Di pagi hari, terlihat seorang gadis yang masih tertidur pulas di kasur empuknya. Tiba-tiba....
BRAK
"Astaga anak itu belum bangun juga!" kesal seseorang yang mendobrak pintu kamar gadis yang masih tertidur tadi.
"Bangun sialan!"
BRUK
"AAKHH!!" pekik gadis itu. Orang yang membuka pintu tadi mendorong gadis itu hingga ia jatuh ke lantai.
"Bangun Gita! Kamu mau ngampus, cepat!! Pulang dari kampus kerja cari duit!" kata Park Chaeyoung atau Rose.
"Tu-tunggu bi, sakit" lirih Gita sambil mengusap bokongnya yang mencium lantai tadi.
"Alasan!"
"Akhh bi lepas, sakit!" Gita menjerit kala rambutnya ditarik oleh Rose. Mau tak mau ia berdiri, lalu Rose menyeret Gita ke kamar mandi dengan kasar, tak peduli Gita menjerit kesakitan.
"Cepat mandi sana, muak bibi melihat wajahmu setiap pagi!"
BRAK
Rose menutup pintu kamar mandi Gita dengan kuat sehingga membuat Gita terlonjak kaget.
"Hiks.... Kenapa hidupku begini"
Gita menangisi nasibnya. Setiap pagi pasti di bangunkan seperti ini, tidak ada sambutan yang lembut.
Dia telah hidup bersama bibi dan pamannya dari umur 5 tahun. Bibinya berkata orang tuanya sudah meninggal karena kecelakaan.
"Ya Allah, sakit hiks.... Mama, papa" racu Gita. Lalu ia mulai mandi sambil menangis.
•••••
Kini Gita telah berada di kampusnya. Kampus Wanna One, kampus ini adalah Kampus untuk mahasiswa yang kaya raya, fasilitasnya pun mewah. Walau banyak anak-anak orang kaya, tapi masih ada murid yang kurang mampu, murid-murid yang kurang mampu itu hanya mendapatkan beasiswa, makanya bisa masuk ke kampus utama ini.
Contohnya Gita, ia begitu pintar, jadi ketika dia mendapatkan beasiswa di kampus ternama itu, ia langsung menerimanya tanpa ragu-ragu. Banyak sekali mahasiswa pintar di kampus itu.
Saat ini Gita berjalan di koridor menuju ke ruang kelasnya.
"Aakhh!!" Gita memekik ketika ia dengan malunya jatuh di lantai koridor yang banyak murid. Lututnya benar-benar sakit, ia meringis pelan. Ada kaki yang menahan kakinya untuk melangkah, ia tau kelakuan siapa ini.
"Ohhh.... Kasihan sekali. Sakit ya? Ututu"
Lalu terdengar suara tawa. Gita mendongak, ia mendapatkan 3 mahasiswi dan 1 mahasiswa. Ia menghela nafas pelan dan berdiri.
Dia tidak mau berurusan sama primadona kampus jurusan Desain ini. Dia ingin hidup tenang di sekolah ini.
"Kacamata lu ganti ya? Oh lihat dia semakin jelek" Park Jihyo, cewek yang membuat Gita jatuh tadi. Ia terkekeh pelan menatap Gita dengan tatapan mengejek.
"Dan lihat.... Wajahnya sungguh kusam, terlihat seperti pengemis di jalanan" Zhou Tzuyu ikut menimpali sambil tertawa dan diikuti oleh ketiga temannya.
Gita sama sekali tidak menghiraukan ejekan kedua orang itu. Ini adalah makanan sehari-hari dia di kampus ini.
Ejekan, perkataan menyakitkan dan selalu di bully oleh Park Jihyo, Chou Tzuyu, Lim Nayoung dan Lee Haechan.
Apa karena dirinya yang culun ini sehingga ia terus-terusan dibully oleh mereka?
Gadis mungil itu terlonjak kaget saat cairan dingin membasahi tubuhnya. Ia menatap keempat mahasiswa itu dengan muka melasnya. "Sunbae, tolong berhenti. Bajuku basah" pintanya.
"Lalu, emang gua peduli gitu?" Jihyo tertawa terbahak-bahak, lalu ia melempar botol plastik itu ke hadapan Gita dan pergi begitu saja diikuti oleh Tzuyu, Nayoung dan Haechan.
Gita menghela nafas pelan, berusaha untuk menenangkan dirinya sendiri. Bajunya basah kuyup saat ini, tapi untungnya yang di dalamnya tidak basah.
Mahasiswa di koridor itu melihat Gita dengan iba dan ada juga yang acuh tidak peduli.
"Gita! Astaga lo di bully lagi?"
Perkataan seseorang membuat Gita menoleh ke sumber suara, ia tersenyum melihat Daehwi berlari ke arahnya. "Enggak papa kok Hwi, gua baik-baik aja"
"Seharusnya lo ngelawan mereka. Mereka itu udah benar-benar keterlaluan" ucap Daehwi dengan kesal.
"Mereka kan sangat berkuasa di fakultas dan kampus ini, ayahnya sangat kaya. Jika gua melawan, itu sama aja gua cari mati"
Daehwi menghela nafas. "Ya udah, lo bawa baju ganti?"
Gita mengangguk. "Bawa"
"Ayo ganti baju lo, nanti sakit"
Lalu mereka berdua berjalan ke wc untuk Gita berganti baju sebelum masuk kelas.
•••••
"Lo kenapa gak beri tau wajah cantik lo aja sih?" tanya Daehwi. Mereka sekarang berada di cafe yang di samping jurusan mereka.
Gita memutar matanya malas mendengar gerutu dari sahabat kecilnya ini. Ia meneguk cairan berwarna ungu itu, rasa blueberry itu mengalir di tenggorokannya.
"Gua hanya gak mau wajah cantik gua di umbar. Gua dari SMA udah culun dan pendiam kek gini, dan juga kata miskin itu udah tertera di gua" kata Gita. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi cafe.
"Sialan! Mereka nggak tau aja pesona dari Jung Gita ini. Seberapa cantik dan manisnya lo ketika ber make up maupun enggak, pasti cowok-cowok di sana bertekuk lutut pada lo"
Gita setiap ke kampus akan bermake up seperti culun. Jadi itu juga alasan dia dibully.
"Bodo amat, gua gak peduli sama mereka. Jangan membahas empat sampah itu, mereka membuat mood gua hancur"
Gadis itu bedecak kesal. Kalo saja tadi pagi dia tidak bisa menahan emosinya, sudah ia cakar wajah empat orang itu.
"Oke oke santai. Oh iya jam berapa lo mau kerja?" tanya Daehwi.
Gita melihat jam tangan di tangannya. "Setengah jam lagi gue masuk kerja"
"Asiyap"
.
.
.
.
.Tbc
Tolong jangan menghujat di real, kalian bisa menghujat di sini saja.
Ngerti kan mksd ku?Jangan lupa vote dan komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Daddy [Kang Daniel]
Short Story[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA DAN PASTIKAN VOTE DAN KOMEN JUGA YA] Tidak ada unsur 18+ atau 20+ Ada sedikit umpatan dan kata kasar. Jadi, harap bijak dalam membaca. ••••• Gimana jadinya kamu yang awalnya iseng mau mencari sugar Daddy, tiba-tiba sese...