6

235 40 8
                                    

Di sofa panjang di dalam kamar Yibo di rawat, Sean duduk berdampingan dengan Dylan, sambil menikmati hot Chocolat mereka. Sementara Yibo tertidur pulas karena efek obat nya.

"Boleh ku tau apa yang suka dari Yibo?" Tanya Dylan, yang memang menahan pertanyaan ini.
Sean terdiam, sampai Dylan menoleh kan badan nya ke Sean.
"Sean..."

"Ehm.. sebenarnya gue tidak tau, gue hanya merasa ingin selalu berlari dan memeluknya, itu saja"
Jawab Sean

"Dylan, bagaimana dulu Yibo dengan mantannya? Dia bilang dia sering berpacaran, tapi kenapa gue tidak percaya ya"

Dylan tersenyum kecil sebelum mulai bercerita. "Dia tidak bohong, memang dia jarang sekali jadi jomblo, tapi ya masa pacaran dengan semua mantan nya tidak pernah lama, Ehmm mungkin yang paling lama 3 Minggu"
"Yibo mudah sekali ilfeel, jika pacar nya berbuat satu kesalahan saja, pasti langsung dia putuskan"

Mulut dan mata Sean terbuka lebar mendengar nya. "Apakah aku akan bernasip sama?" Tanya Sean dengan gusar.

"Aku tidak tau, mungkin akan berbeda..
Karena yang aku tahu kau bukan type nya sama sekali" ucap Dylan.

"Gue type seperti apa menurut Yibo?" Tanya Sean
Dylan pun ragu untuk menjawabnya.
"Ayolah cerita saja, gue gak apa-apa kok" bujuk Sean
Dylan tidak berani menatap mata Sean saat menjawab ini "kau sedikit manja, kau tidak punya kesibukan yang ehmm.. penting, kau mungkin agak sedikit cranky"
Dylan waspada melihat respon Sean.

"Ah jadi gue pengangguran yang manja dan tukang ngambek" Sean mengangguk.

"Hei aku tidak bicara seperti itu" protes Dylan karena takut menyinggung Sean.
"kau sangat cantik, manis, menggemaskan, membuat mood selalu bagus dan apapun yang ada di dirimu menyenangkan" ucap Dylan.

"Yibo juga bilang begitu?" Tanya Sean
"Ah tidak, itu menurut ku..karena itu aku menyukai mu .. sangat menyukai mu" pengakuan Dylan yang membuat Sean menjadi kikuk.

Dylan menggenggam tangan Sean,
"Tapi kau sudah memilih nya, aku menghargai itu, tapi jikalau kau bersedih ... Kau juga bisa lari dan memeluk ku Sean" ucap Dylan yang langsung membisukan suasana.

.....
.....

Keesokan harinya Yibo terbangun, merasa badan nya sedikit sudah lebih baik.
Yibo melihat Sean masih tertidur di sofa bed.
Yibo hanya diam menikmati melihat wajah kekasihnya yang masih terlelap.

"Sudah bangun?" Dylan memasuki ruangan bersama suster dan dokter yang menangani Yibo.
Dokter dan suster mulai memeriksa Yibo.
"Tuan Yibo, kamu boleh melanjutkan istirahat mu dirumah, tetapi istirahat yang serius ya" ucap Dokter periksa.
"Ya, terima kasih" jawab Yibo
"Jangan lupa berikan obat xxxx untuk Yibo" perintah Dylan kepada dokter periksa.

"Apakah obat itu akan membuat ku mati" tanya Yibo sambil melihat Dylan.
Jelas karena Yibo tahu Dylan pasti sedikit mendendam padanya.

Dylan tersenyum sambil memegang pundak Yibo "kalau elo menyakiti Sean, gue baru akan kasih obat mematikan" lalu Dylan dan Yibo tertawa.

"Gue akan mandi dulu" ucap Yibo
"Ehmm suster akan membantu elo" jawab Dylan, tapi Suara Sean mulai terdengar
"Hah? Kau mau mandi, aku akan memandikannya mu" ucap Sean dengan mata dan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul sambil mengucek mata nya.

Dylan berbisik ke Yibo "enak sekali hidupmu brengsek"
akhirnya mereka bertiga meninggalkan kamar rawat Yibo.

"Tolong ambilkan pakaian dan perlengkapannya mandi ku saja Sean" pinta Yibo yang langsung di kerjakan Sean.

4 prince caught the rabbitWhere stories live. Discover now