20{END}

7.8K 375 11
                                    

5 hari telah berlalu,namun erlan tak menampakkan tanda²ia akan sadar dari tidur panjangnya.
Lukman dan Bagas masih setia menemani sibungsu mereka yang sedang tertidur lelap dengan berbagai alat rumah sakit yang menempel ditubuhnya.
Tubuh itu semakin lama semakin terlihat kurus,pipi yang dulu berisi itu kini telah tirus,wajah yang dulu ceria itu sekarang hanya diam dan pucat.

"Kamu kapan bangun sih dek?Abang mau minta maaf kalau selama ini Abang nggak pernah merhatiin kamu,selalu bentak²kamu,Abang kangen kamu dek"ujar Bagas sembari memegang tangan erlan yang terbebas dari infus.

Sementara itu di bawah alam sadar erlan..
"Erlan"

"Mama"erlan tersenyum hangat saat seseorang yang selalu ia rindukan itu memanggil namanya.

"Apakah erlan sayang papa dan Abang,hmm?"novia bertanya sambil mengelus surai hitam erlan.

"Tentu ma,aku menyayangi mereka selalu"jawab erlan dengan senyuman yg tak pernah luntur.

"Kalau begitu, kembalilah kepada mereka.
Lihat lah itu,papa dan Abang sedang menunggu erlan"ujar  novia

"Tapi erlan ingin ikut mama,apa mama tau?setiap hari erlan merindukan mama,erlan berharap mama selalu disisi erlan seperti sekarang ini,erlan sayang papa dan Abang,maka dari itu erlan tak mau membuat mereka susah jika erlan kembali nanti"jawab erlan dengan kepala tertunduk.

Novia yg melihat itu merasakan apa yang dirasakan oleh putra bungsu nya tersebut,dengan penuh kasih sayang ia memeluk erat erlan dan mengecup singkat keningnya.

"Jika erlan ingin bersama mama,maka berpamitan lah kepada papa dan Abang"ujar Vania dengan senyum yg begitu tulus.

"Bagaimana cara nya ma?"tanya erlan polos.

"Apakah erlan melihat cahaya terang itu? pergilah dan ikuti cahaya itu,ia akan membawa erlan kembali.
Jika erlan sudah berpamitan nanti mama akan menjemput erlan"ujar Novia dan mngelus Surai hitam anaknya itu.

"Baiklah ma,erlan akan kesana.
Mama janji ya bakalan jemput erlan"ucap erlan lalu ia segera berjalan menuju kearah cahaya itu dan seketika cahaya tersebut hilang bersamaan dengan erlan yg telah kembali ke dunianya yg nyata.
.
.
.
.
"Kapan Lo mau bangun?gue kangen sama Lo,udah sebulan Lo cuma tidur,Lo nggak capek apa??bangun dong,jangan buat gue sama papa ngerasa bersalah banget"Bagas berujar sambil menggenggam tangan erlan yg terbebas dari infus.

Tiba²jari tangan erlan bergerak sedikit demi sedikit,hal itu membuat kaget Bagas,dengan segera ia memencet tombol merah yang berada di samping brankar erlan.
ia sangat bahagia melihat erlan akan sadar.

Cklek

Pintu ruang rawat erlan terbuka menampilkan dr.alex dan beberapa suster.
Tanpa dikomando Bagas keluar dari ruangan erlan guna memberi ruang untuk Alex memeriksa erlan.

10 menit telah berlalu,Alex keluar dari ruangan erlan,ia segera menghampiri Bagas dan Lukman.
Ia mengucapkan selamat karena erlan sudah mulai merespon dengan baik,setelah itu ia pun kembali kerja karena banyak pasien yg harus ia periksa.
Bagas dan Lukman yang mendengar itu tentunya sangat bahagia,karena mereka sudah lama menunggu erlan untuk terbangun dari tidur panjangnya.

Cklek

Pintu itu terbuka,erlan menoleh dan dapat ia lihat Abang dan papa nya berjalan menuju kearahnya sambil tersenyum hangat.

"Akhirnya Lo sadar juga"ujar Bagas.

"Lo haus?"sambung Bagas lagi dan erlan mengangguk atas pertanyaan abangnya itu.

Bagas mengambil air yang terletak di atas meja samping brankar erlan lalu dengan hati²ia membantu erlan minum.
Erlan meminum air itu sampai setengah gelas,jujur ia sangat haus, tenggorokan nya begitu kering.

"Udah?"Bagas berujar sambil mengelap air yang mengenai baju dagu erlan dan lagi²sang empu hanya mampu mengangguk menjawab pertanyaan Bagas.

Lukman??
Ia sangat bahagia melihat interaksi kedua anaknya itu, sebenarnya ia sangat ingin melihat itu sejak dulu,tetapi ego mereka berhasil mengalahkan semua rasa yang mereka punya.

"Akhhh"teriak erlan ketika ia merasakan sakit di bagian perutnya.
Bagas dan Lukman yang mendengar itu panik dan sangat khawatir.

"Lan Lo kenapa lan?lan lihat gue"ujar Bagas, sementara Lukman hanya diam membiarkan Bagas melakukan semuanya.

"Gu...e enggak apa-apa kok bang,gu..e mau istirahat aja"ujar erlan sedikit terbata,ia sebenarnya sekarang sedang menahan sakit di perutnya,namun ia tak mau membuat Abang dan papa nya terus menerus khawatir.

"Sorry bang,mungkin gue bakalan menyerah dengan semua ini,gue harap saat gue pergi nanti Lo sama papa bisa bahagia"batin erlan.

"Ok,Lo istirahat sekarang biar Lo cepat sembuh"ujar Bagas sambil tersenyum,erlan yang melihat senyum Bagas saat bahagia karena ini pertama kalinya ia melihat Abang nya terseyum.

"Er..lann ma...u di..peluk..sa...ma..aba...ng"erlan berkata dengan terbata karena sejujurnya ia tak mampu lagi menahan rasa sakit yang diperutnya,Bagas yang melihat adiknya itu agak khawatir karena sejak erlan terbangun ia merasa ada yang berbeda dengan erlan.

Grepp

Tak ingin membuat erlan menunggu lama,Bagas dengan segera memeluk erlan erat seakan-akan ia takut kehilangan adik nya yang selama ini ia benci.

"Ma...kasih...ba..ng...er..lan..har..ap..aba..Ng,ba..hhhh..agia"ujar erlan terkahir kalinya dan setelah itu mata yang indah itu tertutup dengan sempurna,tak ada lagi detak jantung yang terdengar.

Tittt......

Mesin EKG itu menunjukkan garis lurus dan mengeluarkan suara yang begitu nyaring.
Bagas dan Lukman kaget,dengan cepat Bagas melepaskan pelukannya dan ia melihat erlan sudah tidur dengan tenang.
Runtuh sudah pertahanan Lukman sejak tadi,kini anak yang ia benci,anak yang selalu memberikan dirinya senyuman telah tiada.
Tanpa diminta cairan bening itu turun dengan deras dan sekarang rasa penyesalan dirinya bertambah besar.

"ERLAN BANGUN LO,GUE BILANG BANGUN,LO BUDEK HA?? BANGUNN"teriak Bagas histeris sambil mengguncang kan tubuh erlan,namun semua itu hanya sia²karena adiknya itu telah tidur dengan damai.

"Maafkan papaa sayang"batin Lukman.



Haiii erlan up lagi🎉
Semoga kalian suka ya🤗
Maafkan typo yang masih bertebaran🥲
Author juga mau ngucapin
"Minal aidzin wal Faidzin mohon maaf lahir dan batin ya 🙏🤗"
Maaf agak telat yak😁

ERLAN||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang