Bagian pertama «Redup

16 5 2
                                    

Malam semakin larut,udara dingin mulai menusuk tulang, namun dua pasangan yang sedang duduk berdua di taman belakang ini masih saja berbincang hangat. Nayara menatap laki-laki disampingnya yang asik menatap langit dengan rasa sayang yang begitu dalam.

Dia sangat menyayanginya. Laki-laki yang berhasil membuatnya jatuh cinta setiap harinya. Galen yang merasa dirinya terus ditatap,mengalihkan pandangannya pada Nayara.

" Kenapa? " tanyanya.

" Enggak papa" jawab Nayara bohong.

Galen tersenyum, lalu mengacak puncak rambut Nayara dan memeluknya. Nayara merasa dirinya sangat dicintai oleh Galen. Mereka berdua seperti dua pasangan yang sudah ditakdirkan bersama oleh Tuhan.

" Al " panggil Nayara dengan panggilan yang biasa dia gunakan untuk memanggil Galen.
Galen dengan tetap tersenyum menaikkan satu alisnya tanda bertanya.

" Kamu itu seperti Matahari tau gak" ucap Nayara, wajahnya tersenyum mengingat masa-masa mereka bersama. Galen masih setia mendengar kelanjutan dari Nayara.

" Dunia ku yang abu-abu kamu sinari dengan kebahagian"
" dan aku sendiri seperti bulan Al, yang meredup tanpa Matahari"

" Bulan juga bisa menyinari dirinya sendiri Nay, tanpa aku pun kamu bisa bersinar" ucap Galen.

" Enggak Al, kamu salah, aku terus meredup tanpa kamu"
Galen tersenyum, dia menatap lekat mata biru milik gadis cantik didepannya itu.

"Siapa bilang kamu sendiri, aku selalu menemanimu Nay"
Nayara mulai meneteskan air matanya. Dia tidak sanggup menahan bendungan air matanya. Galen pun mengusap pipi Nayara yang basah, lalu mendekapnya dengan erat.
Pelukan itu semakin lama mulai merenggang, tangan Nayara yang memeluk erat galen pun seperti kosong. Tangisan Nayara semakin pecah.

-------------------

" Nay bangun!" Felita menepuk bagian tubuh Nayara sedikit keras, agar Nayara bangun dari tidurnya. Felita tau kehilangan seseorang membuatnya frustasi. Dia sebagai sahabat hanya bisa menenangkannya.

Nayara terbangun. Wajahnya terlihat sangat lelah dan tercetak garis coklat dibawah matanya. Dia menoleh kearah Felita dan langsung memeluknya. Sudah 3 hari ini dirinya mengurung diri dikamar. Kehilangan membuatnya hancur.

Felita sahabat Nayara menginap dirumahnya karena takut terjadi sesuatu kepada Nayara. Dia juga sedikit membantu pekerjaan rumah Nayara yang jika tidak diurus akan sangat berantakan. Keadaan kamar Nayara sudah sedikit rapi karenanya.

Hari sudah pagi. Setelah membujuknya mandi, Felita membujuk Nayara keluar dari kamar, dan untung saja Nayara mau. Felita sudah memasakkan makanan untuk Nayara. Tubuhnya makin kurus tidak terawat.
Felita menyuruh Nayara untuk duduk di kursi meja makan. Nayara menunduk tidak bersemangat sama sekali. jika dia melihat kearah sekeliling, dia akan teringat padanya. Felita menatap Nayara kasihan. Dia mengambil makanannya dan milik Nayara di dapur, lalu duduk di kursi depan Nayara.

"Nay dimakan" ucap Felita yang hanya dijawab gelengan oleh Nayara. Felita mendenguskan nafasnya dengan berat, setelah itu mengambil makanan Nayara untuk menyuapinya.

"Nay udah gede, lu gua suapin loh" dia mencoba mencairkan suasana dengan menjulurkan sendok berisi makanan untuk menyuapinya. Namun yang terjadi Nayara menolak suapan dari Felita.

" Nay, kasianin tubuh lo" felita sedikit kesal karena sudah 3 hari ini tidak ada nutrisi yang masuk ditubuh Nayara. Nayara tidak bergeming dia masih saja menunduk. Felita bangun dari kursinya lalu menyentuh tubuh Nayara. Dan alangkah terkejutnya Felita dan refleks menangkap tubuh Nayara yang lemas di peluknya.

Felita panik dan menyenderkan kembali tubuh Nayara dikursi, dia tidak bisa membopongnya karena dia hanya sendiri disana, lalu dia mengambil handphone yang berada di tasnya untuk menelpon rumah sakit.

Bersambung.....

************************
Yeay, aku bikin judul baru setelah SCHOOL TERROR, sekali-sekali coba yang romance:D. Moga kalian nikmatin cerpen ini

Salam
ClearaShy_

The Rise Moon and SunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang