga yang sibuk dengan perut nya yang sudah sangat lapar, contoh nya saja Senja ia dari tadi tengah menanti jam istirahat tiba karena jujur saja ia sangat lapar, padahal tadi ia sarapan. Entahlah memang perut nya sedang butuh asupan saat ini.
Disinilah mereka sekarang ...
Di Kantin, tempat dimana semua murid ah bahkan guru juga lebih tepat nya penghuni sekolah ini akan memenuhkan tenaga nya untuk melanjutkan pembelajaran selanjut nya.
Di hadapan Senja saat ini sudah ada Bianca, mereka bertiga dengan Cecil tambahan nya.
Cecil menatap mereka berdua bingung 'ini kenapa jadi diem-dieman gini ya?' ucap nya dalam hati, akhirnya ia berdehem pelan namun itu berhasil mengalihkan fokus mereka.

"Kalian kok jadi diem-dieman gini? canggung tau'' ucap Cecil

Merasa tak enak hati Bianca menjawab mendahului Senja, katanya...

"Ah maaf ya ce kamu jadi canggung, tapi jujur bukan kamu aja aku juga hehehe" sambil tersenyum kikuk menatap netra milik Senja yang kini kelihatan tidak suka padanya.

"Apa-apaan ini?! Kemaren Langit sekarang Cecil. Wah bener-bener ya bikin darting aja. Mana si cecil langsung sok deket banget ke dia" itu kira-kira isi hati milik Senja yang belum mampu ia lontarkan, astaga dramatis sekali ya?.

"O-oh kenapa kalian canggung. Hey aku makan nya nasi bukan orang" jawab Senja, bisa ia lihat Bianca dan Cecil sedikit tergelak mendengar jawaban yang ia lontarkan.

"Baiklah Senja ku tercantik" balas Cecil tak kalah dramatis nya, lalu ia melanjutkan perkataan nya...

"Omong-omong Langit mana ca?" tanya Cecil

"Oh dia, lagi di kelas keliatan nya tadi dia agak sakit deh" jawab Bianca lalu melirik wajah Senja yang kelihatan sedikit khawatir? Bianca yakin jika Senja menyukai Langit.

"Sakit?! Kok bisa, gimana ceritanya si?" pancing Cecil

"Semalam dia tidur larut katanya, karena memikirkan sesuatu" jawab Bianca

"Kamu ngga mau ngeliat Langit dulu ja?" tanya Cecil

"A-aku... Ngga deh, nanti waktu pulang sekolah aja" jawab Senja

"Yaudah deh ayo balik ke kelas, udah mau bel" ajak Bianca

"Oke, see u pulang sekolah ya!" ucap Cecil

Saat Senja sudah bersama Cecil berdua saja, Senja mulai membuka suara nya.

"Apaan banget kan, aanxhdhwhs geram deh" gumam nya kesal

"Apasi ja, mood mu belakangan ini naik-turun mulu perasaan. Kamu lagi dapat kah?" tanya Cecil

"Bukan itu cel, aiiih kamu juga LEMOT BANGET SI" ucap Senja lalu masuk ke kelas dan duduk di bangku nya.

Masih ada kurang lebih 5 menit lagi sebelum pembelajaran selanjut nya di mulai, Senja lagi-lagi memikirkan ucapan Bianca saat di kantin tadi.

"Semalam dia tidur larut katanya, karena memikirkan sesuatu"
"Emang siapa yang dia pikirkan?, apa karena aku kemarin pergi gitu aja? Jangan-jangan dia ngeliat aku yang sengaja pergi ninggalin dia?! Wah gawat ini gawat banget kalo bener. Astaga kemaren masalah selesai satu ini muncul lagi. Apa iya cinta pertama sesulit ini? Kalau iya mending ngerjain soal mtk dari pada nge hadapin posisi ini" ucap Senja dalam hati nya lagi.
Ia masih sibuk dengan pikiran nya, sampai seorang guru yang masuk mengalihkan pikiran nya. Pembelajaran di mulai, ah kenapa tadi Senja harus bilang mending ngerjain mtk?! Lihat saat ini guru yang masuk adalah Mata Pelajaran mtk.

"Heran banget, ini takdir lagi kemusuhan nya sama aku? Kok jelek banget si takdir ku hari ini. Mamaaa help meee!" ucap Senja lagi-lagi dalam hati nya, jujur rasa nya mau nangis saja masa iya beneran ngerjain mtk? Tadi kan bercanda saja. Benar-benar dunia tidak berpihak pada Senja belakangan ini, apa ini karena ia melupakan kembaran nya? Namun apa hubungan nya hal ini dengan sang senja?.

***

Tbc.

<haii! liat Senja kasian banget ya dunia lagi ngga berpihak pada dia wkwk. kalian pernah gini juga kah? btw selamat pagii!! have a nice day dear 💗>

-vio

Sang Pecinta Hujan| •taennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang