"Tunggu, pak!" Teriak seorang siswa yang lari terengah-engah menghentikan satpam yang sedang menutup gerbang sekolah. Ia sengaja mengambil jalan memutar yang melewati kanti agar tidak berpapasan dengan para guru karena takut dimarahi telat masuk kelas. Di kantin, terlihat dua orang siswa yang tidak lain ialah sahabatnya. Terlintas dipikirannya untuk mengagetkan kedua sahabatnya itu. "Hei, kalian tidak dengar bel sudah berbunyi. Cepat, masuk ke dalam kelas!" Lantas keduanya terkejut, bergegas ingin berlari. Namun, mendengar tawa sahabat mereka yang diketahui bernama Fachry itu, mereka sadar bahwa ini ulahnya. "Kurang ajar lo, ya!" teriak keduanya, geram.
Seolah tahu isi pikiran Fachry yang mengernyitkan alis, sahabatnya yang dikenal dengan nama Asraf berseru, "Iya, kita mau bolos, emang kenapa? Males tau masuk kelas, pelajaran Bahasa Indonesia, sih. Ngebosenin." Siswa yang disebelah Asraf dengan tubuh lebih pendek bernama Zafran menyahut setuju. Kemudian, tiba-tiba seorang guru berteriak, "Kenapa kalian di sana? Cepat masuk ke dalam kelas! Saya hitung sampai tiga. Satu ...!" Sontak, mereka berhamburan, lari menuju kelas.
Pada akhirnya, mereka mengikuti kelas Bahasa Indonesia dengan terpaksa. Tentu saja, tidak akan memperhatikan guru yang sedang menerangkan pelajaran. Mereka malah sibuk sendiri. Hingga tidak terasa jam pelajaran telah usai. "Lo mau kemana, Ry?" tanya Zafran. "Ke kantinlah, emang kemana lagi? Ke perpus? Ngaco! Hahaha." Fachry terburu-buru, meninggalkan kedua sahibnya. Tampak senyuman Zafran melebar, menahan tawa. Ia menyadari tujuan Fachry sebenarnya ialah ke toilet.
"Woi, Zaf. Lo mau gua tinggal? Gua mau ke kantin, nih. Ikut, gak?" Asraf berteriak dari pintu kelas, kursi mereka memang berada di paling belakang sehingga perlu berteriak agar terdengar. Pada waktu yang sama, Fachry menabrak seorang siswi di koridor."Aduh, lo enggak apa-apa?" tanya Fachry."Sorry, gua buru-buru." Lalu, ia lanjut berlari karena tidak tahan lagi.
Di dalam toilet, Fachry tersenyum sendiri, melihat tampangnya dalam cermin. "Ternyata gua memang cakep dah." gumamnya. Lalu, ia membasuh tangan, wajah, dan tentu merapikan rambut. Ia heran, siapa gadis yang telah ditabraknya tadi, belum pernah berjumpa sebelumnya. Bel masuk berbunyi. "Lah? Kok cepet amat sih. Perasaan baru aja bel istirahat. Mana pelajaran matematika pula, gurunya galak." Ia tidak sadar bahwa hajatnya itu menghabiska waktu 20 menit.
Di tengah perjalanan menuju kelas, ia tidak memperhatikan sekitar sehingga Fachry menabrak siswi yang sama untuk kedua kalinya. "Lo lagi? Ini yang salah siapa, sih? Gua atau lo yang jalan gak liat-liat. Coba minggir, gua buru-buru!" ujar Fachry dengan nada yang sedikit tinggi. Siswi itu tidak banyak berkata-kata hanya meminta maaf.
Di kelas yang berbeda. "Anak-anak, hari ini kita kedatangan siswi baru. Ia diharuskan pidah ke SMA Cakrabuana karena pekerjaan orang tuanya. Silakan masuk dan perkenalkan dirimu." Kelas ini letaknya di sebelah kelas Fachry. Seorang siswi masuk ke dalam kelas. "Selamat siang teman-teman. Perkenalkan nama saya Khifara Sholehah. Salam kenal semuanya. Semoga kalian dapat menerima saya dengan baik di kelas ini". Ternyata dia yang telah ditabrak oleh Fachry.
...
Bel pulang telah berbunyi. Fara berencana hendak langsung pulang. Namun, siswi lain mendekatinya. "Hai Far, gua Afifa, dan dia April. Salam kenal, ya." Fara hanya mengangguk. "Gimana kalau kita keliling sekolah, sambil cuci ma ... Au." April menginjak kaki Afifa.
"Apa, sih? Sakit tau! Cuma mau liat cowok-cowok bening juga," gumam Afifa. April berbisik kepada Afifa,"Kalo genit gak usah ditunjukin ke orang baru kali.""Hehehe, maaf, ya. Maksud Afifa itu, keliling-keliling sembari memperkenalkan lingkungan sekolah ke kamu, gitu."
...
"Pengumuman-pengumuman! Fachry lagi main basket, tuh," teriak seseorang. Seketika, semua siswi yang masih berada di sekolah berlari ke lapangan ingin menyaksikan Fachry yang sedang bermain basket.
"Denger gak tuh, Pril. Fachry lagi main basket. Ayok, cepetan kita ke sana," ujar Afifa. Fara bingung siapa Fachry dan bertanya,"Fachry? Fachry itu siapa?" Afifa menjawab," Nanti kamu bakal tahu sendiri, pokoknya dia cowok ganteng." Ketiganya bergegas menuju lapangan basket. Sampai di sana, terlihat pemuda yang telah mereka perbincangkan, menarik simpati para siswi, termasuk Afifa dan April. Dengan tubuh atletis nan memukaunya itu, siapa yang tidak akan terpesona. Langsung saja, Fara menyadari bahwa laki-laki itu yang telah menabraknya berulang kali. Jika tidak salah, Fachry namanya. Ah, Fara tidak tahu mengapa laki-laki berwajah dingin itu sangat dikagumi. Tidak ada yang istimewa, biasa saja. Tidak menarik di matanya.
Di tengah kerumunan itu, tampak seseorang yang lebih antusias dari pada yang lain. Sementara, siswi-siswi di sekitarnya memperhatikan dengan tatapan sinis, ekspresi tidak suka.
(to be continued)
Assalamualaikum wr.wb.
Hallo semuanya! Masih ingat dengan cerita Take me to Jannah yang diubah menjadi Setapak menuju Jannah karyaku. Iya, cerita itu aku batalkan publikasi karena terkesan monoton dan susah untuk melanjutkannya.
Oh iya, nama tokoh di cerita baru ini sama kayak cerita Setapak menuju Jannah hanya ditambah beberapa tokoh baru yang mungkin akan mengubah jalan cerita.
Terima kasih yang udah baca cerita ini ya! Jazakallah Khair.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya!
Vote, comment and share. See you!Salam hangat dari author,
Bangvins
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks, Fara!
Teen Fiction[ON GOING] Kisah ini bukan tentang Fachry atau Fara, kisah ini menceritakan tentang perubahan yang dialami Fachry saat kenal dengan Fara. Bagaimana perjuangannya yang begitu besar untuk mengubah kebiasaan dan gaya hidupnya. Kisah ini juga menjelask...